Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image nurul jubaedah

Literasi Dunia: Indonesia Urutan ke 2 dari Bawah

Eduaksi | Monday, 03 Apr 2023, 05:46 WIB

Literasi Dunia : Indonesia Urutan ke 2 dari Bawah

Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag (Guru SKI di MTsN 2 Garut)

Menurut statistik UNESCO, dari total 61 negara, Indonesia menempati urutan ke-60 dengan tingkat melek huruf yang rendah. Thailand berada di urutan ke-59 dan tempat terakhir ditempati oleh Botswana. Sedangkan Finlandia berada di urutan teratas dengan angka melek huruf yang tinggi, mencapai hampir 100%. Data ini jelas menunjukkan bahwa preferensi membaca di Indonesia masih jauh tertinggal dari Singapura dan Malaysia.

Menurut data penelitian yang dilakukan oleh United Nations Development Programme (UNDP), tingkat pendidikan berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia masih relatif rendah, yaitu 14,6%. Angka ini jauh lebih rendah dari Malaysia 28% dan Singapura 33%.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya minat baca buku di masyarakat Indonesia. Pertama, tidak ada kebiasaan membaca yang ditanamkan sejak usia dini. Teladan anak dalam keluarga adalah orang tua, dan anak pada umumnya mengikuti kebiasaan orang tuanya. Oleh karena itu, peran orang tua dalam mengajarkan kebiasaan membaca sangat penting dalam meningkatkan kemampuan literasi anak.

Kedua, akses ke lembaga pendidikan belum merata dan kualitas lembaga pendidikan masih rendah. Fakta bahwa masih banyak anak putus sekolah, lembaga pendidikan yang tidak mendukung proses belajar mengajar dan rantai panjang birokrasi dunia pendidikan. Hal inilah yang secara tidak langsung menghambat perkembangan kualitas literasi di Indonesia.

Ketiga, masih kurangnya produksi buku di Indonesia karena penerbit daerah yang kurang berkembang, insentif yang tidak adil bagi produsen buku, dan rendahnya pembayar pajak bagi penulis sehingga memadamkan semangat mereka untuk menghasilkan buku yang berkualitas.

Berdasarkan permasalahan di atas maka penulis sebagai guru memberikan solusi pertolongan pertama sebelum memikirkan literasi dunia mari kita mulai dari bawah dulu yaitu dari gurunya setelah itu baru peserta didik.

Peran guru dalam meneladani literasi jauh lebih baik dari pada hanya sekedar menganjurkan peserta didik untuk rajin membaca di kelas. Pertanyaannya adalah sudah berapa buku yang telah kita baca?, sudah menulis berapa buku sejak pertama kali menjadi guru sampai sekarang?. Jika tidak pernah sekalipun menulis maka jangan sekali-kali menyalahkan rendahnya literasi peserta didik karena penyebabnya adalah ada pada gurunya sendiri yaitu malas membaca buku apalagi menulis karya tulis sendiri.

5 Tips Meningkatkan Literasi Guru dan Peserta didik di Sekolah

1. Menumbuhkan Kesadaran Pentingnya Membaca

Membaca adalah aspek penting dalam kehidupan. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari membaca, seperti peningkatan kinerja otak, peningkatan pengetahuan, dan peningkatan daya ingat. Para ahli juga sepakat bahwa membaca sangat penting dan berdampak sangat baik bagi manusia, harus disadari bahwa membaca merupakan kegiatan yang sangat penting.

Membaca berguna untuk semua orang baik bagi guru maupun peserta didik. Banyak yang bisa dicapai dalam hidup, jika seseorang rajin membaca. Dalam dunia pendidikan melakukan kegiatan membaca merupakan salah satu kebiasaan guru dan peserta didik. Peserta didik literat merupakan harapan bagi semua orang tua dan guru sekolah.

Perkembangan kegiatan membaca ini tidak terlepas dari adanya minat yang besar di kalangan peserta didik yang dikelola baik oleh guru di sekolah. Gerakan literasi pada dasarnya adalah sebuah studi yang dapat merangsang minat baca peserta didik. Guru mata pelajaran apapun diharapkan dapat membantu peserta didik dalam mengatasi kesulitan membaca dan mampu mengajarkan keterampilan membaca yang baik dengan menggunakan media yang relevan dan akurat sehingga budaya membaca dapat dicapai di sekolah.

2. Membaca 15 Menit Sebelum KBM

Efek positif yang muncul dari kebiasaan ini adalah peserta didik mulai menunjukkan kegairahan dan minat ketika guru memberikan kesempatan untuk bercerita dari hasil bacaannya, yang juga terlihat ketika peserta didik masih merasa belajar membaca dalam waktu 15 menit.

