Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fatimah Azzahra

Penganiayaan karena Miras

Gaya Hidup | 2023-04-28 22:56:40

Tersebar di Instagram video sepasang suami istri paruh Baya dianiaya oleh pemuda tidak dikenal. Sang pemuda menabrakkan motornya ke motor pasutri tersebut kemudian menendang dan memukul mereka dengan brutal.

Kronologi Peristiwa Penganiayaanq

Dilansir dari laman tribun Jabar (21/4/2023), Puti Ginantari, salah satu anak korban mengatakan, peristiwa itu terjadi pada 20 April 2023 sekitar pukul 06.00 WIB di Jalan AH Nasution. Korban merupakan pasangan suami istri yang berusia 58 tahun.

Puti berharap video penganiayaan kedua orangtuanya bisa di "Up" sehingga memudahkan pihak kepolisian menemukan pelaku dan mencegahnya melakukan kejahatan yang sama.

Tanggal 26 April 2023, melalui Instagram infobandungkota, Sat Reskrim Polsek Antapani dan Polrestabes Bandung menangkap pelaku penganiayaan pasutri tersebut. Kapolrestabes Bandung Kombes Pol Budi Sartono mengatakan bahwa pelaku dan teman-temannya sedang minum minuman keras. Kemudian, lewat korban dan sempat melirik. Pelaku bertanya, "Kenapa lihat-lihat?!"

Korban tidak menjawab pelaku dan berlalu. Tapi, pelaku marah dan tersinggung sehingga mengikuti korban dan memukulnya. Pelaku dijerat pasal 351 KUHP dengan ancaman pidana maksimal 5 tahun penjara.

Gara-gara Miras

Baru saja bulan Ramadan pergi. Tapi, kasus penganiayaan, kekerasan sudah ramai kembali. Sebelumnya, di Cimahi terjadi penganiayaan hingga korban kejang. Kali ini, paruh Baya yang jadi korban. Hanya karena melirik dan tidak menjawab pertanyaan.

Begitulah efek menegak minuman keras. Menyebabkan hilang akal, emosi meledak-ledak, dan lainnya. Seperti yang diungkapkan Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, dr. Danardi Sosrosumihardjo, Sp.J (K) di situs Kemkes sehat negeriku. Beliau menyatakan bahwa pada dasarnya kebiasaan minum minuman beralkohol sangat merugikan kesehatan. Terlalu banyak konsumsi alkohol sendiri dapat menurunkan kemampuan berpikir dan gangguan perilaku. Jika konsumsi berlebihan, bisa menyebabkan seseorang hilang kesadaran, kejang, hingga meninggal dunia. Penyakit serius lainnya yang disebabkan oleh alkohol diantaranya, tukak lambung, kerusakan pada hati, hingga komplikasi gangguan psikiatri berat.

Sungguh tiada untungnya meminum minuman keras. Tapi, masih banyak yang suka mengkonsumsinya. Dari kalangan konglomerat hingga kalangan rakyat biasa. Bisa kita jumpai varian harga jutaan hingga puluhan ribu. Dari yang kualitas internasional sampai oplosan.

Katanya miras mempunyai efek melupakan sejenak permasalahan kehidupan. Membuat pengkonsumsinya jadi lebih berani. Tapi, apakah itu solusi masalahnya? Malah jadi masalah baru dan membahayakan diri juga orang lain.

Bisnis Ala Kapitalisme

Dari sisi kesehatan mungkin sangat sedikit manfaat yang diperoleh dari mengkonsumsi miras. Tapi dari sisi bisnis, miras sangat menggiurkan. Bahkan, bisa menyumbang APBD dalam jumlah yang lumayan besar karena pajaknya yang sangat tinggi.

Inilah wajah bisnis ala kapitalisme. Dimana ada manfaat, keuntungan, pasti dibisniskan. Tak peduli jika ada kemudharatan didalamnya. Karena memang asas kapitalisme adalah asas manfaat. Tak kenal halal haram.

Hasilnya, seperti yang bisa kita lihat. Banyak manusia yang sakit. Sakit fisiknya, sakit mentalnya karena konsumsi miras. Mereka bahkan bisa membahayakan orang sekitar. Tapi, kapitalisme tak peduli semua ini. Asal Cuan bisa mengisi pundi-pundi.

Miras Haram!

Sungguh sangat berbeda dengan Islam. Islam dengan tegas mengatakan keharaman miras. Sebagaimana yang tercantum dalam Alquran surat Al Baqarah ayat 219 yang artinya, "Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya."

Juga di quran surat Al Maidah ayat 90 yang artinya, "Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan."

Kejelasan, ketegasan yang sudah tercantum dalam Alquran jadi landasan bagi setiap muslim untuk berperilaku menghadapi miras. Pilihannya hanya satu, meninggalkannya. Sementara opsi untuk pemasukan daerah juga negara masih banyak pilihan lain yang halal dan berkah. Sebagaimana dalam Islam ada banyak pos pemasukan bagi Baitul mall. Mulai dari zakat, infaq, sedekah, hingga ke jizyah dan ghanimah.

Sesuatu yang jelas haramnya tidak akan jadi pilihan. Apalagi muslim sadar akan dicabut Keberkahan dalam sesuatu yang haram. Dan tentu konsekuensi azab di akhirat menanti jika tetap tidak mau meninggalkan. Sungguh merugi jika memaksa tetap pada keharaman yang membinasakan.

Ingatlah sabda Rasul saw, " Allah melaknat khamar, orang yang meminumnya, orang yang menuangkannya, penjualnya, pembelinya, orang yang memerasnya, orang yang mengambil hasil perasannya, orang yang mengantarnya dan orang yang meminta diantarkan.” (HR. Ahmad).

Kalau sudah kena laknat Allah apalagi yang bisa diharapkan. Sungguh mengkonsumsi miras adalah keharaman yang wajib ditinggalkan, apalagi oleh para pemuda. Di tangan merekalah estafet peradaban masa depan. Maka, pelarangan mengkonsumsi miras adalah bentuk sayang dan peduli Allah pada kita. Untuk menyelamatkan akal manusia, menyelamatkan nyawa manusia, menyelamatkan generasi masa depan.

Hanya sebentar kita diminta berpuasa dari mengkonsumsi yang haram, termasuk miras. Hanya sampai malaikat maut datang. Ketika masuk surga akan Allah sediakan khamr yang tidak memabukkan. Bukan satu gelas atau satu botol, tapi sungai.

Penutup

Jika kita betul peduli maka sudah seharusnya miras dijauhi bahkan dilarang bukan hanya diatur dan dibolehkan berjualan di tempat tertentu. Karena faktanya miras adalah induknya kejahatan. Dengan mengkonsumsi miras, peminum akan hilang akal tak sadar berbuat berbagai kejahatan. Mulai dari penganiayaan, perampokan, pemerkosaan hingga pembunuhan.

Inilah bukti islam sebagai solusi sempurna bagi kehidupan kita. Karena mengatur setiap detailnya dan terbukti keberhasilan penerapannya sejak masa Rasulullah saw.

Wallahua'lam bish shawab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image