Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image KHANSA AZIZAH SUKMANA

Art Therapy: Solusi Pengobatan Kesehatan Mental

Eduaksi | Monday, 20 Dec 2021, 12:52 WIB

Biasanya ketika mendengar kata “terapi”, mungkin yang terbayang di benak kita adalah duduk di suatu ruangan bersama seorang psikolog atau terapis, kemudian mengungkapkan perasaan kita kepada mereka. Namun, coba bayangkan ketika kita melakukan terapi sambil berkreasi di tempat yang kita sukai, bukankah itu terasa lebih menyenangkan? Nah, itulah yang akan dilakukan dalam terapi seni atau lebih dikenal dengan sebutan Art Therapy.

Ilustrasi- Design by Canva

Apa itu Art Therapy?

Art Therapy atau terapi seni menurut Van Lith T (2016) ialah suatu cara untuk mengobati gangguan psikologis dan kesehatan mental menggunakan metode artistik atau secara singkat dapat dikatakan sebagai penerapan seni visual dalam konteks trapeutik. Ingin merasakan manfaat terapi seni? ada banyak kegiatan sederhana yang bisa kita coba di rumah seperti mewarnai, menggambar, melukis, mencoret-coret, membuat bentuk dengan tanah liat, dan lain-lain. Tidak masalah media apa yang kita pilih, yang penting kita nyaman dalam menggunakannya.

Selain itu, kita juga bisa memilih melakukannya dengan terapis berlisensi. Loh kenapa ya? Terapis berlisensi memiliki kelebihan tersendiri, itu karena seorang profesional bisa menyesuaikan segala aktivitas terhadap kebutuhan kita. Seorang terapis dapat menarik kesimpulan dari pola ekspresi seni yang kita gambarkan dan membantu memecahkan permasalahan yang dialami.

Yang paling penting adalah kita mesti mencoba terapi seni hanya jika kita memiliki kemauan untuk melakukannya. hhmm, kenapa ya? karena mengekspresikan diri melalui seni terkadang sama menyakitkannya dengan meluapkan perasaan kita dengan berbicara. Jadi, kalau kamu belum siap, tidak apa-apa.

Siapa saja yang dapat mencoba Art Therapy?

Ternyata siapapun bisa loh mencoba terapi seni! Terutama untuk kamu yang merasa penat, lelah atau tertekan dengan kehidupan dunia. Lewat seni, kita diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi lebih dalam terkait dengan masalah yang dialami. Terdapat studi bahwa terapi seni dapat meningkatkan kesehatan mental orang-orang yang mengalami:

1. Ketergantungan

2. Kecemasan

3. Kehilangan

4. Kesedihan

5. Attention disorders

6. Depresi

7. Demensia

8. Trauma

9. Eating disorders

10. Post-traumatic Stress Disorder (PTSD)

11. Penyakit fisik

12. Beberapa fobia

13. Masalah hubungan, dan lainnya.

Jika kamu mengalami gejala-gejala di atas, kamu bisa nih mempertimbangkan untuk mencoba terapi ini.

Manfaat Art Therapy

Ilustrasi 2- Design by Canva

Para Profesional dan ahli kesehatan mental setuju bahwa Art therapy memiliki banyak manfaat, mulai dari meningkatkan kepercayaan diri, memberikan jalan keluar yang aman untuk meredakan emosi, hingga membuat kita semakin memahami diri sendiri.

Seni bisa digunakan sebagai komplemen dalam pengobatan kesehatan mental secara tradisional. Tujuannya, agar kita dapat mengelola perilaku, memproses perasaan, meningkatkan harga diri, serta mengurangi stress, dan kecemasan (Cohen MA, 2018).

Terdapat penelitian yang diterbitkan dalam Journal of American Art Therapy Association tahun 2016, mengatakan kalau kita melakukan aktivitas kreatif sekurangnya selama satu jam, nyatanya dapat mengurangi stress dan memberikan efek positif pada kesehatan mental, terlepas dari bakat artistik yang kita miliki.

Wah, jadi kalau kita merasa gambar kita kurang bagus, hal ini tidak akan menjadi masalah. Kita semua pada dasarnya kreatif, dan terapi ini berfokus pada proses, bukan pada hasil karyanya. Untuk menyelesaikan aktivitas terapi dengan baik, modal utama yang dibutuhkan adalah jujur pada diri kita sendiri dengan emosi yang dirasakan. Ketika kita melepaskan kreativitas kita dengan percaya diri, maka perasaan pun akan menjadi lebih lega.

Studi juga membuktikan bahwa seni dapat merangsang pelepasan dopamin loh! Dopamin akan dilepaskan kalau kita melakukan hal-hal yang menyenangkan. Adanya peningkatan kadar neurotransmitter ini akan membuat kita merasa jauh lebih bahagia dan tentunya akan sangat membantu bagi orang-orang yang sedang berjuang melawan depresi dan kecemasan.

Nah, sekarang kita sudah tahu kan kalau ternyata ada loh terapi seperti ini. Bahkan dapat dilakukan diluar ruangan bersama dengan orang lain. Tertarik ingin mencoba?

Referensi:

Zaidel, D. W. (2014). Creativity, brain, and art: Biological and neurological considerations. Hum Neurosci, 8: 389.

Uttley L, dkk. (2015). Clinical effectiveness of art therapy: Quantitative systematic review. Health Technology Assessment.

Van Lith T. (2016). Art therapy in mental health: A systematic review of approaches and practices. The Arts in Psychotherapy, 47: 9-22.

Kaimal G, Ray K, Muniz J. (2016). Reduction of cortisol levels and participants’ responses following art making. Art Therapy, 33(2): 74-80.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image