Minimalism: Sang Pemanis dalam Penggunaan Media Sosial Minimalism
Lainnnya | 2023-05-30 20:12:59Hidup tidak hanya butuh pemanis, melainkan juga butuh struktur minimalis. Sama halnya dengan sosial media, penggunaan media sosial juga perlu minimalis. Hal ini dilakukan karena media sosial atau biasa disebut juga dengan medsos dapat memicu keresahan kepada penggunanya. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh We Are Social dan Hootsuite pada tahun 2021, 88% penduduk Indonesia menggunakan media sosial, dan 71% diantaranya menggunakan media sosial setiap harinya. Berdasarkan survei tersebut, 37% responden mengaku merasa tertekan untuk selalu terhubung dengan sosial media, dan 24% merasa tidak nyaman jika tidak memeriksa media sosial mereka dalam beberapa jam. Melalui survei tersebut dapat diketahui bahwa tingkat penggunaan media sosial cukup tinggi dan diperlukan kebijakan dalam menggunakan sosial media agar tidak menyebabkan addiction terhadap sosial media. Hal ini dapat diatasi dengan Implementasi Digital Minimalism dalam penggunaan media digital terutama di media sosial. Lantas untuk apakah penggunaan sosial media diatur agar lebih minimalis? apakah dampaknya begitu luar biasa hingga di sosialisasikan secara luas?
Menurut Cal Newport, seorang profesor computer science dari Georgetown University dalam bukunya yang berjudul Digital Minimalism: Choosing a Focused Life in A Noisy World memperkenalkan tentang digital minimalism sebagai filosofi dalam penggunaan media digital pada beberapa aktivitas tertentu yang membawa manfaat optimal bagi dirinya. Implementasi Digital Minimalism dapat mengurangi efek kecanduan dari penggunaan sosial media melalui pembatasan dalam penggunaan media sosial yang tidak bermanfaat bagi kehidupan. Konsep digital minimalism dapat diterapkan melalui penggunaan media sosial dengan bijak melalui beberapa langkah berikut:
- Evaluasi dan pilih media sosial yang penting
Identifikasi media sosial yang mana memberikan manfaat bagi kehidupan dan membawa nilai positif. Nonaktifkan atau hapus akun media sosial yang tidak menguntungkan agar dapat lebih fokus terhadap akun yang memberikan dampak positif.
- Membatasi dalam penggunaan media sosial
Mengatur jadwal dalam penggunaan media sosial dengan jelas dan tetapkan waktu yang terbatas. Misalnya, hanya menggunakan media sosial selama 1 jam setiap harinya atau menggunakan hanya waktu-waktu tertentu. Hindari penggunaan medsos ketika jam kerja, waktu tidur, atau ketika sedang berkumpul dengan keluarga
- Mengurangi notifikasi
Matikan beberapa notifikasi media sosial yang tidak penting atau mengganggu. Dikarenakan notifikasi yang terus menerus dapat mengganggu konsentrasi dan mengundang keinginan untuk terus memeriksa media sosial . Pilihlah notifikasi yang benar-benar penting seperti pesan.
- Membuat aturan tidak menggunakan smartphone di tempat tertentu.
Menetapkan aturan ini dapat mengurangi ketergantungan dengan media sosial dengan cara menetapkan aturan pada diri sendiri. Misalnya “Tidak bermain sosial media ketika di tempat tidur” atau “ tidak mengaktifkan smartphone selama jam makan”.
- Membersihkan lingkungan digital
Menyeleksi aplikasi atau bookmark media sosial dari perangkat anda yang memicu keinginan untuk membuka dan menghabiskan waktu berlebihan di sosial media. Usahakan untuk membuat lingkungan digital yang minim distraksi dan lingkungan digital yang bersih.
- Menemukan Alternatif selain bermain sosial media
Mencari kegiatan yang lebih menyenangkan daripada bermain di sosial media, seperti membaca buku,menulis, atau melakukan kegiatan sosial. Mengalikan waktu dengan kegiatan tersebut setidaknya dapat mengurangi penggunaan media sosial.
- Refleksi dan Evaluasi
Merefleksikan pengalaman anda dalam menerapkan digital minimalism dalam penggunaan media sosial. Tinjau apakah langkah-langkah kalian lakukan membantu dalam meningkatkan kualitas hidup.
Penerapan Digital Minimalism bukan berarti tidak menggunakan media sosial sepenuhnya, tetapi menggunakan sosial media dengan bijak dan sesuai kebutuhan agar dapat mengurangi tingkat kecanduan pada media sosial. Tujuan utamanya adalah untuk menggunakan media sosial secara sadar dan memprioritaskan hal-hal yang penting bagi kehidupan yang lebih produktif dan bermanfaat. Diharapkan dengan menerapkan langkah-langkah tersebut dapat mengurangi tingkat kecanduan terhadap media sosial. Jadi dengan adanya agenda serta kontrol dari sosial media minimalis dapat mengurangi dampak negatif penggunaannya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.