Stop Berutang Jika Tidak Ingin Mengalami Hal Ini
Curhat | 2023-03-08 06:48:21Dalam hidup ini kita selalu dihadapkan pada kebutuhan hidup yang tidak sedikit. Bahkan mungkin ada beberapa kebutuhan hidup yang di luar dugaan, dan menguras dana darurat kita. Tentunya walau mau diatur sedemikian rupa sebuah pengeluaran, namun jika kehendak Tuhan berkata lain, maka bisa terjadi kebocoran dalam pengeluaran.
Pada kesempatan kali ini saya ingin menulis tentang utang dan bahayanya jika kita terlalu terlena dengan yang namanya utang tersebut. Bukan berarti saya tidak pernah berutang, bahkan saya pun pernah terlena dengan utang. Namun bagaimana caranya mengelola utang agar tak menjadi gaya hidup yang berkelanjutan.
Ada beberapa kisah yang ingin saya bagikan dari orang yang kebetulan dikenal. Utang yang sudah menumpuk menjadikan mereka malas untuk bekerja dan juga seolah “mengemis” untuk dikasihani. Namun sayangnya, apa yang mereka perbuat tentu saja merugikan orang lain. Orang yang menjadi malas karena berutang tidak akan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, sehingga merugikan rekan-rekan kerjanya. Bahkan bukan tidak mungkin, ada rekan kerja yang ditegur bahkan dimarahi atasan kerja karena perbuatan si tukang utang itu.
Orang yang suka “mengemis” untuk dikasihani karena utangnya banyak, akan membuat sebagian teman-temannya menjauhi. Hal ini dikarenakan teman-temannya sudah banyak membantu dari segi ekonomi, tapi dia malah melakukan hal-hal ceroboh terkait utang. Akibatnya utang bukannya berkurang, namun makin deras menumpuk.
Ada beberapa factor orang akan berutang ke pihak lain, sebut saja:
1. Faktor Ekonomi
Sudah ekonomi pas-pasan, seseorang ditimpa cobaan hidup dengan anaknya yang sakit misalnya. Tentu cobaan hidup datangnya dari Tuhan sehingga manusia tidak bisa menolak semua ujian dari Yang Maha Kuasa.
Atau misalnya, seseorang yang awalnya hidup secara stabil dalam hal finansial, tiba-tiba harus dirumahkan seperti ketika pandemi tahun 2020, sehingga rencana hidupnya berantakan. Kalau sudah begitu maka tidak ada yang dapat dilakukan kecuali mengatur ulang semua pengeluaran dalam rumah tangga dan mencari usaha atau pekerjaan sampingan.
Utang karena factor ekonomi merupakan suatu hal yang tidak bisa dihindarkan. Anda harus bijak apabila mengalami hal seperti ini. Sisihkan uang apabila sudah mendapat penghasilan, dan segera lunasi utang tersebut walau dengan cara mencicil.
2. Faktor Gaya Hidup
Anda yang berutang hanya karena ingin membeli handphone canggih, hanya karena ingin menuruti orangtua berobat di rumah sakit mewah, atau yang lebih konyol lagi, Anda berutang ingin top up saldo untuk bermain games, maka segera tinggalkan gaya hidup tersebut!
Utang yang saya sebutkan di atas tentu adalah utang konsumtif dimana tidak ada gunanya, justru malah membuat utang semakin menumpuk. Jika Anda berutang tanpa bunga, mungkin tak masalah. Namun bagaimana jika Anda berutang dengan menggunakan kartu kredit bahkan pinjaman online, maka bunga akan terus berkembang dan bukan hal yang mustahil jika Anda tak disiplin membayarnya, utang akan menggunung.
Oleh karena itu, berhentilah berutang jika Anda tidak mau mengalami hal berikut:
1. Bunga utang yang semakin menumpuk
Jika Anda meminjam uang melalui lembaga perbankan seperti kartu kredit atau pinjaman online, sebaiknya harus berhati-hati. Hal ini dikarenakan akan ada bunga yang ditambahkan ke pokok utang dan jumlahnya akan meningkat jika tidak segera dilunasi. Pada kartu kredit , jika Anda hanya membayar minimum pembayaran, dimana umumnya 10% dari tagihan, maka tentu saja utang bisa semakin bertambah. Belum lagi jika Anda menambah utang baru, maka pokok pinjaman akan bertambah sehingga bunga yang harus dibayarkan pun meningkat.
2. Tidak mampu membayar cicilan hutang
Kalau sudah berada dalam fase tidak mampu membayar cicilan utang, maka waspadalah. Pernah saya membaca berita ada warga di sebuah daerah yang bunuh diri karena tertekan dengan tagihan utangnya yang menumpuk.
Andai masih bisa dicarikan jalan keluar, jangan pernah berpikir untuk mengakhiri hidup.
3. Tidak produktif dalam bekerja
Ini merupakan pengalaman yang saya saksikan dimana teman yang memiliki utang cukup fantastis akan menjadi tidak focus dan produktif dalam bekerja. Dia hanya berpikir dan memutar otak bagaimana bisa menutup utangnya dari satu lubang ke lubang lainnya. Biasanya ada istilah yang kita sebut “gali lubang tutup lubang”. Tentu akan sangat melelahkan apabila melakukan hal tersebut.
Penutup
Semoga tulisan ini bermanfaat dan bisa dijadikan hikmah, betapa berutang untuk kegiatan konsumtif itu sangat tidak dianjurkan. Dan lebih baik menahan keinginan konsumtif daripada harus bekerja keras untuk membayar utang demi sebuah gengsi dan gaya hidup hedon.
Tetap semangat!!
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.