Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Yudha Hari Wardhana

Otak Manusia dan Potensinya

Edukasi | 2023-04-10 10:03:58

Ada satu anekdot mengandung satire yang populer di Indonesia terkait dengan otak manusia. Katanya, otak orang Indonesia itu harganya jauh lebih mahal daripada otaknya Thomas Alva Edison, Archimedes, dan para ilmuwan penemu lainnya. Kok bisa?

Tentu saja bisa. Kan otak manusia Indonesia jarang atau bahkan nggak pernah dipakai. Jadi bukan barang second, masih mulus. Hehehe .

Oke, lupakan anekdot tersebut. Saya percaya pembaca buku ini adalah orang-orang yang mau menggunakan otak alias tidak terserang syndrome mami baba (malas mikir banyak bacot). Banyak bacotnya di medsos pula, pakai akun fake pula.

Dalam banyak ayat, Allah justru memotivasi manusia untuk mau berpikir. Jadi sikap malas berpikir adalah bentuk pengabaian terhadap kehendak Allah dan bisa diartikan juga sebagai sikap tidak bersyukur atas anugerahNya berupa otak pada setiap manusia.

Bukan saja untuk berpikir, ada banyak hal yang bisa diberdayakan dari kekuatan otak manusia. Pada organ inilah tersembunyi potensi seseorang. Dengan memberdayakan otaknya manusia bisa tahu siapa dirinya dan menentukan pilihan sikapnya.

Otak Manusia Menyimpan Potensi Setiap Orang. SUmber foto: Republika

Saya kutip dari alodokter dan referensi ilmiah lainnya, ada tiga bagian utama otak manusia yaitu otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak (brainstem).

Otak besar (Cerebrum) adalah bagian terbesar dari otak. Cerebrum terbagi menjadi 2 bagian yang sudah sangat populer yaitu otak kanan dan otak kiri.

Belahan otak kanan berfungsi untuk mengontrol pergerakan di sisi kiri tubuh dan belahan otak kiri mengontrol gerakan di sisi kanan tubuh.

Permukaan luar cerebrum disebut cerebral cortex. Bagian ini merupakan area otak di mana sel saraf membuat koneksi yang disebut sinaps. Sinaps merupakan sistem saraf yang mengendalikan aktivitas otak.

Sementara bagian dalam cerebrum mengandung sel-sel saraf berselubung (mielin) yang berperan dalam menyampaikan informasi antara otak dan saraf tulang belakang.

Otak besar juga bisa dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:

1. Lobus frontal (bagian depan) yang mengendalikan gerakan, ucapan, perilaku, memori, emosi, dan kepribadian. Bagian otak ini juga berperan dalam fungsi intelektual, seperti proses berpikir, penalaran, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan perencanaan.

2. Lobus parietal (atas) yang mengendalikan sensasi, seperti sentuhan, tekanan, nyeri, dan suhu. Lobus ini juga mengendalikan orientasi spasial atau pemahaman tentang ukuran, bentuk, dan arah.

3. Lobus temporal (samping) yang mengendalikan indra pendengaran, ingatan, dan emosi. Lobus temporal kiri juga berperan dalam fungsi bicara.

4. Lobus oksipital (belakang) yang mengendalikan fungsi penglihatan.

Banyak yang mengira, termasuk saya, kalau peran otak manusia hanya sebatas untuk berpikir dan sebagai pusat syaraf. Tetapi setelah mempelajari CHMP, saya mendapat banyak pengetahuan baru.

Ternyata dengan menganalisis dominasi bagian otaknya seseorang bisa tahu siapa dirinya, bagaimana karakternya, dimana potensi terbesarnya dan dimana pula potensi yang masih bisa diasah.

Ada orang yang cara kerjanya cenderung spekulatif, suka bermanuver, suka berpikir dan melakukan hal-hal yang tidak umum dengan segala risikonya, ada juga yang serba terencana, detail, terorganisir. Ada tipe manusia yang perasa namun ada juga yang mengutamakan logika dan fakta. Semua itu ada keterkaitan kuat dengan potensi dominan dari otaknya.

Dengan mengetahui potensi dominannya itulah manusia bisa tahu apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan dirinya menjadi lebih sukses dalam segala hal termasuk dalam profesinya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image