Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gili Argenti

Mengenal Hamas Faksi Perlawanan Palestina

Sejarah | Wednesday, 08 Mar 2023, 07:54 WIB

Palestina menjadi satu-satunya bangsa di dunia yang masih mengalami penjajahan oleh bangsa lain, padahal pasca perang dunia kedua banyak bermunculan negara bangsa (nation state) di benua Asia-Afrika yang baru lepas dari belenggu kolonialisme dan imperialisme dunia barat, tetapi ironisnya disaat bersamaan justru bangsa Palestina memulai babak baru sebagai bangsa terjajah di tanah airnya sendiri.

Pendirian negara Israel di tanah Palestina pada tahun 1948, mendapat dukungan dari negara-negara barat, mereka merasa bersalah atas peristiwa holocaust menimpa bangsa Yahudi, ketika dibawah kekuasaan rezim fasis di Jerman, telah menelan ribuan korban jiwa, sehingga barat membiarkan bangsa Yahudi melakukan aneksasi terhadap tanah air bangsa lain.

www.republika.id    Foto: Reuters/Mohammed Salem " />
sumber : www.republika.id Foto: Reuters/Mohammed Salem

Ketika negara Israel berdiri, kaum zionis menerapkan Undang-Undang Kembali (law of return) diterapkan tanggal 5 Juli 1950, sebuah produk politik bersifat rasis merugikan bangsa Palestina.

Politik Rasisme Israel

Dengan undang-undang itu negara zionis mengakomodasi orang-orang Yahudi dari negara manapun (diaspora) untuk berpindah ke Israel, misalnya jika ada dua juta bangsa Yahudi datang ke negara Israel, maka pemerintah Israel memiliki kewajiban menerima mereka, dengan mendirikan pemukiman-pemukiman baru, terlebih dahulu melakukan pengusiran terhadap dua juta warga Palestina baik Islam atau Kristen, serta melarang mereka kembali menempati tanah airnya (Sihbudi, 2007).

Tindakan rasis dari zionis-Israel akhirnya menuai resistensi dari bangsa Palestina, mereka mendirikan berbagai faksi-faksi perlawanan, setidaknya terdapat beberapa organisasi perlawanan Palestina diantaranya Palestine National Liberation Movement (PLO) berhaluan nasionalis, Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP) berideologi sosialis, Arab Liberation Front (ALF) berasaskan sosialis arab (Ba’ats), Jihad Islam dan Harakat al-Muqawama al-Islamiyya (Hamas) memiliki ideologi Islam (Kumoro, 2009).

Pada artikel ini penulis mengulas mengenai Hamas atau Gerakan Perlawanan Islam, terdapat beberapa alasan mengulas Hamas

Pertama, Hamas menjadi organisasi terbaik dalam melakukan pelayanan sosial di Palestina, aksi mereka tidak sebatas gerakan perlawanan semata, tetapi kekuatan civil society banyak melakukan advokasi dan pemberdayaan masyarakat sipil di Palestina. Kedua, Hamas menjadi satu-satunya faksi di Palestina yang dipercaya mendistribusikan bantuan sosial kepada masyarakat, karena reputasi kejujuran yang mereka milik, pengakuan ini berasal dari PBB melalui UNRWA (United Nations Relief and Works Agency).

Hamas Dan Ikhwanul Muslimin

Hasan al-Banna pendiri Ikhwanul Muslimin ditahun 1940-an membentuk badan khusus yang membidani segala urusan di dunia Islam, melalui badan ini al-Banna ingin menjadikan Ikhwanul Muslimin sebagai gerakan trans-nasional, mampu melebarkan pengaruh ideologinya ke seluruh penjuru dunia, terutama ke negara-negara Islam (Dzakirin, 2016).

Pengaruh Ikhwanul Muslimin sangat kuat di wilayah Jalur Gaza dan Haifa, dua daerah dimana pertama kalinya cabang Ikhwanul Muslimin didirikan di bumi Palestina. Pergerakan Ikhwanul Muslimin di Jalur Gaza dan Haifa bergerak dalam bidang sosial seperti memberikan pelayanan kesehatan, menyantuni kaum dhu’afa, mendirikan lembaga dakwah, dan membangun sarana pendidikan.

Salah seorang tokoh Ikhwanul Muslimin Palestina adalah Syekh Ahmad Yassin, sebelum ia mendirikan Hamas, cabang Ikhwan di negara itu bernama al-Mujama al-Islamiyah, baru kemudian bertepatan aksi intifadah pada tahun 1988 secara resmi Syekh Ahmad Yassin mendirikan Hamas (Harakat al-Muqawama al-Islamiyya) atau Gerakan Perlawanan Islam, di dalam komunikenya Hamas menyatakan bagian dari pergerakan Ikhwanul Muslimin Mesir.

