HIDUP MINIMALIS, SIAPA BERANI?
Gaya Hidup | 2021-12-23 04:51:27Ayo jujur! Siapa disini yang punya keranjang belanja online yang masih numpuk, belum pada dibeli atau mungkin masih punya kenginan barang yang belum tercapai? Atau jangan-jangan sekarang lagi pengen banget beli sesuatu? Tetapi nyatanya hal itu akan terus ada loh di sepanjang hidup kita. Keinginan dan nafsu akan suatu hal bukan menjadi sesuatu yang baru dikalangan banyak orang, tetapi berapa banyak sih yang mempergunakan barang kepunyaan nya dengan bijak dan tepat guna?
Terkadang kenginan kita hanya didasari oleh nafsu belaka tanpa memikirkan kegunaannya, bakal dipakai atau tidak, berguna atau tidak. Gak sedikit dari kita membeli barang hanya untuk pemuas nafsu kita aja. Ternyata berdasarkan buku ‘hidup minimalis ala orang Jepang karya Fumio Sasaki, terlalu komsumtif juga merupakan sebuah penyakit loh dan Ketika barang-barang yang kita inginkan itu semua udah kebeli, apakah rumah kita cukup untuk menampung sampah-sampah berharga itu? Atau malah kita ingin rumah yang lebih besar lagi? Perilaku seperti itu hendaknya harus dihentikan secepatnya sobat. Kita bisa tau dengan mempelajari hidup minimalis dan disini saya akan menjelaskan apa manfaat dan kenapa hal tersebut harus dilakukan.
1. Sedikit itu lebih baik
Pernahkah kita berfikir kenapa ruangan kita kecil? Atau apakah kita membutuhkan ruangan yang lebih besar? Jawabannya tidak, Hal Itu terjadi karena tumpukan barang yang ada disekitar kita, yang membuat ruangan kita terlihat sangat sempit bahkan tidak muat untuk hanya sekadar berjalan kaki. Hidup seorang minimalis adalah menyingkirkan barang-barang yang tidak perlu dan menata Kembali ruangan yang ada. Dengan sedikit tenaga yang kita miliki, kita harus mampu melakukan pembenahan dalam ruangan dan juga menyingkirkan brang-barang yang dianggap tidak perlu atau mungkin jarang sekali digunakan.
Kita sering sekali terjebak di dalam alam bawah sadar kita, apakah kita benar-benar membutuhkan barang tersebut atau tidak atau kita sengaja menahan barang tersebut jika sewaktu-waktu akan dibutuhkan nantinya. Di dalam buku Fumio Sasaki ‘Hidup minimalisme ala orang Jepang’, benda yang menimbulkan pertanyaan tersebut sejatinya harus disingkirkan atau tidak perlu dibeli, karena sebenarnya kita tidak membutuhkan itu tetapi kita menciptakan alasan yang tidak perlu untuk menginginkan barang tersebut.
Kita selalu Bahagia saat berada pertama kali memasuki kamar hotel bukan? Itu terjadi karena tatanan kamar hotel yang rapi dan juga wangi. Itulah sebabnya kita harus menciptakan keadaan tersebut untuk membuat kita merasa lebih bahagia. Bayangkan Ketika kita ingin berangkat kerja, Ketika kita merencanakan untuk membawa banyak barang, dari setiap kejadian tidak sedikit barang yang kita ingin bawa akan tertinggal. Hal itu terjadi karena perhatian kita terfokus pada barang-barang tersebut. Sehingga di dalam kehidupan meminimalisir barang kepemilikan kita juga bisa menjadi alternatif agar kita tidak melupakan apa hal yang penting di dalam hidup kita.
2. Menabung uang tersebut untuk masa depan.
Dari pada membeli barang-barang yang tidak perlu, sebaiknya uangnya disimpan untuk masa depan sobat. Kalian juga bisa mengumpulkan barang-barang kalian yang tidak diperlukan untuk dijual kembali, jangan terlalu gelisah Ketika harga yang kita harapkan tidak sesuai tetapi dari pada menunggu pembeli yang sesuai, lebih baik kita menyingkirkan barang itu secepatnya dan kita akan merasakan manfaat dari ruangan yang lebih lega serta tabungan kita yang bertambah. Hal ini dilakukan untuk menambah nilai dari diri kita sobat, bayangkan Ketika kamu terlalu bergantung kepada banyak sekali barang, tentu hal yang sangat merepotkan bukan? Di zaman ini, berbagai investasi sedang marak dan ngetren dikalangan anak muda, sebut saja pasar saham, cryptocurrency dan lain sebagainya yang bisa sobat pelajarin untuk investasi atau sekedar menabung.
