Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image M Taufiq Nur Universitas Airlangga

Kemajuan Teknologi Robotik Terhadap Dampak Industri 4.0 pada Sektor Industri Pakaian

Teknologi | Thursday, 11 May 2023, 13:33 WIB

Dalam setiap revolusi industri, penemuan dan teknologi baru berkontribusi pada peningkatan industri dan kehidupan manusia melalui mekanisasi selama Revolusi Industri ke-1, produksi massal dan kelistrikan selama Revolusi ke-2, serta sistem TI dan otomasi selama Revolusi ke-3. Seperti revolusi industri sebelumnya, banyak teknologi telah memungkinkan Revolusi Industri ke-4: robotika, manufaktur cerdas, augmented reality dan virtual, dan kecerdasan buatan, untuk beberapa nama. Fokus dari setiap revolusi industri dalam sejarah bukanlah perkembangan teknologi itu sendiri. Sebaliknya, ini tentang meningkatkan kualitas hidup manusia melalui peningkatan produktivitas, yang dimungkinkan oleh penemuan dan teknologi inovatif.

Digabungkan dengan teknologi pendukung lainnya, seperti kecerdasan buatan, teknologi sensor dan aplikasi robotika melampaui aktivitas produksi volume tinggi yang sederhana. Didukung oleh teknologi canggih ini, manufaktur cerdas, juga dikenal sebagai pabrik pintar, mendorong batasan otomatisasi tradisional lebih jauh lagi. Sebagai sistem yang sepenuhnya terhubung dan fleksibel, manufaktur pintar dapat mengoptimalkan diri sendiri dengan beradaptasi dengan permintaan yang berubah secara real-time dan menjalankan proses produksi dengan intervensi manusia yang minimal dan kemampuan yang tinggi. Ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis data waktu real time dari sistem produksi yang terhubung serta data historis. Manufaktur berbasis data ini lebih efisien dan cepat, menghasilkan lebih sedikit waktu henti untuk produksi (Supriyanto, 2014). Kemampuannya untuk memprediksi dan memperbaiki masalah serta menyesuaikan diri dengan perubahan fasilitas menghasilkan keunggulan kompetitif.

Dalam industri pakaian, kemajuan dalam robotika mulai mengotomatiskan tugas repetitive yaitu menjahit. Dengan sistem mesin, robot penjahit dapat mendeteksi masalah pada kain dan melakukan penyesuaian yang diperlukan. Dengan produksi kaos yang sepenuhnya otomatis, robot penjahit di Tianyuan Garments, produsen utama merek pakaian olahraga seperti Adidas dan Reebok dapat memotong kain dan menjahit kaos dalam waktu sekitar empat menit (Marc Bain, 2017). Dengan 21 lini produksi yang beroperasi penuh, otomasi diperkirakan akan memotong tenaga kerja manual sebesar 90%, menurunkan biaya untuk setiap kaos sehingga harga produksinya lebih murah. Robot juga digunakan untuk meningkatkan produktivitas di gudang. Di gudang fagship Uniqlo, robot telah menggantikan 90% pekerja manusianya. Gap juga mengadopsi sistem robot untuk memilih dan menyortir barang dagangan, dengan rencana untuk melipatgandakan penempatan robotnya menjadi 106 pada musim gugur 2020.

Proses pemantauan secara real time oleh ronbot menghasilkan produk berkualitas yang konsisten. Robotika dan manufaktur cerdas meningkatkan produktivitas dengan mengurangi waktu produksi dan meningkatkan efisiensi manufaktur, serta beradaptasi dengan perubahan permintaan secara real-time (Michelini, 2013). Selain itu, lead time yang lebih pendek dan intervensi manusia yang minimal memungkinkan pabrik ditempatkan lebih dekat dengan konsumen, posisi yang lebih baik untuk menanggapi permintaan mereka yang selalu berubah dengan cepat, yang secara tidak langsung membantu mengurangi inventaris yang tidak terjual, sehingga meningkatkan kelestarian lingkungan.

