Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Farrel Feriansyah

PERAN AKAL DAN KEBEBASAN BERTINDAK DALAM FILSAFAT KETUHANAN MU’TAZILAH

Agama | Thursday, 23 Dec 2021, 14:58 WIB

Mu’tazilah adalah nama sebuah aliran teologi dalam Islam, di samping berbagai aliran teologi lainnya, seperti Syi’ah, Khawarij, Murji’ah, Qadariah, Jabariah, dan Ahlussunnah wal Jama’ah. Aliran-aliran ini muncul sejak periode awal sejarah Islam. Sejarah munculnya aliran ini sebagiannya dilatari oleh faktor politik, seperti Syi’ah dan Khawarij. Namun sebagian lagi karena permasalahan tentang orang yang melakukan dosa besar dan tidak melakukan taubat sampai kematiannya, apakah masih tergolong beriman atau sudah kafir, serta rumusan tentang perbedaan antara beriman, fasiq dan kafir, seperti Murji’ah, Ahlussunnah wal Jama’ah, dan Mu’tazilah itu sendiri. Sebagian lagi disebabkan oleh permasalahan kemampuan dan kebebasan manusia dalam menentukan perbuatannya, seperti Jabariah dan Qadariah. Dari permasalahan-permasalahan ini maka berkembang kepada masalah-masalah teologi lainnya, bahkan dalam bidang hukum.

Dari berbagai permasalahan di atas, kemudian wacana teologis menjadi wacana sentral dalam perbincangan mengenai agama dan kepercayaan. Karena aspek teologis merupakan aspek dominan yang sangat menentukan dalam watak dan perilaku keberagamaannya, bahkan lebih jauh dapat memberikan pengaruh pada perilaku individual keseharian atau bahkan pada perilaku suatu komunitas.

Urgensitas aspek teologis dalam keberagamaan ini telah menjadi wacana menarik dan telah banyak menyedot energi umat. Bahkan lebih jauh, telah menjadikan suatu identitas berbeda yang menimbulkan sikap otoriter dan benih persengkataan yang tiada henti di kalangan internal umat Islam. Sejarah telah mencatat, bahwasanya perbedaan aspek teologis ini ternyata telah melahirkan pembunuhan besar-besaran di kalangan umat Islam.

Khusus membahas Mu’tazilah, sejarawan Barat menggolongkan aliran Mu’tazilah sebagai aliran rasionalis. Sementara sejarawan muslim menggolongkannya kepada mutakallimun kufur, karena berpendapat bahwa al-Qur’an adalah makhluk dan manusia memiliki kebebasan berkehendak dan memiliki kekuatan untuk berbuat. Dua hal ini menjadi doktrin Mu’tazilah yang paling kontroversial.

 

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image