Mengenangmu Dalam Sajak Biru
Sastra | 2023-04-04 22:02:41Rabu menyatukan senja, jalan kota basah, dan secangkir kopi dalam sajak biru untuk kita nikmati. Rabu pertama di bulan April, sekali lagi kamu menyelami keabu-abuan Rabu yang setia membawamu pada dinamika hati dan perasaan.
Kepulan uap mengudara dari cangkir putih di hadapanmu, menguarkan bau khas kopi yang diseduh dengan air mendidih. Dalam ruang hijau, berteman sepi, ada yang riuh di kepalamu.
Cukup mendengar suaranya melalui alat pendengar yang tersampir di telingamu, sudah menyalakan ingin dalam doa diam-diam. Kamu tak bisa mengelak saat rindu datang menyapa, karena menolaknya sama saja bunuh diri.
Jadi kamu nikmati saja sembari menyalami langit berpoles jingga yang sedikit mendung melalui bingkai jendela. Juga jalan-jalan basah dengan gerimis yang mencumbu pucuk dedaunan seolah mengajakmu untuk ikut serta merasai pertemuan.
Bagimu, Rabu adalah sesuatu yang hidup, karena dalam perjalanannya ia selalu memberimu pintu-pintu baru untuk kamu jelajahi, kemudian membuat jemarimu menari di atas sajak biru atas kenangan yang ia tinggalkan.
Rabu akan selalu hidup dalam dirimu. Dan kamu bukan siapa-siapa tanpa Rabu.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.