Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fama Hidayati

Pengaruh Sosial Budaya dalam Pemikiran Buya Hamka

Agama | Monday, 08 May 2023, 10:04 WIB

Pemikiran Buya Hamka telah menjadi salah satu karya intelektual terpenting di Indonesia. Pemikirannya yang kuat dan berlandaskan pada Islam telah mempengaruhi masyarakat Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam pemikiran sosial, budaya, dan agama. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang pengaruh sosial dan budaya dalam pemikiran Buya Hamka serta kaitannya dengan peran ibunya dalam pengembangan pendidikan Islam.

Buya Hamka lahir pada 17 Februari 1908 di kota Padang Panjang, Sumatra Barat. Dia tumbuh dalam lingkungan yang sangat religius dan tradisional. Ayahnya adalah seorang ulama, sementara ibunya adalah seorang yang sangat menghargai pendidikan. Ibunya memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan pemikiran Buya Hamka. Dalam bukunya yang berjudul "Dari Perbendaharaan Hidup" (1981), Buya Hamka menulis tentang peran ibunya sebagai orang yang memberikan pendidikan pertama dalam keluarganya.

Pemikiran Buya Hamka terbentuk dalam lingkungan sosial dan budaya yang kental dengan pengaruh Islam. Sebagai seorang muslim, ia merasakan pengaruh kuat dari nilai-nilai agama dalam lingkungan sekitarnya. Pendidikan yang diterimanya juga berlandaskan pada Islam. Namun, selain itu, Buya Hamka juga terbuka terhadap pengaruh sosial dan budaya lain yang ada di sekitarnya. Hal ini dapat dilihat dari karyanya yang beragam, seperti novel, puisi, dan kajian keislaman.

Salah satu contoh pengaruh sosial dan budaya dalam pemikiran Buya Hamka adalah karya sastranya yang berjudul "Di Bawah Lindungan Ka'bah". Novel ini menggambarkan kehidupan masyarakat Minangkabau pada masa lalu, serta konflik antara tradisi dan modernitas. Dalam novel ini, Buya Hamka mencoba untuk menyatukan nilai-nilai agama dan tradisi lokal dengan perkembangan zaman yang terus berubah.

Selain itu, Buya Hamka juga memandang pentingnya nilai-nilai sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam bukunya yang berjudul "Tafsir Al-Azhar", ia membahas tentang pentingnya keadilan sosial dalam Islam. Ia menekankan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan tentang keadilan dan kemanusiaan.

Peran ibu Buya Hamka, Sitti Shafiyah, juga tidak dapat dipisahkan dari pengembangan pendidikan Islam di Indonesia. Ibunya adalah seorang yang sangat menghargai pendidikan dan selalu mendorong anak-anaknya untuk belajar. Meskipun hanya bersekolah di sekolah rakyat biasa, Sitti Shafiyah mampu memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anaknya.

Sitti Shafiyah juga memberikan pengaruh kuat pada pemikiran agama Buya Hamka. Dalam bukunya yang berjudul "Kenangan Hidup", Buya Hamka menulis tentang ibunya sebagai seorang yang sangat taat beragama. Ia juga menulis tentang bagaimana ibunya memberikan pengajaran tentang akhlak dan moralitas yang baik.

Dalam hal pendidikan Islam, ibu Buya Hamka juga memberikan kontribusi besar dalam pengembangan pesantren modern di Indonesia. Bersama dengan suaminya, ia mendirikan pesantren modern pertama di Sumatra Barat, yaitu Pesantren Taman Puteh pada tahun 1926. Pesantren ini dianggap sebagai cikal bakal pesantren modern di Indonesia.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemikiran Buya Hamka tidak lepas dari pengaruh sosial dan budaya di sekitarnya. Meskipun terbentuk dalam lingkungan yang sangat religius, ia juga terbuka terhadap pengaruh sosial dan budaya lain yang ada di sekitarnya. Selain itu, peran ibunya dalam membentuk karakter dan pemikirannya tidak dapat dipisahkan dari kontribusinya dalam pengembangan pendidikan Islam di Indonesia.

Pemikiran Buya Hamka masih relevan dan mempengaruhi masyarakat Indonesia hingga saat ini. Nilai-nilai keadilan sosial, toleransi, dan kemanusiaan yang terkandung dalam pemikirannya sangat penting dalam membangun masyarakat yang lebih baik di Indonesia. Oleh karena itu, perlu terus dikembangkan dan dipelajari lebih lanjut.

REFERENSI

Hamka, Buya. (1981). Dari Perbendaharaan Hidup. Pustaka Panjimas.

Hamka, Buya. (1972). Di Bawah Lindungan Ka'bah. Pustaka Panjimas.

Hamka, Buya. (1959). Tafsir Al-Azhar. Bulan Bintang.

Hamka, Buya. (1973). Kenangan Hidup. Pustaka Panjimas.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image