Pada dasarnya, implementasi robotic dalam manufaktur pakaian dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, yaitu penanganan ruang peniupan, pembersihan sampah tekstil, penanganan kain udara, penanganan pemotongan laser, penangana pelipatan baju, penanganan baju tanpa jaitan, dan inspeksi kain. (Jindal & Kaur, 2021) Penanganan ruang peniupan memiliki arti robot memiliki fungsi untuk meletakan kain dan mengambil kain berdasarkan pada urutan dan jenis kainnya. Ini mempermudah manusia sehingga mereka tidak perlu beraktivitas dan memenuhi gudang barang. Lalu, robot juga sudah bisa digunakan untuk membersihkkan sampah atau kotoran tekstil seperti benang, cairan, dan banyak komponen kimia sehingga lebih bersih dan tertata rapih ruangan tersebut. Dalam penanganan kain, dibutuhkan sejumlah alat dan sensor industry tekstil. Maka dari itu, digunakan sensor ATI Industrial Automation Gamma 30/1 00 FIT. Ini memungkingkan robot untuk bisa menggengam dan melakukan pekerjaan rumit lainnya.

Berkaitan dengan kain, robot juga digunakan untuk membuat kantung udara. Kantung udara menjadi pekerjaan yang rumit sehingga dibutuhkan kemampuan robot dalam melakukan penggabungan manipulasi kain untuk membuat kantung kain. Lalu, robot digunakan untuk memotong kain yang tebal sehingga lebih rapih dan baik. Semenjak robot digunakan untuk membuat rancangan 3d, maka baju juga sedang dikembangkan untuk dibuat tanpa menggunakan pemintalan atau penjaitan. Terakhir, robot juga digunakan untuk melakuka pengecekan terhadap kain. Apabila kain untuk baju rusak atau cacat, maka robot dapat memberikan peringatan dan tanda terhadap kain yang rusak tersebut.

AI juga semakin mendorong keputusan perusahaan dan nilai pelanggan, mulai dari menetapkan harga hingga merekomendasikan produk. Prediksi yang diaktifkan AI juga menginformasikan atau mengotomatiskan berbagai keputusan perusahaan di industri mode mulai dari pemasaran, penetapan harga, dan manajemen inventaris hingga pengembangan produk. Dengan menganalisis data retail real-time pada produk pesaing, harga, dan komunikasi promosi, merek dapat membuat keputusan produk, pemasaran, dan harga yang terinformasi. AI juga dapat membantu menganalisis minat konsumen, tren pembelian, dan menyesuaikan inventaris secara otomatis, berdasarkan permintaan waktu nyata. Berdasarkan spesifikasi garmen mendetail dan atribut gaya, AI dapat merekomendasikan ukuran yang tepat kepada pelanggan. Itu juga dapat merekomendasikan item yang disesuaikan dengan preferensi individu, berdasarkan riwayat pembelian sebelumnya, preferensi pelanggan, dan umpan balik. Selain itu, AI dapat menganalisis atribut item terlaris dan membuat desain baru dengan kemungkinan tertinggi untuk menjadi bestseller berikutnya. Kemampuan AI ini dibangun sendiri atau dialihdayakan ke penyedia layanan B2B (Giri et al., 2019).

Berdasarkan data besar ritel, termasuk jutaan detail spesifikasi dan atribut produk, data penjualan, dan profil pelanggan, perusahaan memungkinkan merek mempersonalisasi halaman produk toko online mereka dan membantu pembeli online menemukan ukuran yang tepat. Selain itu, ini membantu perusahaan pakaian membuat keputusan yang lebih efektif dan akurat di bidang-bidang penting, seperti pemasaran dan penetapan harga, dan secara substansial menurunkan biaya operasional sambil meningkatkan keakuratan prakiraan permintaan. dengan menganalisis sejumlah besar data historis dan real-time pada konsumen dan produk, AI memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan dan menemukan item yang dipersonalisasi untuk masing-masing pelanggan (Pearson, 2019). Selain itu, ini membantu perusahaan pakaian membuat keputusan yang lebih efektif dan akurat di bidang-bidang penting, seperti pemasaran dan penetapan harga, dan secara substansial menurunkan biaya operasional sambil meningkatkan keakuratan prakiraan permintaan.

Berdasarkan pada perkembangan teknologi industry 4.0, terlihat bahwa teknologi ini mendukung produksi dan aspek lain seperti pemasaran pakaian kepada pelanggan. Sebelumnya, produksi pakaian kurang memiliki kepecepatan karena produksinya masih dilakukan manual oleh manusia. Dengan robot, maka dilakukan aktivitas industry atau manufaktur secara cepat. Akan tetapi, dengan AI dan VR dapat membantu untuk memberikan gambaran bagaimana penampilan pakaian yang pelanggan gunakan secara real atau nyata secara fisik. Maka dari itu, teknologi otomatisasi dan digital menunjukan signifikansi dalam industi pakaian.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image