Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Thufaila Hanif A

Bystander Effect, Apakah Kamu Salah Satu Yang Mengalaminya?

Eduaksi | Wednesday, 22 Dec 2021, 12:54 WIB

Siapa nih, yang sukanya jadi penonton?

Hati-hati loh, jangan-jangan kamu mengalami bystander effect!

Apakah kamu pernah melihat orang yang sedang kesulitan atau butuh bantuan, tapi kamu tidak peduli? Padahal kamu tahu loh, orang itu sedang kesakitan, membawa beban berat, atau bahkan mengalami kecelakaan! Seringkali kamu secara tidak sadar hanya sekedar menonton orang tersebut dan diam di tempat tanpa membantunya.

Sumber : pinterest.com

Apa Itu Bystander Effect?

Nah, peristiwa seperti itu, dalam psikologi dikenal dengan istilah bystander effect. Istilah bystander effect mungkin terdengar asing di telinga kamu. Bystander effect adalah fenomena psikologis sosial yang terjadi di saat seseorang memilih untuk tidak mengambil tindakan dalam situasi darurat yang sedang dialami orang lain. Orang-orang cenderung tidak menawarkan bantuan kepada seorang korban ketika melihat kehadiran orang lain.

Sebuah studi yang dilakukan psikolog sosial Bibb Latane dan John Darley dalam kasus Kitty Genovese di New York menemukan bahwa banyaknya orang yang hadir dalam suatu situasi dapat memengaruhi keinginan orang untuk membantu.

Kemungkinan seseorang untuk membantu seorang korban dalam situasi darurat akan menjadi sangat kecil apabila banyak orang yang hadir dan mengamati peristiwa tersebut. Pemberian bantuan akan lebih mungkin terjadi ketika hanya ada sedikit orang atau saksi di tempat kejadian.

Kenapa Kita Harus Mengenali Bystander Effect?

Sebelum mengetahui kamu termasuk bystander atau tidak, kamu harus mengenalinya terlebih dahulu. Apa itu bystander effect? Apakah bystander effect itu baik atau buruk?

Mengenali bystander effect merupakan bentuk kepedulian kita terhadap orang lain dan lingkungan sekitar kita. Hal ini dapat disebut sebagai social-awareness, yang merupakan kesadaran diri untuk memperhatikan dan membantu satu sama lain.

Seseorang dengan kesadaran sosial yang tinggi dapat mengambil tindakan yang tepat terhadap suatu hal yang dilihatnya. Dengan begitu, beradaptasi dengan lingkungan sekitar akan terasa lebih mudah dan kita dapat menganalisa respon orang-orang di sekitar kita dengan baik.

Maka dari itu, mengenali bystander effect merupakan hal yang penting. Kamu dapat melatih kepekaan dirimu. Apa yang menjadi penyebab akan gejala-gejala yang timbul di sekitar kamu.

Setelah kamu mengenali fenomena bystander, selanjutnya kamu dapat menjaga dan membentuk diri kamu menjadi pengamat yang aktif. Tidak hanya diam menyaksikan, tetapi berani untuk mengambil suatu tindakan.

Sumber : etsy.com

Penyebab Seseorang Mengalami Bystander Effect

Bystander effect muncul atas dua faktor. Seperti yang telah dijelaskan oleh Latane dan Darley, banyaknya orang yang hadir dalam suatu peristiwa dapat memengaruhi kemungkinan seseorang untuk membantu.

Hal tersebut disebut dengan difusi tanggung jawab. Kebanyakan orang dalam kelompok akan berpikir bahwa orang lain akan membantu korban dalam situasi darurat tersebut. Banyaknya orang yang melihatnya membuat masing-masing individu merasa hal tersebut bukanlah suatu tanggung jawab bagi dirinya untuk membantu. Sehingga, terjadi suatu penyebaran tanggung jawab pada masing-masing individu yang mengamatinya.

