Willow Project: Kontroversi dan Dampak Proyek Pengeboran Minyak di Alaska
Lainnnya | 2023-04-28 10:52:45Kita berada di ambang kerusakan bumi yang tidak dapat dipulihkan yang akan menyebabkan hilangnya pekerjaan dan rumah, penyakit, dan perpindahan seluruh komunitas dengan kecepatan yang belum pernah kita lihat. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa Arktik memanas empat hingga lima kali lebih cepat daripada bagian dunia lainnya. Ketika minyak diekspor dan dikirim ke seluruh dunia, masyarakat adat di Kutub Utara harus menghadapi dampak kesehatan dari polusi serta kehancuran yang disebabkan oleh perubahan dramatis pada daratan seperti mencairnya es di laut, mencairnya lapisan es, dan erosi pantai.
Willow Project merupakan proyek pengeboran minyak dan gas berskala besar yang akan dilakukan di Lereng Utara Alaska, Amerika Serikat. Proyek yang diusulkan oleh perusahaan ConocoPhillips, ini awalnya telah disetujui pada saat masa kepengurusan Donal Trump, namun belum mendapatkan tindak lanjut karena diperlukannya evaluasi rencana. Pada 13 Maret 2023, Presiden Joe Biden selaku Presiden Amerika Serikat telah menyetujui pelaksanaan Willow Project, meskipun Joe Biden berjanji untuk berpaling dari energi tak terbarukan seperti minyak, ia masih mempertahankan proyek ini. Dengan sejumlah keuntungan dan kerugian yang akan didapatkan, proyek ini mendapat lampu hijau dan lampu merah dari berbagai pihak.
Willow Project diperkirakan akan memanfaatkan 600 juta barel minyak dari bawah daratan Alaska. Willow Project akan mengeluarkan lebih banyak polusi iklim setiap tahunnya, berdampak negatif pada rute migrasi kawanan Rusa Kutub. Proyek ini akan berdampak secara tidak proporsional pada Desa Asli Kota Nuiqsut, sebuah wilayah yang didominasi oleh Suku Iñupiat yang berpenduduk sekitar 400 orang yang sudah dikelilingi oleh pengembangan minyak.
ConocoPhillips, perusahaan yang mengajukan proyek ini, mengklaim bahwa Willow akan membantu mengatasi inflasi dan biaya energi. Amerika Serikat sudah menjadi produsen minyak dan gas terbesar di dunia, terlepas dari kampanye hubungan masyarakat yang gencar dan tidak benar dari industri minyak dan gas yang bertujuan untuk meyakinkan orang-orang bahwa oportunisme mereka untuk mengebor lebih banyak adalah solusi kebijakan yang sah. Bahkan jika proyek Willow disetujui, proyek ini tidak akan melakukan apa pun untuk mengatasi inflasi atau biaya energi yang tinggi. Butuh waktu bertahun-tahun sebelum Willow menghasilkan setetes minyak pun, dan proyek ini akan mengunci kita dalam pengembangan bahan bakar fosil selama beberapa dekade di saat kita harus segera beralih ke sumber energi bersih.
Upaya pembatalan proyek ini tengah dilakukan dengan melibatkan aktivisme, petisi, dan peningkatan kesadaran masyarakat. Petisi untuk membatalkan The Willow Project yang dipublikasikan pada media Change.org telah ditandatangani oleh lebih dari tiga juta orang. Aktivis lingkungan dan penduduk setempat mengambil bagian dengan mengadakan kampanye, aksi protes, dan pertemuan dengan pihak berwajib untuk masalah ini.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.