Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adhyatnika Geusan Ulun

Meraup Ilmu di Cilembu

Khazanah | Sunday, 12 Mar 2023, 19:43 WIB
Prof. Dr. Dinn Wahyudin, MA. (istimewa)

Oleh: Prof. DR. Dinn Wahyudin, MA

Datanglah ke Kota Sumedang. Nikmati dua jenis makanan ikon kota Sumedang, yaitu Tahu dan Ubi Cilembu. Itulah Whatsapp yang saya kirim kepada seorang sahabat, dosen University of Malay (UM) Malaysia, yang akan berlibur ke Bandung pekan depan.

Siapa yang tak familiar dengan kata Cilembu. Cilembu identik dengan ubi jalar bercita rasa legit. Ubi yang beraroma harum, manis bagai madu. Ubi Cilembu menjadi ikon Kabupaten Sumedang, selain produk Tahu yang legendaris. Begitu spektakuler rasanya, ubi Cilembu sering dijuluki "Simadu", karena cita rasanya yang manis lezat, bagai madu.

Tulisan ini akan mengupas sisi lain dari ubi Cilembu yaitu bagaimana generasi muda warga Cilembu meraup ilmu pada Sekolah Dasar Negeri di D,esa Cilembu, Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang Jawa Barat.

Seperti disampaikan Ibu Aan Maskanah, S.Pd.SD., Kepala SDN Cilembu Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang, generasi muda Desa Cilembu mendapat kesempatan belajar dengan baik, berkat bimbingan guru, kepala sekolah dan pengawas, para orangtua, dan supervisi dinas pendidikan setempat.

Jumlah siswa kelas 1 sd kelas 6 berjumlah 320 orang, dengan jumlah 13 rombongan belajar. Mereka dibimbing oleh 8 orang guru ASN dan 8 guru Sukwan.

Sebagai testimoni, sekolah ini melaksanakan Kurikulum Merdeka melalui pendekatan pembelajaran holistik integratif. Suatu program yang diinisiasi dan dicanangkan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang dalam penguatan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM).

Dalam suatu perjumpaan dengan bu Aan Maskanah, ia berujar dalam logat bahasa Sunda yang darehdeh, khas Sunda yang senantiasa menunjukan rasa hormat kepada setiap tamu yang datang.

Dina ngalaksanakeun Kurikulum Merdeka, para guru ngaraos laluasa ngabimbing murangkalih. Murangkalih langkung soson soson oge gumbira dina ngalaksanakeun pembelajaran, margi murangkalih tiasa diajar langkung luas, henteu mung di kelas, tapi oge di alam sekitar, sareng kunjungan ke industri lokal.

Dalam konteks Kurikulum Merdeka dan program holistik integratif, guru dapat lebih leluasa merancang strategi pembelajaran yang akan dipilih. Siswa pun merasa lebih senang, semangat belajarnya meningkat, karena pembelajaran dilaksanakan secara fkeksibel, variatif di ruang kelas dan di luar kelas.

Dalam implementasi Projek penguatan profil pelajar Pancasila (P5), dibawah asuhan Guru Penggerak, SDN Cilembu pada semester lalu memilih topik Kewirausahaan dengan program Halaman Hijau (Green School Yard). Berbagai jenis sayuran ditanam siswa dalam Polybag. Siswa secara bergiliran diberi kesempatan untuk mendapat pengalaman belajar memelihara, menyiram dan memberikan rabuk tanaman. Puncak kegiatan diadakan Gelar Karya siswa. Sayuran hasil halaman hijau kemudian dibeli oleh para orangtua. Uang yang terkumpul ditabung untuk keperluan siswa. Sedangkan pada kegiatan P5 semester ini, sekolah akan memprogramkan Kearifan Lokal, termasuk pelestarian permainan tradisional yang hampir punah, seperti permainan galah, beklen, sapintrong, main kelereng, dan sebagainya.

Pada kesempatan lain, siswa juga diberi banyak kesempatan untuk melihat langsung dan mewawancara para petani dan pengrajin ubi, mulai dari proses penanaman ubi, cara memanen ubi, sampai cara pengelolaan ubi dan pembuatan kue atau makanan berasal dari ubi. Siswa juga berkesempatan untuk melihat dan melakukan praktik langsung, pemilihan ubi, packing ubi sebagai komoditi perdagangan untuk dikirim ke berbagai kota ataupun komoditi ekspor. Bagaimana IKM dan program holistik integratif di SDN Cilembu bisa diakses pada tautan berikut ini. youtube.com/watch?v=x2rR2AX-VxM. atau youtube.com/watch?v=ryEQOBhz2IU

Misteri Ubi Cilembu

Ubi Cilembu merupakan kultivar ubi jalar yang tumbuh di sekitar perkebunan di perbukitan di areal desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang. Bila para sahabat ingin berkunjung ke desa tersebut, bisa melalui jalan Raya lama Bandung Sumedang. Tak jauh dari jalan Raya lama Daendels di sekitar kawasan Jalan Cadas Pangeran.