Hamas memulai aktifitas gerakannya dari masjid, menghidupkan kembali fungsi masjid seperti zaman Nabi Muhammad SAW, dengan mengintensifkan berbagai pertemuan-pertemuan, seperti kegiatan mempelajari Al-Qur’an beserta tafsirnya, pembentukan halaqah dzikir, serta mengkaji khazanah ilmu pengetahuan Islam seperti mempelajari fiqih dan sirah nabawiyah (Izzuddin, 1993).

Selain menjadikan masjid tempat beribadah dan mempelajari Islam, Hamas juga menjadikan masjid tempat belajar (sekolah) bagi anak-anak Palestina, menyediakan perpustakaan menghimpun ribuan referensi ilmu pengetahuan, yang dapat diakses masyarakat, serta menyediakan sarana latihan fisik atau berolah raga (Izzuddin, 1993).

Setelah berhasil membentuk basis massa di masjid-masjid, mereka mendirikan berbagai lembaga-lembaga sosial, dari perhimpunan pelajar dan mahasiswa, mendirikan sekolah-sekolah dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, serta menerbitkan buku-buku pemikiran Islam, dengan tujuan memotivasi perjuangan dan memobilisasi satu pemikiran (fikrah), bahwa Islam adalah satu-satunya solusi bagi bangsa Palestina.

Brigade Izzuddin al-Qassam

Hamas mencantumkan Islam sebagai asas utama gerakannya, memiliki tujuan membebaskan Palestina dari penjajahan zionis Israel, pergerakan Hamas berwatak non-kooperatif atau tidak bekerjasama dengan Israel, artinya tidak membuka pintu perundingan, serta tidak mengakui Israel sebagai sebuah negara, Hamas memiliki cita-cita menghapuskan Israel dari peta dunia.

Karena mendapat tekanan militer dari Israel akhirnya Hamas membentuk sayap militer bernama Izzuddin al-Qassam, sebuah nama diambil dari aktifis Ikhwanul Muslimin Palestina yang syahid dibunuh militer Israel.

Brigade Izzuddin al-Qassam dikenal memiliki militansi serta disiplin tinggi para anggotanya, mereka mempunyai kemampuan berperang sangat mumpuni, akibat sering berkonfrontasi dengan tentara Israel, Izzuddin al-Qassam memiliki rekam jejak peperangan sangat panjang, menambah pengalaman serta kemampuan skill bertempur di medan peperangan.

Brigade Izzuddin al-Qassam pernah melakukan aksi penculikan pada tentara Israel, tujuan penculikan menekan Israel untuk membebaskan pejuang Palestina yang ditahan, selain melakukan aksi penculikan, Izzuddin al-Qassam juga memiliki senjata roket, jangkauan jelajah roket itu semakin jauh, sehingga bisa sampai ke kota-kota di Israel.

Salah satu unit khusus Brigade Izzuddin al-Qassam sangat ditakuti Israel adalah pasukan katak, pasukan ini mampu menyelam berjam-jam melakukan infiltrasi ke wilayah zionis melaui pantai dengan gerak cepat, sehingga membuat garis pantai Israel selamanya tidak pernah aman dari penyusupan anggota Hamas.

Hubungan Faksi Perlawanan

Hamas dalam salah satu komunike menghormati semua faksi perlawanan Palestina, meski berbeda ideologi dan strategi gerakan. Hamas menyatakan terdapat persamaan diantara mereka pada isu serta sikap politik tertentu, Hamas senantiasa menjadikan berbagai faksi perlawanan sebagai mitra dialogis dan strategis dalam perjuangan.

Hamas memiliki pandangan diantara faksi-faksi perlawanan Palestina tidak boleh saling mencela, bertindak provokatif, dan mencaci maki secara personal atau organisatoris. Karena pada hakikatnya semua faksi perlawanan Palestina itu, sedang berjuang di medan perang membebaskan satu tanah air bersama, menjadi keniscayaan satu sama lain harus saling bersandar membantu dengan perkataan dan perbuatan (Izzuddin, 1993).

Menurut Hamas tidak menutup kemungkinan anggota Hamas memiliki keluarga baik ayah, saudara, paman atau bibi yang bergabung menjadi anggota faksi-faksi perlawanan itu, maka tidak patut seorang muslim mengingkari anggota keluarganya sebab berbeda pergerakan (harakah) ketika melawan Israel, bagi Hamas semua bangsa Palestina tanpa kecuali memiliki persamaan nasib, mengalami penjajahan dari Israel, artinya memiliki satu musuh yang sama (Izzuddin, 1993).

Sampai saat ini Hamas masih berjuang bersama faksi-faksi perlawanan Palestina lain, memperjuangkan sebuah negara merdeka, serta melindungi bangsa Palestina dari keberutalan tentara Israel. Hamas bersama faksi-faksi perlawanan Palestina, telah menunjukkan diri sebagai penjaga kota suci Baitul Maqdis.

Penulis adalah Dosen FISIP Universitas Singaperbangsa Karawang (UNSIKA).

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image