Teknik Berbicara di Depan Publik
Eduaksi | 2023-03-18 19:23:23Teknik Berbicara di Depan Publik
oleh Anggraeni
Tulisan ini untuk anak-anak didik saya
Pernahkah kalian menyaksikan seseorang berbicara di depan umum? Di depan banyak orang? Pasti pernah. Setiap hari Senin kalian menyaksikan seorang guru sebagai Pembina upacara berbicara di hadapan ratusan pasang mata, ratusan orang. Lihatlah! Betapa hebat! Beliau sendiri di atas podium, sementara kalian bersama ratusan teman menyaksikannya. Berdiri seorang diri, tidak butuh teman.
Seorang penceramah agama juga hebat. Dia mampu berbicara lancar dan meyakinkan. Dengan penuh percaya diri dia menyampaikan ajaran-ajaran agama. Mengajak setiap pendengarnya untuk melakukan kebaikan tanpa sungkan. Bisa jadi, pendengar khotbahnya adalah camat, bupati, gubernur, bahkan presiden. Dia tidak grogi. Tidak takut. Tidak sungkan.
Siapa lagi yang menurut kalian hebat? Banyak! Ada ketua OSIS, ada Ketua Karang Taruna, ada Ketua RT, ada Pak Lurah, ada tukang kampanye, ada pemberi sambutan di acara-acara resmi, dan jangan lupa! Siapa lagi yang hebat?
Beliau adalah guru. Kehebatan mereka adalah kemampuannya berbicara di depan umum.
Kalian ingin hebat seperti mereka? Ingin bisa berbicara di depan banyak orang dengan lancar dan menarik? Ikuti tips berikut:
Kuasai Permasalahan
Pahami betul masalah yang akan kamu sampaikan. Carilah bahan-bahan yang mendukung permasalahan di koran, majalah, buku-buku atau banyak bertanya pada orang yang lebih paham. Jangan berbicara masalah yang kamu sendiri tidak paham. Jangan sok tahu. Nanti bisa keliru. Dan kamu akan malu. Jadinya kasian deh lu
Persiapan Matang
Kamu belum terbiasa berbicara di depan umum? Kamu wajib mempersiapkan diri lebih sungguh-sungguh. Apa persiapannya? Buatlah pokok-pokok pikiran yang membuat kamu mudah menghapal urutan masalah yang akan kamu sampaikan. Berlatihlah berkali-kali sampai lancar dan hapal.
Pahami Audiens (Pendengar)
Kamu harus tahu, kamu akan berbicara di hadapan siapa. Di hadapan teman sendiri, di hadapan guru dan wali murid, di hadapan orang-orang yang beragam umur dan pendidikannya atau di hadapan anak-anak yang lebih muda umurnya. Apa yang membedakannya? Kedalaman materi, penggunaan bahasa, dan sikap. Materi atau isi
pembicaraan haruslah berbobot. Bahasa harus sederhana, mudah dipahami, dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Sikap harus santun dan wajar.
Tahu Urutan
Berbicara di depan orang banyak memiliki sifat resmi. Oleh sebab itu, kamu harus tahu tata urutannya. Pertama: salam. Boleh salam Islam atau salam umum (selamat pagi, siang ). Jika kamu tidak tahu pendengarmu beragama apa saja, sebaiknya gunakan salam umum. Kedua: Sapaan. Sapa dengan santun orang-orang yang hadir. Mulailah dengan menyapa orang yang paling tinggi jabatannya. Ketiga: Ucapan syukur. Patut mengajak orang-orang untuk bersyukur pada Sang Pencipta. Keempat: Uraian isi pembicaraan. Kelima: Penutup. Bisa berupa simpulan, bisa berupa imbauan atau saran. Keenam: Salam penutup.
Penampilan Menarik
Orang harus tertarik dengan penampilanmu. Dengan demikian diharapkan orang akan tertarik pula dengan apa yang akan kamu sampaikan. Meliputi apa sajakah penampilan iitu? Satu: kerapian dan kesesuaian pakaian dengan acara. Dua: sikap berdiri yang lluwes dan wajar, tidak kaku seperti orang berbaris, tidak menekuk lutut seperti orang lkelelahan. Tiga: wajah tidak menunduk. Empat: pandangan mata merata pada seluruh pendengar. Lima: bibir menyungging senyum, tidak cemberut, tidak mengumbar tawa. Enam: Suara cukup keras dan jelas, tapi tidak perlu berteriak. Dan yang penting, harus percaya diri.
Dengan bekal hal-hal tersebut, kamu akan mampu berbicara di depan umum dengan lancar dan meyakinkan. Tapi ingat, perlu sering berlatih, perlu keberanian, dan pengetahuan.
SELAMAT MENCOBA
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.