Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image HELGA SASTRI PRTAIWI

Pengaruh dan Dinamika Hubungan Kerjasama Politik Korea Utara - Korea Selatan Melalui Kerjasama Indus

Politik | 2021-12-23 00:18:16
Oleh : Helga Sastri Pratiwi, Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia.

Hingga sekarang, negara seperti Korea Utara dan juga Korea Selatan belum menyelesaikan permasalahan konflik mereka, dan bahkan kedua negara ini belum pernah melakukan bentuk penandatanganan bentuk perjanjian perdamaian, maka dari itu dikedua negara ini masih sangat terasa tendensi persaingan dan juga konfliknya. Tidak hanya itu saja, untuk di wilayah perbatasannya juga masih kerap kali terdapat bentuk gencatan senjata. Hal ini sendiri dibuktikan dengan beberapa kali Korea Utara melakukan bentuk penyerangan ke Korea Selatan, misalnya di tahun 1978 yang dimana Korea Utara menyerang istananya Korea Selatan pada masa itu, namun gagal dan dampaknya mebewasakan sekitar 71 orang.

Adapun bentuk penyerangan-penyerangan lainnya juga beberapa kali dilakukan oleh Korea Utara, adanya hal ini sendiri dapat menunjukan bagaimana ketidak harmonisan dari kedua negara. Namun tendensi dari adanya konflik dari kedua negara ini mulai menunjukan penurunan, yang mana ini sendiri dimulai sejak Korea Utara yang mana pada masa itu sendiri dipimpin oleh presiden yang bernama Kim Jong-Il yang dimana di sini bentuk penyerangan dari Korea Utara turun cukup signifikan, bahkan berdasarkan data yang penulis dapatkan sendiri, dalam satu tahun saja hanya terjadi 3 kali bentuk insiden. Alasan mengapa penurunan bentu insiden antara kedua negara ini sendiri lebih kepada bentuk upaya dari kedua negara, yang mana pada masa itu Korea Selatan masih dipimpin oleh Kin Dae-Jung, sedangkan untuk Korea Utara pada masa itu yang Kim Jong Il.

Hingga pada akhirnya di sekitar tahun 2000 atau tepatnya yaitu pada 15 Juni, dari Kim Jong-Il melakukan bentuk deklarasi yang dimana deklarasi ini menjadi pertemuan antara kedua neara ini di Pyongyang atau tepatnya adalah di Korea Utara. Adanya bentuk pertemyan ni sendiri pada akhirnya membuka bentuk kerjasama ekonomi bagi kedua belah negara. Penindaklanjutan dari hasil deklarasi mereka sendiri berlangsung pada tahun 2000, yang mana dari Korea Selatan pada akhirnya mengumumkan adanya bentuk pembangunan sebuah industri kawasan yang dinamai Kaesong. Melalui industri ini tentu membawa pengaruh, baik itu pada perekonomian kedua negara terkhususnya Korea Utara, dan juga Korea Selatan, dan tentunya di sini juga mempengaruhi dinamika hubungan dari kedua negara. Industri ini yang letaknya berada di Korea Utara ini juga menjadi bukti bagaimana hubungan Korea Utara dan juga Korea Selatan pada masa itu yang di sini pada awal pembentukan dari indusrti ini sendiri Korea Selatan melakukan bentuk penanaman investasi, bahkan Korea Selatan karena adanya industri ini berhasil membuka pabrik dan mampu menarik tenaga kerjanya dari Korea Utara. Melihat dari adanya kerjasama semacam ini tidak hanya menjadi bentuk kerjasama ekonomi belaka, namun juga membawa dampak positif khususnya bagi Korea Utara. Adapun dampak positif dari adanya indusri ini sendiri ialah mampu menarik para pekerjanya dari Korea Utara yang totalnya ini hingga 50.315, bahkan dari total jumlah pekerja ini ialah para perempuan yang dari segi pendidikan dianggap masih rendah.

Dari segi ekonomi dan juga nilai ekspor akibat adanya industri ini tercatat mencapai $2.060.000.000 yang mana ini sendiri merupakan ekspor produk berupa logam, lalu juga garmen, mineral, produk nabati dan lain sebagainya. Adanya pengaruh positif ini tidak hanya dirasakan oleh Korea Utara, tetapi juga bagi Korea Selatan yang mana di sini Korea Selatan menjadi memiliki bentuk akses yang bisa masuk ke Korea Utara dan juga bisa mendapatkan pekerja yang digolongkan murah, sekaligus tentunya dapat menjadi jalur perdamaian bagi kedua negara. Melihat adanya data ini maka dapat menunjukan bagaimana dari adanya bentuk kerjasama dengan Korea Selatan ini mampu membawa dampak positif dari segi ekonomi bahkan sosialnya masyarakat Korea Utara pada masa itu, dan hal ini juga tentu membawa pengaruh bagi dinamika hubungan kedua negara.

Namun sayangnya di sini adanya bentuk kerjasama melalui industri ini sendiri tidak begitu bertahan lama. Hal ini dikarenakan baik Korea Selatan dan juga bagi Korea Utara mempunyai pandangan yang berbeda, khususnya pada tahun 2008 yan mana hubungan kedua negara kembali memanas. Ketakutan-ketakutan dari Korea Selatan mengenai nuklir Korea Utara, dan juga kekhawatiran dari korea Utara akan dominasi dari Korea Selatan terhadap ekonomi negaranya, membuat hubungan kedua negara memburuk kembali, dan industri ini juga pada akhirnya harus mengalami buka tutup meskipun pada mulanya membawa pengaruh bagi kedua pihak.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image