Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image cakra arisiva

Penyebab dan Cara Mengatasi Skizofrenia

Eduaksi | 2021-12-22 20:27:11

Apakah anda pernah merasa mudah marah dan depresi hanya karena suatu hal sepele? Atau, anda merasa sulit membedakan khayalan dan kenyataan? Ternyata, hal-hal tersebut merupakan salah satu ciri-ciri Skizofrenia loh..

Apa Itu Skizofrenia?

Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan pada seseorang yang dapat menimbulkan perubahan pola pikiran, emosi, perilaku, dan komunikasi. Menurut Puspitasari (2009), gangguan kejiwaan pada seorang penderita skizofrenia merupakan suatu gangguan yang bersifat lebih kronis dan berbahaya, yang dapat melemahkan penderitanya. Penyakit skizofrenia dianggap sebagai penyakit gangguan mental yang paling berbahaya dibandingkan dengan penyakit gangguan mental lainnya. Penderita skizofrenia cenderung mengalami gejala psikosis, dimana penderita sulit membedakan antara khayalan dan kenyataan. Hal ini terjadi karena adanya kejadian-kejadian buruk yang menimpa penderita skizofrenia sebelum mengalami kekambuhan.

Kekambuhan adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami kembali suatu penyakit yang sebenarnya sudah sembuh. Kurang lebih sekitar 33% penderita skizofrenia mengalami kekambuhan dan sekitar 12,1% kembali melakukan perawatan untuk menyembuhkan gejala skizofrenia. Hanya sekitar 20-40% penderita skizofrenia yang dapat disembuhkan, kemudian sisanya mengalami skizofrenia kronis yang tidak dapat disembuhkan. Kekambuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebab, diantaranya ekspresi emosi keluarga, pengetahuan keluarga, ketersediaan pelayanan kesehatan, dan kepatuhan minum obat.

Skizofrenia Tidak Memandang Gender

Tahukah kamu? Penyakit gangguan mental seperti skizofrenia ini tidak memandang gender, baik pria atau wanita, keduanya dapat terkena penyakit skizofrenia. World Health Organization (WHO) mengungkapkan sekitar 20 juta jiwa di dunia adalah penderita skizofrenia, dan sekitar 2,6 juta jiwa merupakan penderita skizofrenia di Indonesia. Jika seseorang sudah menderita skizofrenia kronis dan serius, kemungkinan untuk meninggal lebih awal sangat besar dibandingkan dengan populasi penderita lainnya. Penderita skizofrenia pada umumnya akan mengalami beberapa gejala terlebih dahulu, biasanya gejala ini lebih awal dirasakan oleh pria dibandingkan wanita. Sekitar pada usia awal hingga pertengahan usia 20-an, gejala skizofrenia terjadi pada pria, dan sekitar usia akhir 20-an, gejala skizofrenia terjadi pada wanita.

Apa sih Penyebab Skizofrenia?

Sampai saat ini, penyebab terjadinya skizofrenia pada seseorang masih belum diketahui secara pasti, namun, berdasarkan hasil penelitian, skizofrenia disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor keturunan, faktor kimia pada otak, faktor komplikasi kehamilan dan persalinan.

1. Faktor Keturunan (Genetik)

Seseorang cenderung mengalami skizofrenia apabila gen yang diwarisi oleh seorang penderita skizofrenia sangat, kuat, sehingga sekitar kurang lebih 10% risiko terkena skizofrenia lebih tinggi dan dapat meningkat hingga 40% lebih besar jika kedua orang tua adalah penderita skizofrenia. namun, tidak ada gen tunggal yang dianggap harus bertanggung jawab atas skizofrenia yang telah diwariskannya. Sehingga, apabila kedua orang tua merupakan penderita skizofrenia, yang kemudian memiliki anak kembar, maka hanya salah satu diantara anak kembar tersebut yang memiliki kemungkinan sekitar kurang lebih 50% mengalami skizofrenia. Meskipun begitu, bukan berarti kalian yang memiliki gen-gen skizofrenia akan benar-benar mengalami hal yang serupa. Jadi, kalian tidak perlu khawatir ya!

2. Faktor Kimia pada Otak

Orang-orang yang mengalami skizofrenia biasanya memiliki perbedaan pemikiran, struktur, dan fungsi otak karena tidak seimbangnya kadar serotonin dan dopamin pada otak. Serotonin dan dopamin merupakan zat kimia yang memiliki fungsi sebagai perantara yang mengirim sinyal kepada sel-sel otak yang menjadi bagian dari neurotransmitter. Kadar neurotransmitter yang sudah berubah, yang disebabkan oleh obat berfungsi sebagai peringan gejala skizofrenia yang kambuh. Menurut para peneliti, adanya kelainan pada otak seseorang dianggap sebagai salah satu penyebab terjadinya skizofrenia, padahal tidak semua penderita skizofrenia mengalami hal tersebut, bahkan seseorang yang bukan penderita skizofrenia pun ada yang memiliki kelainan pada otaknya. Berikut adalah kelainan-kelainan atau perbedaan yang ada pada otak.

a. Ventrikel otak memiliki ukuran yang lebih besar.

b. Lobus temporalis memiliki ukuran yang lebih kecil.

c. Sel-sel pada otak memiliki koneksi yang lebih sedikit.

3. Komplikasi Kehamilan dan Persalinan

Seseorang yang menderita skizofrenia cenderung mengalami komplikasi pada saat hamil dan melahirkan, hal tersebut dicirikan dengan berat badan bayi saat lahir rendah, bayi lahir prematur, dan kekurangan oksigen selama proses melahirkan. Ketiga hal tersebut diduga dapat mempengaruhi perkembangan pada otak.

Bagaimana Cara Mengatasi Skizofrenia?

1. Pengkombinasian beberapa obat-obatan sesuai resep dokter.

Salah satu cara untuk mengobati skizofrenia yaitu dengan mengombinasikan obat-obatan tertentu melalui terapi psikologis. Obat-obatan yang diberikan dapat berupa antipsikotik untuk merangsang zat neurotransmitter di dalam otak. Obat ini ditujukan untuk menurunkan tingkat kecemasan, menstimulasi kemampuan berfikir dan menekan atau meminimalisir halusinasi. Pada umumnya, dokter akan memberikan obat-obatan antipsikotik kepada penderita skizofrenia untuk mengurangi atau menghilangkan gejalanya.

2. Terapi kejut listrik (ECT)

Pengobatan lainnya, yaitu dengan menggunakan terapi kejut listrik atau elektrokonvulsif (ECT).Terapi ECT dilakukan dengan mengalirkan listrik dari luar ke dalam otak penderita yang sudah dianestesi sebelumnya atau dihilangkan kesadarannya, sehingga kerusakan listrik pada otak yang menyebabkan gejala halusinasi dapat dikurangi.

Hingga saat ini, pencegahan skizofrenia secara pasti belum diketahui. Namun, pemeriksaan dini dapat membantu mengurangi resiko dampak dari gejala-gejalanya. Lingkungan keluarga yang harmonis dan tentram menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan, rutin berolahraga dan menyibukkan diri dengan kegiatan positif juga dapat mengurangi resiko terkena skizofrenia.

Referensi :

Salam, N.F. (2016). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kekambuhan Pasien Jiwa di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Provinsi Sulawesi Selatan. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Skripsi.

https://www.halodoc.com/artikel/siapa-saja-yang-bisa-mengalami-skizofrenia

https://www.halodoc.com/kesehatan/skizofrenia

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image