Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image vica syifa

Kecerdasan Buatan dalam Otomasi Kendaraan

Teknologi | Tuesday, 09 May 2023, 14:55 WIB
Ilustrasi Kecerdasan Buatan dan Kendaraan (Sumber : Istock)

Artificial Intelligence (AI) merupakan sebuah teknik dan ilmu untuk membuat suatu mesin menjadi cerdas, terutama untuk program komputer. Kecerdasan yang dimaksud adalah kecerdasan seperti yang dimiliki manusia, sehingga sebuah komputer dapat mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah dengan pemikiran seperti seorang manusia. Kemampuan yang dimiliki AI dalam menghasilkan pemikiran dengan kecerdasan layaknya manusia seiring bertambahnya waktu semakin berkembang. Kehadiran kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) telah banyak membuka berbagai kemungkinan baru dalam berbagai bidang, termasuk otomasi kendaraan. Kecerdasan buatan dalam otomasi kendaraan adalah teknologi yang memungkinkan kendaraan untuk bekerja secara mandiri tanpa bantuan manusia. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan kemudahan dalam mobilitas manusia maupun barang.

Pertama-tama, perlu dipahami bahwa otomasi kendaraan bukanlah kendaraan yang sepenuhnya mandiri. Kendaraan otomatis masih memerlukan input dari pengemudi dalam beberapa situasi, seperti ketika kendaraan dihadapkan pada situasi yang tidak biasa atau ketika sistem kendaraan mengalami masalah teknis. Meskipun begitu, otomasi kendaraan memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara mandiri, melakukan manuver, dan berkomunikasi dengan kendaraan lain.

Kecerdasan buatan dalam otomasi kendaraan terdiri dari beberapa komponen. Salah satu komponen utama adalah sensor. Sensor-sensor pada kendaraan otomatis dapat mendeteksi objek, pejalan kaki, dan kendaraan lain di sekitarnya. Data dari sensor kemudian diolah oleh sistem kendaraan dan digunakan untuk membuat keputusan, seperti mengatur kecepatan, jarak, dan arah kendaraan.

Selain sensor, kecerdasan buatan dalam otomasi kendaraan juga melibatkan teknologi seperti machine learning dan deep learning. Machine learning adalah teknologi yang memungkinkan sistem untuk mempelajari pola dan membuat prediksi berdasarkan data yang telah dikumpulkan. Sedangkan deep learning adalah teknologi yang memungkinkan sistem untuk melakukan pemrosesan data dalam lapisan-lapisan dan menghasilkan pemahaman yang lebih kompleks.

Dalam otomasi kendaraan, machine learning dan deep learning digunakan untuk mengembangkan model prediksi dan pengambilan keputusan. Misalnya, sistem kendaraan dapat mempelajari pola perilaku pengemudi dan mengambil keputusan yang sama ketika dihadapkan pada situasi yang serupa. Dengan kata lain, sistem kendaraan belajar dari pengalaman dan menggunakan informasi tersebut untuk membuat keputusan yang lebih baik di masa depan.

Kecerdasan buatan dalam otomasi kendaraan juga memungkinkan kendaraan untuk berkomunikasi dengan kendaraan lain dan infrastruktur jalan raya. Teknologi Vehicle-to-Vehicle (V2V) dan Vehicle-to-Infrastructure (V2I) memungkinkan kendaraan untuk berbagi informasi, seperti kecepatan dan arah, dengan kendaraan lain di sekitarnya. Hal ini dapat meningkatkan keselamatan dan efisiensi di jalan raya dengan meminimalkan kemungkinan tabrakan dan kemacetan.

Namun, kecerdasan buatan dalam otomasi kendaraan juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satu tantangan utamanya adalah mengembangkan sistem yang dapat berfungsi dengan baik di berbagai kondisi cuaca dan lalu lintas yang berbeda. Selain itu, ada juga masalah privasi dan keamanan data yang perlu diatasi, oleh karena itu penggunaan kecerdasan buatan sebagai otomasi kendaraan perlu dikaji lebih lanjut untuk memastikan bahwa penggunaan kecerdasan buatan sebagai otomasi kendaraan benar-benar aman untuk digunakan dalam setiap kondisi dan keadaan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image