Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fergi Nadira Bachruddin

Lebaran, Leburan, Luberan, Laburan

Curhat | Saturday, 22 Apr 2023, 01:01 WIB
Ketupat identik dengan hari raya Idul Fitri (ilustrasi). Dok Republika

Selamat hari raya Idul Fitri 1444 H.

Lebaran bermakna selesai. Kata itu menandai berakhirnya puasa selama satu bulan penuh. Berasal dari kata lebar, ditilik ke dalam diri lebaran bermakna lapang dadanya, zakat fitrahnya terbayar, dan pintu ampunan terbuka lebar.

Leburan bermakna melebur. Kata itu menjadi penyejuk bahwa dosa-dosa manusia selama ramadhan luluh di hadapan Allah SWT. Kata itu bisa juga menjadi makna dari saling silang maaf antara dari kita. Mohon maaf lahir dan batin, jiwa dan raga, hingga asa dan rasa.

Luberan bermakna melimpah. Berasal dari kata luber artinya melimpah. Dalam artinya, kita melimpahkan rasa maaf kita kepada orang yang memohon maaf, dan begitupun sebaliknya. Luberan juga merupakan simbol sedekah yang mewujud dari zakat.

Laburan bermakna pemutihan diri. Kata Laburan berasal dari kata labur atau kapur. Kapur adalah putih, biasa dipakai untuk air, dan ini saat nya momen untuk pemutihan diri. Maknanya agar manusia menjaga kesucian lahir dan batin dalam dirinya di hari yang Fitri.

Ramadhan dan Lebaran kali ini kita boleh sedikit lega dari dampak pandemi Covid-19. Ramadhan dan Lebaran kini tetap menjadi ranah kontemplasi diri untuk berhadapan dengan evaluasi diri dan resolusi Idul Fitri.

Momen Ramadhan 30 hari lalu adalah sarana bagi umat manusia untuk berlatih menjadi terkendali bagi pikiran, perkataan, dan perbuatannya. Adapun momen Ramadhan dan Lebaran dihayati dan dijalani sembari intropeksi diri dengan melihat sejujurnya ke dalam diri. Dari situ, manusia mulai menyadari keterbatasan dirinya bahkan kemampuan dirinya sebagai bagian dari pendewasaan.

Wallahualam

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image