Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ummu Zidan

Palestina tak Hanya Butuh Retorika

Politik | 2025-01-09 03:17:13

Muslim Indonesia boleh berbangga. Dalam forum KTT Developing Eight (D-8), Presiden Prabowo telah menyampaikan pada dunia betapa penting persatuan negeri-negeri muslim demi membantu saudara muslim Palestina. Kritikan pada negara-negara Timur Tengah yang tidak memperhatikan kasus Palestina pun tak segan dilontarkan.

Sikap Indonesia memang telah jelas dan tegas dalam meberikan dukungan penuh terhadap perjuangan rakyat Palestina untuk Merdeka. Bahkan negeri Nusantara ini tak henti-hentinya turut menyuarakan hak-hak rakyat Palestina di tengah kecamuk Timur Tengah yang seolah tiada henti.

Persatuan umat Islam adalah syarat mutlak agar muslim Gaza terbebas dari penindasan Israel. Kekuatan umat akan kembali sempurna jika mampu bersatu di seluruh dunia. Namun miris sekali, umat Islam yang dahulu kuat saat ini terkoyak akibat diracuni oleh paham nasionalisme.

Artinya jika negara-negara muslim menyerukan persatuan namun tidak meninggalkan warisan penjajah berupa pemikiran dan tsaqofah asing, maka semua itu sama saja dengan omong kosong. Karena pemikiran Barat yang dicekokkan ke dalam tubuh umat Islam justru malah menjauhkan mereka dari kemenangan dan kebangkitannya.

Sebagaimana kondisi kaum muslimin saat ini yang yang sengaja dibuat sibuk dengan urusan negaranya masing-masing. Mereka memiliki visi misi yang berbeda, bendera kenegaraan yang berbeda, lagu kebangsaan berbeda, semboyan bangsa berbeda, dan kepentingan yang beragam. Padahal umat Islam sejatinya adalah satu akidah yang memiliki kitab suci yang sama, Nabi yang sama, dan mestinya juga memiliki satu kepemimpinan, visi misi serta kepentingan yang sama.

Nasionalisme yang merupakan jargon yang sengaja ditanamkan oleh penjajah telah dianggap sebagai sesuatu yang suci. Selagi nasionalisme masih dijadikan dasar ikatan antar umat Islam, maka persatuan yang dihasilkan hanyalah persatuan semu. Akibatnya persatuan ini begitu rapuh karena sifatnya yang temporal.

Ketika ada saudara sesama muslim , satu akidah, satu ikatan dalam ukhuwah Islam yang tetrindas, nyatanya umat Islam sedunia tak mampu menolong. Padahal jumlahnya sangat besar, 2 miliar, dengan pasukan militer serta persenjataan yang kuat dan hebat. Demikianlah umat ini nampak kuat tapi sebenarnya lemah karena meninggalkan prinsip agamanya, yakni ukhuwah Islam.

Pemimpin bangsa-bangsa muslim saat ini hanya mampu berbusa-busa berorasi, mengutuk, mengecam tanpa aksi real yakni mengirimkan pasukan terbaiknya. Individu-individu muslim hanya menyaksikan penderitaan saudaranya dengan kelu sambil memboikot produk Israel, memberikan bantuan kemanusiaan sekadarnya diiringi air mata tulus dalam doa-doa pilu. Memang sudah seharusnya setiap muslim berupaya semampu dan sekuat jiwa dan raganya untuk membantu saudaranya. Sebab sekecil apapun, bantuan ini sangat bermakna.

Hanya saja, jiwa-jiwa kaum muslimin yang terpanggil untuk berjihad karena konsekuensi akidahnya, menjadi tak berdaya. Tangan-tangan dan kaki mereka dibelenggu oleh konsep nasionalisme.

Sementara para pemimpin negeri muslim terlalu banyak berunding serta beretorika. Melalui lembaga PBB, mereka mengikuti arahan penjajah menyerukan perdamaian ala penjajah dan solusi 2 negara. Artinya mereka malah mengakui keberadaan Israel sebagai sebuah negara dan membiarkan Israel merebut wilayah Palestina.

Organisasi yang mewadahi negara-negara muslim seperti Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Liga Arab dan Organisasi Konferensi Islam Asia Tenggara (OKI-AT) pun tak lebih dari sekumpulan macan ompong yang hanya bisa mengaum. Keberadaan mereka tidak mampu menolong dan membela saudara sesama muslim, tapi dalam rangka menjalankan kepentingan negara masing-masing.

Kaarena itu tak ada cara lain untuk membebaskan Palestina dari penjajah Israel selain dengan jihad, yaitu memerangi penjajah secara fisik dengan mengerahkan pasukan dan senjata dari negara-negara muslim. Memang saat ini sangat dibutuhkan satu komando dan kepemimpinan dari negara-negara muslim sedunia. Kekuatan dan persatuan kaum muslimin inilah yang mampu menggentarkan musuh dan penjajah. Pasti kepemimpinan bangsa muslim sedunia ini tak akan membiarkan satu jengkal tanah kaum muslimin diambil oleh penjajah. Apalagi tanah yang penuh keberkahan dan merupakan salah satu tempat suci kaum muslimin. Wallahu’alam bish-shawab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image