Jelang Ramadhan, Kenaikan Harga Mulai Terasa
Info Terkini | 2023-03-10 10:46:19Seakan sudah menjadi tradisi ketika menjelang ramadhan tiba, harga-harga bahan pangan pokok mulai mengalami kenaikan yang signifikan. Misalnya cabai, minyak goreng, gula pasir kualitas premium, dan daging ayam ras segar.sudah naik 20 hari jelang Ramadan. Pertanyaannya, mengapa kenaikan harga pangan menjelang Ramadan kerap terjadi?
Penelitian Engkus pada 2017 melaporkan, ada beberapa penyebab kenaikan harga menjelang Ramadan, yakni hukum permintaan dan penawaran, penimbunan barang, kinerja pasokan yang terganggu, dan gaya hidup masyarakat yang lebih konsumtif. Dalam Kapitalisme menjadikan peran negara sebatas regulator.
Negara lumpuh dalam perannya sebagai pelayan rakyat yang mengedepankan kepentingan masyarakat. Padahal, negara seharusnya melakukan upaya antisipatif agar tidak ada gejolak harga dan masyarakat mudah mendapatkan kebutuhannya.
Islam pun memandang bahwa masalah pangan adalah hal yang perlu mendapat perhatian khusus karena merupakan salah satu kebutuhan manusia yang wajib dipenuhi per individu. Dengan demikian, negara akan memperhatikan pengaturan berbagai aspek dalam upaya pemenuhan pangan dalam negeri.
Negara menjamin tersedianya pangan dengan harga yang dapat terjangkau masyarakat dengan mendorong peningkatan dan inovasi penyediaan sumber pangan yang dibutuhkan. Negara akan mengupayakan produksi bahan pangan secara mandiri demi kepentingan pemenuhan kebutuhan rakyat semata. Islam juga akan menjamin mekanisme pasar terlaksana dengan baik.
Negara wajib menjamin dan memberantas distorsi, seperti penimbunan, monopoli, dan penipuan. Oleh karena itu, hanya dengan penerapan sistem Islam secara sempurna, kesejahteraan rakyat bisa diraih. Ini karena sistem Islam mengurus rakyat dengan aturan yang berasal dari Allah Taala Sang Pencipta manusia. Yulia Dwi P Guru SMA Swasta Plemahan Kediri
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.