Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nazhira Mustaqilla

Serba-Serbi Ramadhan: Tradisi Meugang Masyarakat Aceh

Agama | Thursday, 06 Apr 2023, 22:56 WIB
Kondisi Pasar pada Hari Meugang di Aceh

Bulan suci Ramadhan merupakan bulan yang dinanti-nanti oleh umat islam di seluruh belahan dunia, tak terkecuali masyarakat Aceh. Setiap daerah tentunya memiliki tradisi tertentu untuk menyambut kedatangan bulan suci ini. Di Aceh sendiri, terdapat sebuah budaya yang sudah dilaksanakan turun temurun sejak zaman Sultan Iskandar Muda guna menyambut bulan suci Ramadhan. Salah satu tradisi rakyat aceh yang masih dilestarikan hingga sekarang ialah Meugang atau Ma’meugang. Tradisi ini bermula ketika Sultan Iskandar Muda membagikan daging untuk yatim dan dhuafa pada hari Meugang.

Menurut masyarakat Aceh, Meugang bukan hanya sekadar tradisi yang dijalankan secara turun temurun tanpa esensi di dalam nya, tetapi tradisi ini merupakan tafsir agama dalam kehidupan masyarakat aceh. Meugang atau Ma’meugang merupakan tradisi makan daging yang dilaksanakan sebelum memulai bulan Ramadhan, menjelang lebaran idul fitri, dan idul adha. Tradisi ini bagaikan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh lapisan masyarakat aceh, baik di kota maupun desa. Perayaan Ma’meugang merupakan momentum untuk merajut silaturahim antar sesama. Tentu, momen ini tidak ingin dilewatkan oleh siapapun. Momen ini menjadi ajang untuk berkumpulnya anak maupun sanak saudara yang tinggal jauh dari rumah orang tuanya.

Biasanya pada hari Meugang akan dihidangkan makanan yang berbahan utama daging dengan aneka ragam masakan, seperti Sie Reuboh, Sop Daging, dan Rendang. Di beberapa tempat, masakan daging ini berbeda-beda sesuai dengan khas daerahnya sendiri. Bagi sebagian besar masyarakat aceh, perayaan Meugang juga dilakukan dengan mengundang beberapa anak yatim guna untuk menambah keberkahan dan sebagai bentuk peduli terhadap sesama. Menjelang pelaksanaan Meugang, masyarakat Aceh akan berbondong-bondong menuju pusat-pusat penjualan sapi. Untuk kebutuhan Meugang ini, masyarakat lebih memilih untuk menggunakan daging sapi lokal dari pada daging sapi impor.

Akibat kebutuhan daging yang melonjak tersebut, harga daging sapi biasanya akan naik 2 kali lipat dari harga normal. Lapak-lapak baru penjualan daging pun turut menjamur di pinggir jalan maupun di tempat-tempat keramaian lainnya. Selain daging, juga terdapat beberapa makanan yang sering disediakan khusus pada hari Meugang, seperti tape (makanan dari ketan yang telah difermentasikan), leumang (makanan dari ketan yang dimasukkan dalam bambu, kemudian dimasak dengan cara dipanggang menggunakan api yang besar), serta timphan (makanan khas Aceh yang dibuat dari tepung ketan dengan isi srikaya/kelapa yang kemudian dibalut daun pisang dan dikukus).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image