Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Amanda Irbah

Malam Selawe: Tradisi Unik Menyambut Malam Lailatul Qadar

Sejarah | 2023-04-06 21:20:02

Selawe dalam bahasa Jawa berarti 25. Malam selawe bisa diartikan sebagai malam keduapuluhlima. Tradisi malam selawe ini berasal dari Gresik yang digelar pada malam ke 25 Ramadhan. Kegaitan Malam Selawe di Kabupaten Gresik biasanya diselenggarakan di kawasan Makam Sunan Giri termasuk halaman parkir depan makam hingga sepanjang jalan Sunan Giri.

Tradisi ini dikatakan sebagai malam puncak Ramadhan, banyak Peziarah berdatangan baik dari dalam maupun luar kota Gresik. Tradisi Malam Selawe ini bisa dimaknai sebagai perburuan Lailatul Qadar. Lailatul Qadar yang juga dikenal sebagai Malam Kemuliaan merupakan salah satu malam terpenting dalam iman Islam. Malam ini diyakini sebagai salah satu dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan Islam dan dianggap sebagai malam paling suci pada tahun tersebut.

Penyambutan malam Lailatul Qadar bagi umat islam umumnya dilakukan dengan melaksanakan ibadah karena amalan di malam tersebut lebih baik dibandingkan dengan 1000 bulan. Tradisi Malam Selawe telah berlangsung sejak zaman Sunan Giri (Tokoh Wali Songo yang menyebarkan agama islam di Gresik). Beliau mengajak para santrinya untuk beribadah dengan melakukan Iktikaf di Masjid Giri dengan harapan mendapatkan berkah malam Lailatul Qadar. Selain melakukan I’tikaf dan ziarah ke makam, ibadah yang dilakukan dalam tradisi Malam Selawe, antara lain melaksanakan Salat Tasbih, berdzikir dan membaca Al-Qur'an di Masjid Jami’ Giri dengan tujuan untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah SWT.

Terlepas dari bagian dari memburu Lailatul Qadar di malam ganjil sepuluh hari terakhir Ramadan, pada awalnya Malam Selawe merupakan ajang sowan atau berpamitan para santri kepada Kanjeng Sunan Giri sebelum mereka pulang kampung atau mudik Lebaran. Pada Ramadan malam ke-25 itulah para santri melaksanakan qiyamul lail, mengaji, membaca yasin dan tahlil, dan beriktikaf. Tradisi ini kemudian diikuti para santri yang tidak bermukim di Ponpes. Kemudian tradisi ini berlangsung hingga saat ini.

Pemerintah Kabupaten Gresik pun sudah memberikan sinyal untuk menyemarakkan kembali tradisi Malam Selawe. Bahkan, untuk menyambut para pengunjung, juga akan digelar bazar UMKM yang dipusatkan di terminal wisata religi di kawasan Sekarkurung. Hal ini tentu menjadi agenda yang dianggap baik untuk memeriahkan tradisi ini. Namun demikian, saat ini tradisi Malam Selawe sedikit melenceng ke arah konsumerisme. Malam Selawe menjadi suatu acara yang terintegrasi dalam satu rangkaian kegiatan bulan Ramadan. Terdapat pembukaan pasar Malam Selawe yang mengiringi tradisi sakral itu.

Meskipun begitu, bukan berarti santri dan masyarakat kalap akan makna Malam Selawe. Banyak dari mereka yang menghabiskan waktunya untuk meresapi tradisi Malam Selawe yang diamini membawa banyak keberkahan. Tidak lainnya untuk menyambut malam Lailatul Qadar bukan hanya di Gresik saja, tetapi juga ada di daerah-daerah lain. Di Tidore, ada tradisi bernama Selo Guto. Suatu kegiatan pembakaran lilin di makam para leluhur yang dilakukan setelah salat tarawih, berlangsung selama satu hari penuh. Ada pula tradisi Dile Jojor, yaitu penyalaan lampu yang dilakukan masyarakat Lombok pada 10 malam terakhir Ramadan.

Tradisi Malam Selawe, Edisi Ziarah Akbar di Gresik | Gresik.info" />
Sumber : Tradisi Malam Selawe, Edisi Ziarah Akbar di Gresik | Gresik.info

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image