Lain halnya jika hanya ada satu orang atau pengamat di tempat kejadian. Tentu orang tersebut akan membantu dan memutuskan untuk menolong korban tersebut karena ia merupakan satu-satunya saksi yang melihat. Tentunya ia juga tidak ingin disalahkan atau disebut sebagai pelaku karena tidak membantu.

Faktor yang kedua adalah pengaruh sosial. Sebelum melakukan tindakan, suatu individu akan melihat perilaku orang-orang di sekitarnya terlebih dahulu. Jika banyak yang menolong korban, tentu suatu individu juga akan mengambil tindakan.

Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang membuat seseorang menjadi bystander, seperti situasi emosional pengamat, tingkat keparahan yang dialami korban dalam suatu situasi, hingga seberapa layak korban harus dibantu.

Contoh Fenomena Bystander Effect

Hampir semua orang mungkin pernah mengalami bystander effect. Misalnya, ketika ada orang yang bertanya di grup Whatsapp, yang umumnya berisi puluhan orang di dalamnya, apakah kamu langsung menjawabnya? Atau hanya sekedar membacanya?

Sumber : howtogeek.com

Kamu memilih untuk tidak menjawab pertanyaan tersebut karena merasa akan ada teman lain yang menjawab pertanyaan tersebut. Kamu tidak menjawabnya karena kamu merasa itu bukan kewajibanmu.

Fenomena lainnya juga ditemukan di sekitar kita dan yang satu ini mungkin merupakan suatu peristiwa yang seringkali dialami oleh para mahasiswa dan murid lainnya di masa pandemi. Contohnya adalah pembelajaran online. Tidak jarang seorang guru atau dosen pasti memberikan pertanyaan untuk muridnya di masa pembelajaran. Namun, tidak jarang pula murid atau mahasiswanya tidak ada yang menjawab pertanyaan tersebut. Belum lagi, apabila tidak ada yang menyalakan kamera.

Waduh, kamu salah satunya gak, nih?

Dengan tidak menjawab pertanyaan guru atau dosen, tandanya kamu sudah mengabaikan guru atau dosen tersebut. Kamu memutuskan untuk tidak menjawab pertanyaan guru atau dosen tersebut dengan berpikir bahwa murid atau mahasiswa lain akan melakukannya. Dalam arti, sama saja kamu tidak membantunya.

Kedua peristiwa di atas mungkin bukan suatu situasi darurat, namun keduanya merepresentasikan bystander effect yang mungkin terjadi dalam dunia virtual. Di mana seseorang menganggap suatu hal tidak penting, lalu berujung pada ketidakpedulian dengan tidak mengambil tindakan.

Menjadi Pengamat yang Aktif

Pada dasarnya, wajar apabila orang terkejut dan membeku ketika melihat orang dalam situasi darurat atau kecelakaan. Umumnya hal ini merupakan respons yang menunjukkan rasa takut. Takut akan memperburuk situasi, atau takut dapat membahayakan diri sendiri.

Sumber : brightside.me

Seorang pengamat yang memilih untuk tidak mengambil tindakan, dianggap bersalah secara moral. Bystander effect dapat diminimalisir atau bahkan dihilangkan melalui kesadaran diri. Jadilah orang pertama yang bertindak dan jangan mengharapkan orang lain bertindak lebih dahulu. Bicaralah dengan tegas, lakukan hal terbaik yang dapat kamu lakukan untuk menyelamatkan korban, dan jangan takut untuk meminta bantuan.

Memberikan arahan kepada pengamat lain untuk terlibat juga merupakan hal yang penting. Dengan begitu, kita dapat bersama-sama menghindari terjadinya bystander effect dan menadi pengamat yang aktif!

Melakukan hal dengan benar memang tidak sepenuhnya salah. Namun, banyak hal dalam hidup terkadang dilakukan dengan benar ternyata merupakan hal yang salah. Melakukan hal yang benar adalah hal yang paling tepat. So, terus lakukan dan sebarkan kebaikan, ya!

Thank You!

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image