Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Arsy Fadlan Muhammad Pratama

Sahabat, Kok Berbuat Body Shaming?

Eduaksi | Wednesday, 22 Dec 2021, 01:58 WIB
Ilustrasi : bentuk badan

Body Shaming, apa sih itu? Seperti hal yang tidak asing bukan? Kata body shaming memang sering kali diucap oleh masyarakat setempat, bahkan kata tersebut pernah top trending di negara ini, loh! Lau apa sih yang dimaksud dengan body shaming? Mari simak penjelasannya!.

Body shaming, apa itu?

Body shaming merupakan tindakan yang melihat sisi kekurangan yang dimiliki seseorang dan berkomentar dengan seenaknya tanpa memikirkan perasaan orang lain. Hal ini bukan lagi sebuah fenomena yang langka, tetapi sudah banyak sekali terjadi di kalangan anak muda. Mulai dari anak usia dini, remaja, hingga dewasa seumuran orang tua juga masih sering kita lihat.

Ilustrasi : perlakuan body shaming

Fenomena ini sudah banyak sekali bahkan sering kali terjadi, jangankan banyak atau sering, melainkan tidak kita sadari bahwa seseorang bahkan kita sendiri sedang melakukan body shaming kepada orang lain. Hal ini bisa saja terjadi, karena sekarang banyak sekali hal-hal negatif yang ditutupi dengan lelucon-lelucon yang kita tertawakan. Seperti dalam acara TV yang sering kita tonton. Mereka mengejek satu sama lain, mulai dari pekerjaan hingga fisik biologis mereka. Namun, semua itu dibungkus dengan sebuah lelucon yang membuat kita para penonton menjadi terhibur, dan melupakan bahwa itu adalah body shaming.

Sahabat bisa jadi faktor body shaming

Ilustrasi : sahabat

Sahabat? Kok bisa menjadi faktor body shaming? Bukannya mereka adalah seseorang yang mengenal kita dekat dan orang kepercayaan kita? Eitss, tenang dulu teman-teman, mari kita berdiskusi terlebih dahulu.

Body shaming terjadi dan meningkat ketika individu memiliki hubungan kedekatan satu dengan yang lainnya (Sanchez, Good, Kwang, dan Saltman, 2008). Menurut dari penelitian yang mereka lakukan, dapat kita simpulkan bahwa faktor dari terjadinya body shaming yaitu sebuah kedekatan. Mengapa begitu? Bukankah bagus memiliki kedekatan antar sesama?. Memang bagus, namun terkadang karena saking dekatnya mereka dengan kita, mereka melupakan hak yang kita miliki sebagai seorang temannya bahkan sahabatnya. Mereka yang selalu bersama kita, saling berbagi cerita, bercanda bersama, bahkan terkadang bertengkar bersama lalu berbaikkan, tidak disadari sering kali melakukan body shaming terhadap kita.

Seorang individu ketika memiliki keterkaitan kepada seseorang maka kecenderungan menilai fisik pasangan akan semakin intens dan dianggap sebagai hal yang wajar dan lumrah. Hal tersebut didukung dengan adanya tiga proses utama dalam hubungan interpersonal yang berperan penting, yaitu evaluasi terhadap refleksi diri, timbal balik dari penampilan fisik, dan perbandingan diri dengan orang lain atau biasa disebut dengan komparasi sosial (Dunn dan Gokee, 2002).

Dilihat dari penjelasan tersebut maka dapat kita ambil kesimpulan, bahwa teman kita atau sahabat kita akan dan selalu melihat penampilan kita, baik ketika kita rapih dan bagus maupun ketika kita berantakan atau memiliki kekurangan. Semua yang kita lakukan akan dilihat dan "direkam" dalam ingatan seorang teman kita. Mungkin suatu saat mereka akan mengeluarkan apa yang dilihat kepada umum, baik secara langsung ataupun tidak langsung, bahkan seperti yang tadi disampaikan dengan dibungkus rapih oleh sebuah candaan. Sehingga kita tidak menyadari bahwa sahabat kia sendiri telah melakukan body shaming terhadap kita, atau bahkan kita yang menjadi pelaku body shaming kepada teman dan sahabat kita.

Bagaimana cara mengatasinya?

Bagi seorang remaja, penyesuaian diri dengan kelompok lebih penting dibandingkan dengan individualitas (Santrock, 2003). Dengan kata lain, penyesuaian terhadap lingkungan pertemanan sangatlah penting, agar kita tidak terbawa oleh pergaulan yang negatif melainkan membimbing teman dan sahabat kita ke jalan yang lebih benar.

Ilustrasi : pertemanan yang hangat dan baik

Tidak lupa untuk menghormati hak dan asasi yang dimiliki oleh teman dan sahabat kita. Dengan menghormati HAM dan menerapkannya dengan baik, maka kita akan lebih terhindar dari perlakuan body shaming sehingga tidak akan membuat sebuah perselisihan antar teman. Dalam pertemanan juga harus menerapkan sebuah sifat empati, agar apa yang kita lakukan tidak membuat orang lain tersinggung bahkan terluka.

Jadi begitu teman-teman, sahabat memang hal yang baik untuk kita maupun mereka. Namun sahabat juga merupakan hubungan yang dapat merusak kita, seperti pribahasa "dua mata pisau" yang seakan sahabat adalah pisau tersebut yang dapat membantu kita apabila menemukan sahabat yang tepat, namun bisa membuat kita terluka jika memilih sahabat yang kurang tepat. Jadi, untuk menghindari hal tersebut maka kita diperlukan untuk membangun persahabatan yang baik dan sehat.

Jangan lupa semua itu dimulai dari diri kita sendiri, karena teman atau pasangan merupakan refleksi dari diri kita sendiri. Mari kita berbuat baik kepada siapapun terutama untuk menjadi sahabat yang baik bagi sahabat kita!^^

Referensi :

Hidayat, R., Malfasari, E., Herniyanti, R. (2019). Hubungan Perlakuan Body Shaming Dengan Citra Diri Mahasiswa. Jurnal Keperawatan jiwa 7(1), 79-86.

Lestari, S. (2020). Psikoedukasi Dampak Body Shaming Pada Remaja. Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat 5(2), 565.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image