Kegemaran membaca peserta didik mulai tumbuh dan meningkat, belum lagi beberapa keterampilan literasi seperti kemampuan bercerita, kemampuan menulis, sedikit demi sedikit mulai muncul dan berkembang. Ketiga langkah tersebut dapat memotivasi peserta didik untuk tertarik membaca karena setiap kegiatan yang dilakukan membangun kebiasaan membaca.

Manajemen waktu, kegiatan literasi hari-hari pertama memang akan memakan banyak waktu, sehingga proses belajar mengajar juga membutuhkan waktu. Namun seiring berjalannya waktu dan pembelajaran dari setiap kendala menjadi sebuah peningkatan walaupun belum sempurna, karena sesungguhnya kegiatan ini akan membutuhkan pembiasaan dan adaptasi, baik bagi peserta didik maupun peserta didik, guru yang bertugas mengajar literasi.

Hasil refleksi dan penilaian akan mulai terlihat di antara sesama guru, dengan kemajuan kelompok peserta didik yang tertinggal dalam membaca. Yang belum mengenal huruf lambat laun akan terbiasa dengan huruf, yang membaca lambat akan mulai membaca lebih cepat, dan yang membaca cepat akan memiliki semangat yang lebih besar, seperti ingin membaca lebih banyak buku.

Rencana penguatan ke depan adalah sekolah bisa mempererat komunikasi dengan orang tua dan peserta didik untuk melakukan kegiatan literasi di rumah, termasuk meminjamkan buku dari perpustakaan sekolah untuk dibawa pulang, yang dapat dikembalikan 1 sampai 3 hari. Tujuannya agar orang tua dapat berpartisipasi dalam kegiatan literasi anak di rumah. Selamat mencoba!

3. Optimalkan Peran Perpustakaan

Peran perpustakaan dalam pengembangan literasi adalah menemukan, memilih, dan menambah sumber informasi yang beragam dan komprehensif di perpustakaan. Tentunya sumber informasi yang terdapat di perpustakaan harus lengkap dan komprehensif. Dengan demikian, koleksi yang terpasang bukan sembarang sumber buku tanpa bobot.

Literasi memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat pembelajar yang hidup di era pengetahuan, teknologi, dan informasi saat ini. Peradaban manusia dapat dibangkitkan dengan penguasaan sastra berdasarkan kegiatan membaca, menulis, dan berpikir kritis. Sastra diasosiasikan dengan perpustakaan dan pustakawan.

Perpustakaan dan pustakawan dapat memaknai literasi sebagai cara bagi masyarakat belajar untuk mengenali, memahami, dan menerapkan ilmu yang diperoleh di perpustakaan. Literasi adalah proses bagaimana seseorang berkomunikasi dalam masyarakat. Lebih jauh, literasi juga dapat dipahami sebagai praktik dan hubungan sosial yang berkaitan dengan pengetahuan, bahasa, dan budaya.

Perpustakaan dan pustakawannya dapat memaknai perannya dalam mengembangkan budaya literasi bagi pengguna pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dengan sumber daya yang tersedia, bekerja sama dengan pemangku kepentingan dan kelompok masyarakat, mereka dapat berinovasi, membuat, dan mentransformasikan layanan perpustakaan berbasis literasi. Hanya dengan cara ini budaya literasi akan tumbuh dan berkembang.

4. Membentuk Komunitas Baca

Fenomena yang terjadi saat ini adalah maraknya partisipasi masyarakat dalam kegiatan literasi. Partisipasi masyarakat semakin ditandai dengan diperkenalkannya perpustakaan komunitas dengan berbagai nama. Misalnya pondok baca, rumah baca, pojok baca, pojok baca, museum baca, sanggar baca, stasiun baca dan sebutan lainnya, yang pada hakekatnya merupakan bentuk penyediaan bahan bacaan bagi masyarakat.

Masyarakat atau individu mengambil inisiatif untuk kegiatan perbaikan Hobi membaca ini bisa diartikan sebagai penggiat literasi. Kegiatan yang dilakukan tidak semata-mata berbasis literasi hanya fungsional atau dasar. Mereka aktif memberikan informasi, pengetahuan dan pengalaman tentang kesenian, budaya, keterampilan mencocokkan, permainan tradisional, keterampilan bahasa dan komunikasi, kostum forum ilmiah, penelitian ilmiah dan pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi, politik dan sosial.

Pustakawan juga dapat berperan dalam menjalin kerjasama dengan para penggiat literasi tersebut. Selain sebagai penyampai informasi, pustakawan dapat berperan sebagai kontributor, mediator, dan motivator dalam kegiatan literasi bersama masyarakat. Salah satunya melalui komunitas.

