Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Alfina Nurul Izzah

Kesehatan Mental Remaja Perlu Perhatian Lebih

Gaya Hidup | Monday, 08 May 2023, 14:08 WIB
Ilustrasi Kesehatan Mental. Sumber: Freepik

Pada saat ini, kesehatan mental sering menjadi topik hangat yang diperbincangkan. Sebagian besar orang memandang rendah kesehatan mental, mereka ini tidak menyadari akan pentingnya Kesehatan mental dalam keberlangsungan hidup seseorang.

Menurut WHO, Kesehatan mental merupakan keadaan sejahtera dimana setiap individu mampu mewujudkan kemampuannya untuk mengelola stres kehidupan dengan wajar, untuk bekerja secara produktif, serta berperan di komunitasnya. Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa ketika individu tidak mampu mengelola stres kehidupannya dengan wajar, maka kemungkinan individu tersebut memiliki kelainan atau gangguan jiwa. Adapun beberapa macam kesehatan mental yang sering ditemukan antara lain, anxiety disorder, obsessive compulsive disorder (OCD), bipolar, dan depresi.

Pada zaman yang serba canggih saat ini, kita sering menemukan berita tentang remaja yang bunuh diri, remaja yang masih kesulitan menemukan jati diri mereka, dan lain sebagainya. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) yang mengukur angka kejadian gangguan mental pada remaja usia 10-17 tahun di Indonesia menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah Kesehatan mental dan satu dari dua puluh remaja Indonesia memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir. Angka ini setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja. Remaja ini terdiagnosis dengan gangguan mental sesuai dengan panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi Kelima (DSM-5).

Dari survei diatas terlihat bahwa kesehatan mental yang terganggu sering ditemui pada anak usia remaja. Sejatinya, kesehatan mental pada masa remaja harus dijaga dan dirawat semaksimal mungkin agar tidak terjadi gangguan mental. Jika kesehatan mental ini tergganggu maka akan membuat individu merasakan tidak nyaman seperti mudah lelah, mudah stres, dan mudah bosan dalam menjalani aktivitas.

Lalu, apa yang menyebabkan remaja mengalami gangguan kesehatan mental? Penyebab remaja mengalami gangguan kesehatan mental adalah pola asuh orang tua yang otoriter, pola asuh permisif, pengaruh dari teman sebaya, peristiwa yang menyebabkan timnbulnya perasaan trauma, kehilangan orang terdekat atau orang yang dia sayangi, adanya tekanan sosial, perasaan yang selalu merendahkan diri sendiri, tidak dapat mengungkapkan rasa amarah, dan merasa kesepian.

Remaja paling banyak yang memiliki gangguan kesehatan mental dikarenakan mereka tidak memiliki tempat untuk berkeluh kesah. Mereka merasa hidup sendiri dan tidak ada orang di sekitarnya yang memperhatikan dirinya. Mereka merasakan kesepian sehingga cenderung memendam segala masalah yang sedang mereka alami. Hal ini memicu terjadinya stres hingga depresi berkepanjangan.

Apa saja gejala-gejala adanya gangguan kesehatan mental? Gejala gangguan kesehatan mental antara lain yaitu, ketakutan atau kekhawatiran yang berlebih, hilangnya kemampuan konsentrasi, perubahan suasana hati yang tidak menentu, waktu tidur yang tidak teratur, sering merasa sedih, sering melamun dengan tatapan kosong, pola makan yang tidak teratur, rentan melakukan kekerasan, tidak dapat mengontrol emosi dan terbesit pikiran untuk bunuh diri.

Gejala gangguan kesehatan mental diatas dapat dicegah dengan cara sebagai berikut: berusaha bersikap terbuka kepada orang terdekat, memelihara pikiran yang positif, menjaga pola makan dan pola tidur, memiliki kemampuan untuk mengatasi masalah, menjaga hubungan baik dengan orang lain, dan melakukan olahraga secara rutin. Apabila gangguan kesehatan mental dirasa tidak dapat diatasi sendiri, dapat melakukan konsultasi ke psikolog atau psikiater untuk dibantu dalam proses penyembuhan.

Menurut saya, sangat penting bagi kita untuk memahami kesehatan mental beserta gejala-gejalanya. Apabila terdapat remaja di sekitar kita yang memiliki gejala yang mengarah pada terganggunya kesehatan mental, kita dapat memberikan perhatian lebih kepada mereka. Kita dapat berusaha untuk menjadi pendengar yang baik, apabila mereka membutuhkan saran dari kita, kita juga bersedia memberikan saran terbaik. Namun segala keputusan dari tindakan yang akan mereka lakukan haruslah diambil oleh mereka sendiri, kita hanya memberi petunjuk.

Kita juga dapat berperan sebagai pemberi dukungan positif dan dukungan secara emosional. Apabila kita sudah tidak dapat memberikan bantuan kepada remaja tersebut, kita bisa meminta bantuan kepada konselor sebaya, psikiater, atau psikolog untuk membantu permasalahan tersebut.

Dalam hal ini pemerintah juga perlu memberikan perhatian lebih pada kesehatan mental khususnya bagi remaja, karena remaja memiliki tingkat emosional yang belum stabil. Pemerintah dapat melakukan kerja sama dengan masyarakat dalam hal memperhatikan kestabilan kesehatan mental remaja, karena remaja merupakan generasi penerus bangsa yang harapannya dapat berperan dalam pembangunan untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image