Doaku, Sekolahku Kembali
Guru Menulis | 2021-12-22 11:55:32Pandemi COVID-19 memang sedang menjadi trending topik di seluruh dunia karena penyebaran dan reaksinya yang sangat cepat. Hal ini membuat banyak negara terdampak untuk segera mengambil keputusan cepat dan tepat untuk menanggulangi wabah ini.
Indonesia adalah salah satu negara yang terdampak COVID-19. Kebijakan pemerintah Indonesia untuk segera melakukan social dan physical distancing.
Hal tersebut merupakan tindakan yang tepat dan sekaligus menghentikan roda perekonomian, pariwisata dan juga pendidikan.
Akibat diberlakukannya hal tersebut, secara serentak seluruh sekolah dari Pendidikan usia dini sampai perguruan tinggi tidak diizinkan melaksanakan pembelajaran di dalam kelas.
Tentu saja hal ini merupakan suatu hal yang sangat baru dikalangan guru dan siswa. Pandemi yang terjadi memaksa agar semua komponen Pendidikan berpacu untuk melakukan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan internet.
Pembelajaran jarak jauh dilakukan, agar pendidikan bisa tetap berjalan walaupun di tengah pandemi.
Selain itu, dampak pembelajaran daring juga menimbulkan efek psikosomatis, yakni ditunjukkan dengan perilaku anak yang cenderung lebih rewel karena sudah bosan saat belajar dari rumah. Rasa rindu untuk kesekolah, bertemu guru dan bermain dengan teman akan sangat berpengaruh terhadap mood anak.
Di sinilah peran seorang ibu sangat diperlukan, karena ibu mampu berperan sebagai sebagai guru di rumah, berperan sebagai sebagai fasilitator, berperan sebagai motivator, dan sebagai director. Dan keuntungan dari kegiatan pembelajaran dari rumah yaitu orang tua mampu memperhatikan tumbuh kembang anaknya dalam proses pembelajaran.
Perjuangan yang sangat berat bagi seorang ibu, seperti yang saya alami selain menjadi guru yang harus beradaptasi mengajar jarak jauh melalui online, setiap hari harus mendampingi putra putriku, mengkondisikan untuk sigap dalam belajar di rumah, banyak sekali runtutan masalah yang megiringinya mulai dari pembiasaan atau karakter yang sudah terbangun sejak kecil, lama lama pembiasaan itu luntur karena lama tidak bertemu dengan sang guru di sekolah.
Banyak sekali orang tua yang menyampaikan keluh kesahnya selama belajar di rumah, selain pembiasaan baik yang berangsur menghilang, masalah anak yang tidak mau mengerjakan tugas dari sekolah, masalah orang tua yang tidak bisa menjelaskan tentng materi belajar sekolah putraputrinya dan segudang masalah yang lain.
Harapan yang besar tumbuh dalam benakku semoga pandemi COVID-19 ini segera berlaalu dan berakhir, dunia pendidikan bangkit kembali, indonesia tersenyum kembali, senyuman manis puta putri kita akan kembali ketika mereka melangkahkan kaki mereka ke pintu gerbang sekolah bertemu dengan teman sekolahnya bertemu dengan sang guru yang dirindukannya.
Allah yaa Rahman kabulkan doa kami, sirnakan pandemi dari negeri ini,kasihanilah kami, kami ingin menuntut ilmu bertemu dengan guru kami, kasihanilah bangkitkan kami dengan cinta dan kasihMU ya Rabb. Aamiin yaa rabbal'alamiin.[]
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.