5. Membuat Karya Tulis

Penulisan karya tulis berguna untuk melatih dan mengembangkan keterampilan membaca yang efektif. Berlatih menggabungkan bacaan dari berbagai sumber. Pengenalan operasi perpustakaan baik perpustakaan buku maupun digital. Memperbaiki pengorganisasian fakta/data dengan cara yang jelas dan sistematis dan mendapatkan kepuasan intelektual.

Program Gerakan Literasi Madrasah sudah berjalan di MTsN 2 Garut mulai dari gurunya. Kegiatan ini digebyarkan pada saat bersamaan dengan workshop Implementasi Kurikulum Merdeka pada tanggal 6-8 Juli lalu di MTsN 2 Garut. Tiga narasumbernya yaitu dua pengawas madrasah dan satu guru SKI yaitu saya sendiri. Penulis mengedepankan motivasi menulis para guru di mana sudah terkumpul 20 guru yang akan menulis bertemakan pendidika dalam sebuah buku antologi.

6. Menulis Buku Antologi dan Single

Antologi adalah buku yang ditulis oleh beberapa penulis. Sementara buku single atau individu adalah buku yang ditulis oleh satu orang. Buku antologi merupakan solusi untuk dapat menerbitkan buku dengan topik yang sama dan dapat langsung membuat kelompok (gabungan) dengan karya sastra penulis lainnya. Dengan cara ini uang juga akan terisi dan konten yang dihasilkan juga akan lebih beragam dan dalam beberapa hal.

Keuntungan mempelajari antologi adalah membantu mengembangkan dan mengkritisi berbagai sistem pemikiran yang ada, membantu memecahkan masalah relasional, hingga mampu mengeksplorasi masalah secara mendalam. Bagaimana cara menulis antologi? Lima tips menulis antologi adalah sebagai berikut : (1) Tulis dengan jelas, (2) Ikuti tema yang telah ditentukan, (3) Buat teks Anda se-unik mungkin, (4) Akhiri cerita Anda dengan gong yang dramatis, (5) Buat "Aha!"

Apa manfaat menulis buku?. Manfaat menulis yaitu, (1) Tempat untuk meningkatkan kreativitas, (2) Meningkatkan memori, (3) Membuat hidup lebih efisien, (4) Menjadi media pembelajaran yang baik, (5) Tingkatkan kemampuan Anda untuk berbicara dengan baik.

Literasi itu penting karena dengan literasi memungkinkan kita untuk mengenal dunia ke arah yang lebih baik dan menawarkan banyak keuntungan. Namun, minat orang dalam literasi di Indonesia masih tergolong lemah karena minat baca masyarakat Indonesia masih rendah. Rasa malas membaca akan berakibat tidak hanya buruk bagi kita tetapi juga untuk bangsa dan negara. Tentu saja kebiasaan buruk itu bisa kita ubah, kuncinya adalah persepsi yang ditamankan dalam diri kita masing-masing. Semoga dengan 6 solusi di atas Indonesia akan menjadi Negara yang literat kedepannya. Mari mulai dari sekarang kita membaca lalu menulis karya sendiri. Semangat ya!

Daftar Pustaka

Andina, E. (2016). Memotivasi minat baca. Majalah Info Singkat Kesejahteraan Sosial: Kajian Singkat Terhadap Isu Aktual dan Strategis, 8(2).

Kasiyun, S. (2015). Upaya meningkatkan minat baca sebagai sarana untuk mencerdaskan bangsa. Jurnal Pena Indonesia, 1(1), 79-95.

Mansyur, U., & Indonesia, U. M. (2019, November). Gempusta: Upaya meningkatkan minat baca. In Prosiding Seminar Nasional Bahasa Dan Sastra II FBS UNM (pp. 203-2017).

Witanto, J. (2018). Minat baca yang sangat rendah. Publikasi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Biodata

Nurul Jubaedah, lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan: D-1 Akuntansi (1995), S-1 PAI UNIGA (2001), S-1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S-2 PAI UIN SGD Bandung (2012).

Prestasi: Pembimbing KIR. Membimbing 27 judul karya ilmiah remaja kategori Sosial-Budaya, mengantarkan peserta didik juara 1, 2, 3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat nasional) (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 (2021), juara favorit guru berprestasi di GTK Madrasah (2022), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022 dan Januari 2023).

Karya: 6 buku solo, 25 buku antologi (Januari-April2023). Memiliki 900 konten pendidikan di kanal YouTube dan 150 artikel (Oktober 2021-April 2023).

Blog : http://nuruljubaedah6.blogspot.com/

Instagram : nj_78

Surel : [email protected]

WhatsApp : 081322292789

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image