3. Meyingkirkan penyebab menumpuknya barang dan menggunakan barang multifungsi
Sebenarnya, apakah kita membutuhkan televisi? Mungkin banyak yang menjawab perlu. Tetapi hampir seluruh masyarakat saat ini menggunakan ponsel pintar atau laptop mereka untuk melakukan kegiataan sehari-hari bahkan menonton acara televisi.
Apakah sebenarnya kita membutuhkan lemari? Mungkin banyak juga yang menjawab butuh. Tetapi lemari ada ketika kita memerlukan tempat untuk menyimpan sebuah barang bukan? Pertanyaan nya, kenapa kita tidak berusaha menyingkirkan barang-barang yang kurang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari agar kita tidak memerlukan lemari? Pemikiran-pemikiran seperti ini diperlukan untuk menjadi seorang minimalis, bukan hanya tentang membuang barang-barang yang tidak perlu tetapi memahami sumber masalah kenapa kita memiliki banyak sekali barang-barang. Mungkin kalian menemukan satu barang dengan beragam fungsi, seperti sapu yang bisa juga menjadi kain pel atau gunting kuku, pisau silet, dan obeng yang tergabung di dalam satu benda, ini merupakan jawaban bagi seorang yang ingin menjadi minimalis. Dengan begitu kalian bisa mengurangi benda yang ada di lingkungan kalian dan kita diharapkan tidak membeli lagi barang serupa dan membuat inventaris barang kita tidak menumpuk didalam rumah.
4. Tidak repot membersihkan ruangan
Ayo, siapa disini yang susah banget beresin kamar, karena harus mindahin barang-barang yang menumpuk? Hal ini tidak akan terjadi kalua barang-barang tersebut dibuang atau dijual. Terkadang barang-barang tersebut membuat kita merasa kesusahan alih-alih membuat kita senang. Bayangkan Ketika barang-barang yang menumpuk tadi tidak ada, pasti sangat mudah bukan untuk membershikan barang tersebut. Oleh karena itu, silahkan singkirkan barang-barang yang tidak perlu disekitar rumah kamu.
5. Membuat kita lebih bahagia dan bersyukur.
Psikologi positif, merupakan cabang dari psikologi yang mempelajari cara puas dan pemenuhan diri, mengungkapkan bahwa model yang sama sekali berbeda mengenai kebahagiaan. Menurut psikolog Sonja Lyubomirsky, 50% rasa Bahagia ditentukan secara genetis, apakah kita tinggi, cantik, pintar, dan lain sebagainya. Lalu di 10% oleh keadaan dan situasi hidup dan sisanya 40% dari tindakan diri kita sendiri. Dan ini menyimpulkan bahwa kita tidak dapat membeli kebahagiaan itu, tetapi kita hanya perlu merasakan dan menciptakan kebahagiaan tersebut.
Ketika kita membeli barang sebanyak apapun, pasti kurang bukan? Karena kebahagiaan itu bukan berasal dari barang yang kita miliki, tetapi bagaimana kita menyikapi setiap persoalan di hidup kita. Ketika kita mampu menahan diri dan mengapresiasi diri dengan baik karena tidak membeli atau menjual barang yang kurang berguna, maka kebahagiaan itu akan hadir tanpa kita harus membeli barang-barang tersebut. Hal ini tentu tidak mudah, tetapi jika kita mampu melakukannya maka akan tercipta kebahagiaan yang lebih lama. Berdasarkan buku Mitsuri Sato, Kamisama tono Oshaberi (Percakapan dengan Tuhan). Yang menyatakan bahwa kita baru bisa merasakan syukur yang sebenarnya saat merasa Bahagia.
Nah itu tadi penjelasan yang bisa penulis berikan dan semoga kalian bisa mempertimbangkan lagi ya barang-barang yang kalian inginkan apakah sebenarnya berguna atau tidak. Banyak sekali loh manfaat dari hidup minimalisme. Dengan menyingkirkan barang-barang yang tidak perlu, kita mampu terfokus pada hal-hal yang lebih penting dan merawat barang-barang yang sebetulnya sangat kita perlukan. Dan hidup minimalis bisa membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik dan mapan kedepannya, sekian dan terimakasih tetap jaga Kesehatan semuanya.
Sumber :
Sasaki, Fumio. 2018. Hidup minimalis ala orang Jepang. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.