Ramadhan Spesial dengan Tiga Karunia Allah
Agama | 2023-03-23 12:01:51Bulan Ramadhan senantiasa disambut dengan rasa suka cita oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia. Uangkapan spesial hanya teruntuk menyambut Ramadhan “Mahaban Yaa Ramadhan” karena bulan yang datang sangat istimewa. Bertebaran spanduk, benner, bendera, dan umbul-umbul membentang menghiasi jalan dan gang.
Pengurus (takmir) masjid dan mushalla menyusun jadwal untuk menyemarakkan kegiatan selama bulan Ramadhan. Kegiatan yang bernuansa relegius menghiasi masjid dan mushalla, seperti; salat wajib berjamaah, salat sunnah (tarawih dan witir), kajian keislaman setelah subuh dan menjelang maghrib, serta pengumpulan zakat.
Gambaran suasana relegius tersebut senantiasa hadir setiap tahun, belum lagi pernak-pernik lainnya yang terkait dengan kuliner dan fesyen. Setiap sore menjelang maghrib di pinggir jalan-jalan dipenuhi dengan penjual aneka makanan, minuman, dan jajanan/camilan khas daerah untuk persiapan berbuka puasa.
Kehadiran Ramadhan setiap tahun senantiasa memberikan rahmat, keberkahan, dan kedamaian tidak hanya bagi umat Islam, tetapi bagi pemeluk agama lain. Ramadhan benar-benar dirindukan bagi suku, etnis, agama, dan antar golongan yang hidup di Indonesia. Suasana demikian menunjukkan moderasi keberagamaan di Indonesia sudah berjalan berabad-abad.
Ramadhan tahun 2023 benar-benar spesial bagi umat Islam di penjuru dunia, termasuk di Indonesia. Setidaknya ada tiga karunia Allah yang perlu diingat sehingga umat Islam di Indonesia mampu menjalankan ibadah puasa lebih khusuk, di antaranya:
Pertama, diberikan usia yang panjang sehingga dipertemukan kembali dengan Ramadhan tahun 2023. Tidak semua orang berikan karunia usia yang panjang, banyak saudara dan sanak kerabat yang telah mendahului kita. Padahal tahun kemarin masih bersama-sama dengan kita menjalankan puasa.
Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya: “Sebaik-baik di antara kalian ialah orang yang panjang umurnya dan baik pula amalannya” (HR. At-Tarmidzi).
Dalam redaksi lain Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Wahai Rasulullah, manusia mana yang dikatakan baik? Beliau menjawab, yang panjang umurnya namun baik amalannya. Lalu manusia mana yang dikatakan jelek? Tanya laki-laki tadi. Beliau menjawab, yang panjang umurnya namun jelek amalannya” (HR. At-Tarmidzi).
Allah memberikan karunia usia panjang sebagai berkah, apabila digunakan untuk beribadah dan meningkatkan ketaatan kepad Allah SWT. Tahun ini diberikan kesempatan untuk bertemu kembali dengan Ramadhan, maka seharusnya digunakan dan diisi dengan amalan yang mulia agar menjadi manusia yang baik.
Kedua, diberikan kesehatan dan kesempatan. Tidak semua orang diberikan oleh Allah SWT nikmat sehat dan kesempatan bisa menjalankan dengan sebaik-baiknya. Orang diberikan nikmat sehat belum tentu mampu menjalankan ibadah puasa karena tidak ada kesempatan, sebaiknya orang diberi kesempatan tetapi mampu menjalan puasa karena sehat.
Nabi Muhammad SAW bersabda dari Ibnu Abas yang artinya: “Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang” (HR. Bukhori)
Ibnu Jauzi mengatakan, “Terkadang manusia dalam kondisi sehat, tetapi tidak memiliki waktu luang karena urusan duniawi. Dan terkadang manusia memiliki waktu luang tetapi kondisinya tidak sehat. Apabila diberikan waktu luang dan nikmat sehat tetapi malas untuk menjalankan ibadah kepada Allah SWT, itulah manusia yang tertipu atau terperdaya.
Ketiga, terbebas dari ancaman pandemi Covid-19. Hampir tiga tahun umat manusia di penjuru dunia dilanda pandemi Covid-19 sehingga seluruh aktivitas kehidupan manusia terganggu. Termasuk dalam kehidupan keberagamaan, saat menjalani ibadah puasa umat Islam dilanda dengan suasana terganggu.
Kebiasaan yang dilakukan dengan berkerumun dilarang oleh pemerintah karena dapat mempercepat penularan virus Covid-19. Kegiatan Ramadhan yang dilakukan dengan bersama-sama juga dilarang, seperti: salat berjamaah, pengajian, dan buka bersama karena berpotensi menjadi tempat penyebaran virus.
Akhir tahun 2022 pemerintah resmi mengumumkan bahwa pandemi Covid-19 telah berposes menjadi endemi. Tentu saja keputusan tersebut dengan gembira oleh berbagai kalangan karena menapak babak baru dalam kehidupan normal (new normal). Geliat kehidupan di tengah-tengah masyarakat mulai semarak kembali, termasuk dalam menyambut Ramadhan tahun 2023.
Dengan usia yang panjang, nikmat sehat dan kesempatan, serta terbebas dari pandemi Covid-19. Semoga kita mampu menjalankan ibadah puasa Ramadhan tahun 2023 dan amalan sunnah lainnya dengan sempurna sehingga menjadi insan yang bertaqwa. Amin. (*)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.