Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Salsabil Putri Adelia Febryan

Dua Sisi Netizen Indonesia

Politik | Thursday, 11 May 2023, 13:35 WIB
sumber : https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.viva.co.id%2Fvstory%2Flainnya-vstory%2F1180584-ciri-ciri-netizen-indonesia-kamu-termasuk-yang-mana&psig=AOvVaw3Zk4DBE4K88CGBIZte007K&ust=1683873120320000&source=images&cd=vfe&ved=0CBEQjRxqFwoTCLjmya7S7P4CFQAAAAAdAAAAABAE

Tahun lalu tepatnya pada 2022 netizen Indonesia diramaikan dengan hasil survei yang dilaksanakan oleh Digital Civility Index (DCI). Yang mana pada survei tersebut didapatkan hasil bahwa Indonesia merupakan negara dengan pengguna internet paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Tidak hanya laporan survei dari DCI saja tetapi Microsoft juga melakukan riset mengenai tingkat kesopanan netizen Indonesia. Riset tersebut sudah dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun dengan jumlah responden sebanyak 16.000 dari 32 wilayah yang berbeda. Berdasarkan riset tersebut Indonesia mendapat poin berjumlah 76 poin. Di mana semakin tinggi poin maka tingkat kesopanan semakin buruk. Terdapat tiga faktor yang menjadi pengaruh besar kesopanan netizen Indonesia. Adapun tiga faktor tersebut adalah hoax, ujaran kebencian, dan juga diskriminasi.

Melalui riset dan hasil survei yang dilaporkan tersebut tentu saja muncul protes tak setuju dari netizen Indonesia. Padahal hasil survei tersebut seharusnya dapat dijadikan sebagai pembelajaran agar dapat menggunakan internet lebih bijaksana daripada sebelumnya. Bukti mengenai ketidaksopanan netizen Indonesia dapat dengan mudah ditemukan pada beberapa kolom komentar sosial media selebritas Indonesia. Entah unggahan tersebut berisi hal positif ataupun tidak. Ada saja orang-orang yang memberikan komentar berupa ujaran kebencian atau kata-kata yang mengandung unsur diskriminasi. Tentu ujaran kebencian ataupun diskriminasi tersebut dapat digolongkan menjadi sebuah tindakan cyber bullying. Bahkan lebih parahnya lagi tak sedikit netizen Indonesia yang melakukan sexual harassment melalui sosial media yang mereka gunakan.

Namun bergantinya tahun netizen Indonesia mulai seolah-olah menunjukkan taring mereka. Bagaimana tidak, pada awal tahun 2023. Tepatnya sekitar bulan Februari-Maret Indonesia digegerkan dengan kasus penganiayaan yang dilakukan oleh Mario Dandy kepada korban yang bernama David Ozora. Awalnya kasus ini hanya berupa kasus penganiayaan. Namun, siapa yang menyangka bahwa kasus tersebut akan meluas hingga mengungkap seluk-beluk keburukan yang telah dilakukan oleh pejabat Indonesia. Tentu saja meluasnya kasus tersebut ada campur tangan tak langsung dari kelihaian netizen Indonesia yang dalam sekejap dapat menjadi seorang mata-mata. Berawal dari unggahan di akun sosial media Mario Dandy yang tak jarang berisi kendaraan pribadi yang ia pamerkan. Unggahan-unggahan tersebut tentu membuat tangan netizen Indonesia menjadi gatal untuk mencari sampai akar-akarnya. Yang mana ditemukan bahwa harta pribadi dari ayah Mario Dandy yang merupakan pejabat di Ditjen Pajak Kemenkeu tidak sesuai dengan apa yang ia laporkan. Dan ibarat bom waktu yang semakin cepat untuk meledak.

Perbuatan kriminal yang dilakukan oleh Rafael Alun yaitu ayah dari Mario Dandy pun terungkap mudah. Dan akhirnya ia secara resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Tak hanya kasus Mario Dandy ini saja yang berhasil dikupas oleh netizen. Masih banyak lagi pejabat yang diungkap oleh netizen karena aksi mereka yang sering dianggap memamerkan kemewahan yang mereka miliki. Bahkan KPK berharap awak media dan masyarakat bekerja sama untuk mengungkap aset-aset milik pejabat negara lainnya dan tidak hanya terhenti pada Rafael.

Dari uraian tersebut didapatkan dua sisi bagaimana sikap netizen Indonesia dalam menggunakan sosial media. Dari sisi buruk dan juga sisi baik. Dengan segala hal yang sudah terjadi tersebut diharapkan agar netizen Indonesia dapat menggunakan sosial media yang mereka miliki lebih bijaksana dan lebih hati-hati.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image