Mengapa ubi Cilembu melegenda? Ubi ini selain memiliki cita rasa yang lezat beraroma madu, struktur dagingnya kenyal, juga dapat diolah menjadi aneka ragam makanan. Ubi ini sangat cocok untuk dipanggang atau dipanaskan di oven. Cairan lengket seperti gula madu inilah yang menjadikan ubi Cilembu berbeda dengan ubi jalar lainnya yang banyak tumbuh di berbagai tempat di Tanah air.

Misteri ubi Cilembu yang memanjakan lidah ini, mulai teridentifikasi. Lewat riset yang dilakukan Agustina Monalisa Tangapo (2018), seorang mahasiswa S3 ITB akhirnya ia berkesimpulan bahwa ubi cilembu bila ditanam di daerah lain, kualitas ubi yang dihasilkan akan berbeda terutama dari kualitas manisnya. Hal ini karena adanya mikroba bakteri rizosfer dan bakteri endofit yang diasumsikan berkembang subur di wilayah Cilembu. Bakteri itulah merupakan salah satu aspek mikrobiologi yang bisa berpengaruh terhadap rasa manis ubi jalar.

Wikipedia (2022) menjelaskan bahwa bakteri endofit merupakan mikroorganisme yang hidup dalam tumbuhan dan bersimbiosis dengan tumbuhan itu untuk menghasilkan metabolit sekunder yang membantu pertahanan tumbuhan tersebut. Tanah di perkebunan ubi Cilembu, tampaknya membuat bakteri endofit tumbuh subur dan menghasilkan kualitas ubi yang khas manis bagai madu.

Bersyukur bagi masyarakat Cilembu, yang telah dikaruniai tanah subur untuk menghasilkan kualitas ubi terbaik dan bercita rasa tinggi.

Ungkapan rasa syukur atas nikmat Allah Swt, Tuhan YME, antara lain terpatri dalam Qur'an Surat Al Baqarah 152. Fazkurunii azkurkum wasykuru lii walaatakfurun. Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu. Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.

The Town of Toffu

Sumedang terkenal sebagai kota Tahu (the Town of Toffu). Dalam ilmu Cocokologi, sering orang yang berasal dari Sumedang identik dengan orang yang berpengeTAHUan. Kelompok orang cerdik cendikia. Yaitu itu tadi namanya cocokogi. Di Sumedang, sejumlah universitas telah didirikan: UNPAD, ITB, IPDN, UPI Kampus Sumedang. Kota Sumedang identik dengan Kota Pengetahuan. Kota Sumedang juga terkenal sebagai sentra Tahu yang paling lezat, dengan rasa khas yang memanjakan lidah.

Menurut Ong Joe Kim seorang tokoh tahu Sumedang (Wikipedia,2020), "tahu" berasal dari kata bahasa Mandarin doufu.

Konon, diawali dari kreatifitas pasangan imigran asal Cina, Ong Kino dan istri yang merintis untuk memproduksi tahu Sumedang. Tahun demi tahun, usaha ini mereka ditekuni, dan dilanjutkan oleh anak tunggalnya,ysng bernama Ong Boen Keng sekitar tahun 1917. Usaha ini ditekuni oleh generasi Ong Boeng Keng sampai sekarang.

Dalam Legenda Boeng Keng Tahu Sumedang (2015), dibalik kemasyhuran tahu Sumedang, ada cerita unik disampaikan cicit Ong Kino. Konon suatu hari, sekitar tahun 1928, sang kakek Ong Boeng Keng didatangi oleh Bupati Sumedang Pangeran Soeria atmadja. Sang pangeran kebetulan lewat dengan menggunakan dokar kebanggaannya. Melihat seorang kakek yang sedang menggoreng "sesuatu" dengan aroma yang khas mengundang selera. Sang Pangeran lantas turun dan bertanya kepada kakek tua itu: Maneh keur ngagoreng naon? (Kamu sedang menggoreng apa?). Kemudian, kakek tua itu menjawab sekenanya bahwa yang digoreng itu "tahu". Kemudian, sang Pangeran mencicipi tahu yang digoreng tersebut. Ia lantas berkata, enak benar makanan ini. Coba kamu jual, pasti laris. Sejak itulah tahu Sumedang menjadi konsumsi warga sehari hari. Kini Tahu menjadi ikon Sumedang. Menu makan khas yang tetap melegenda. Itulah Tahu Sumedang yang melegenda. Sumedang the town of Toffu. Kota "pengeTAHUan".

Itulah dua ikon yang disandang kota Sumedang. "Kota Tahu" dan "Kota Ubi Cilembu Sumedang".

Yuk kita berkunjung ke Sumedang. Lewat Tol Cisumdawu, jarak tempuh Cileunyi- Sumedang hanya sekitar 50 menit. Atau dari Jakarta - Sumedang jaraknya sekitar 185 km, dan bisa dilalui Tol dengan lama rata rata hanya 4 jam saja.

Ayo nikmati lezatnya Tahu Sumedang, manisnya Ubi Cilembu, dan kehangatan warga Sumedang yang senantiasa someah, hade ka semah.

You are very welcome to spend your time in Sumedang.

Penulis adalah Guru Besar Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image