Stop Mengkretek Tulang, Ini Dampak Bahayanya!
Edukasi | 2023-03-28 12:15:31TANGSEL. – Mengkretek tulang menjadi kenikmatan tersendiri saat beberapa bagian tubuh mengalami pegal. Dalam istilah medis yang dilansir oleh healthline.com, gerakkan membunyikan tulang sampai berbunyi “krek” disebut crepitus.
Kebiasaan ini rupanya tidak baik bagi kesehatan tulang, efek negatif yang ditimbulkan salah satunya adalah pengapuran tulang (Osteoarthritis). Saat orang mengalami osteoarthritis, tulang rawan akan rusak dan menyebabkan tulang dalam sendiri bergesekan dan menimbulkan rasa sakit atau kaku.
Dilansir dari detikhealth,com, saat kita melakukannya terlalu sering bisa berakibat pada pergeseran tulang belakang yang juga menyebabkan penekanan sumsum tulang belakang, jelas Dr. Benedictus Megaputera, M.Si, SpOT, dokter spesialis bedah orthopedi Universitas Katolik Widya Mandala.
Lantas, kenapa membunyikan punggung, jari-jari atau pergelangan tangan dan kaki terasa nyaman? Karena kebanyakan orang melakukannya untuk mengatasi stres dan ketegangan pada otot-otot setelah duduk atau melakukan aktivitas berat lainnya yang terlalu lama.
Efek samping lainnya saat mengkretek tulang, bisa mengalami pengapuran jangka panjang dan berpotensi cedera pada tulang. Selain itu adanya dislokasi tulang dan sendi, dan bagian ligamen bisa terkilir.
Saat merasa pegal atau tidak nyaman di bagian sendi, lebih baik gunakan salep atau balsem pereda nyeri atau konsumsi obat penghilang nyeri. Kalau masih tak teratasi, bisa coba mengonsumsi susu Urra yang kaya akan kalsium dan rendah kasein, serta mengandung vitamin A dan zat besi.
Susu Urra sebagai salah satu brand yang membantu atasi pengeroposan atau pengapuran pada tulang, karena terbuat dari susu kambing saanen yang merupakan salah satu jenis penghasil susu kambing kualitas terbaik dari Swiss, dengan aroma yang khas dan tidak memiliki bau prengus.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.