Hikmah Kisah Nabi Ayyub Belajar Sabar Saat Diuji
Agama | 2023-03-04 14:11:10Hikmah Kisah Nabi Ayyub Belajar Sabar Saat Diuji
Alqur'an merupakan kalam Alloh sebagai rujukan, sumber dan pedoman bagi kaum muslim. Salah satu yang terkandung dalam Alqur'an adalah kisah para nabi. begitu juga saat kita membaca kisah para nabi begitu banyak hikmah yang bisa kita petik juga sebagai petunjuk bagi manusia dalam menjalani kehidupan dunia.
Salah satu kisah nabi yang termaktub dalam Alqur'an adalah Nabi Ayyub, bagaimana kesabaran tanpa batas yang dialami oleh nabi Ayub ketika menerima taqdir yang Alloh SWT gariskan, yaitu dengan suatu penyakit yang menyebabkan kulitnya mengeluarkan nanah, yang menyerang kaki dan kepala hingga rambutnya rontok, dikabarkan penyakit dideritanya adalah penyakit menular.
Sebelum ujian datang menimpa atas kesabaran, Nabi Ayyub diberikan limpahan karunia berupa nikmat oleh Allah. Beliau dikaruniai badan yang sehat dengan wajah rupawan. Beliau juga diberi anugerah berupa keturunan yang baik, seorang istri yang soleha dan setia. Dengan segala nikmat dan karunia yang begitu besar tidak menjadikan seorang Nabi Ayyub pribadi yang sombong.
Kondisi Nabi Ayyub yang terkena penyakit ini pun segera tersebar ke penjuru negeri, sehingga seluruh negeri mengetahui bahwa penyakit yang diidapnya menular. Sehingga tinggallah Nabi Ayyub bersama istri dan anak-anaknya. Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, itulah kata pepatah yang menggambarkan keadaan Nabi Ayyub saat itu. Buah hati yang dikasihi dipanggil ilahi disebabkan musibah rubuhnya atap rumah Nabi Ayyub hingga menimpa semua anaknya yang sedang berkumpul.
Tidak cukup sampai disitu, Allah SWT kembali mendatangkan musibah berupa hama dan badai sehingga semua ternak yang dimiliki Nabi Ayyub mati seluruhnya seketika. begitu juga dengan kebun miliknya yang ikut hancur. Namun, atas kuasa dan izin Allah SWT, orang-orang di sekitar Nabi Ayyub tidak ada yang terkena dampak musibah seperti yang beliau alami.
Kenikmatan berlimpah yang sebelumnya dirasakan Nabi Ayyub dan keluarga hilang seketika dalam sekejap mata, keadaan berubah berbanding terbalik. Nabi Ayub harus rela pergi meninggalkan rumahnya, menuju pinggiran negeri yang jauh, karena orang-orang sekitar hawatir dan takut akan penyakit yang dideritanya.
Berbagai musibah yang datang merupakan ujian dari Alloh yang dialami Nabi Ayyub, tidak menjadikannya seseorang yang selalu berkeluh kesah dan putus asa, justru selama itu pula rasa syukur Nabi Ayyub tak henti - hentinya beliau panjatkan. Rasa sabar yang luar biasa mampu menerima taqdir dengan ikhlas, menjadi hal yang patut dicontoh dibarengi usaha tanpa kenal lelah dengan berobat dan terus melakukan beribadah.
Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga begitulah kisah Nabi Ayyub, Alloh telah mengambil seluruh hartanya hingga jatuh miskin. Ditambah dengan kondisi penyakitnya, hingga semua orang menjauhi beliau, Nabi Ayyub pun mengasingkan diri ke suatu tempat. Hanya sang istri beliau dengan setia menemani, beserta dua orang sahabat yang senantiasa mengunjungi beliau.
Dikatakan bahwa Nabi Ayyub diberi ujian oleh Allah SWT seperti itu kurang lebih 18 tahun lamanya. Selama itu pula Nabi Ayyub tidak sekalipun menunjukan kehawatiran, mengadu atau mengeluh kepada Allah SWT akan kondisinya saat itu. Pada suatu hari, sang istri merasa iba dan kasihan kepada Nabi Ayyub, lalu berkata kepada suaminya,
“Wahai Nabi Allah, sudah 18 tahun engkau tidak melakukan berdakwah. Bagaimana jika sekiranya engkau memohon kepada Allah SWT untuk disembuhkan penyakit ini. Cukup kesembuhan engkau saja sudah cukup bagi ku, lalu engkau bisa pergi berdakwah lagi.”
Lalu Nabi Ayub menjawab dengan mengajukan pertanyaan kembali,
“Wahai istriku berapa lamakah dulu kita dalam keadaan nikmat?”
Lalu sang istri menjawab, “20 tahun suamiku.”
Nabi Ayub kembali bertanya, “Berapa lama kita sekarang diuji oleh Allah SWT seperti ini?”
Istrinya kembali menjawab, “18 tahun.”
Lalu Nabi Ayub berkata, “Aku masih malu untuk meminta kepada Allah SWT.”
Apa yang disampaikan Nabi Ayyub atas jawaban yang disampaikan kepada sang istri menunjukkan keimanan yang luar biasa. Dirinya tahu bahwa Allah Maha Melihat apa yang terjadi. Setelah 20 tahun lamanya , lalu Nabi Ayyub menengadahkan tangan berdoa kepada Allah SWT. dengan bahasa yang sopan dan santun. Hal ini menunjukkan bagaimana dirinya ikhlas atas apa yang akan diberikan Allah SWT nantinya. Entah akan disembuhkan atau tidak, Nabi Ayyub tetap ikhlas dan sabar dalam menerima ketentuan Allah SWT.
Balasan Atas Kesabaran oleh Allah SWT
Setelah melewati cobaan 18 tahun lamanya di usia 71 tahun, lalu dimunculkan oleh Allah SWT di bawah tempat tidur Nabi Ayyub berupa sebuah mata air. Dikisahkan bahwa Allah SWT memerintahkan Nabi Ayub untuk menghentakkan kakinya ke tanah agar muncul mata air dari tempat hentakan itu. Allah SWT memerintahkan Nabi Ayub untuk mandi dengan air yang muncul dari mata air tersebut
Nabi Ayyub mengikuti apa yang Alloh perintahkan dan menemukan bahwa tubuhnya sembuh dan bahkan kondisi fisiknya menjadi jauh lebih baik dari pada 20 tahun yang lalu. Kemudian Allah SWT menyampaikan kepada masyarakat di negeri tersebut Nabi Ayyub sudah sembuh. Nabi Ayyub keluar sehingga masyarakat dapat melihat bahwa Nabi Ayub sudah sembuh. Besoknya, masyarakat di seluruh negeri datang sambil membawakan Nabi Ayyub hadiah. Begitu banyaknya hadiah yang diterima oleh Nabi Ayyub sehingga dikatakan bahwa saat itu juga harta kekayaan Nabi Ayyub mencapai dua kali lipat lebih banyak dibandingkan 20 tahun yang lalu.
Tidak berapa lama istri Nabi Ayyub hamil, dan sejak saat itu setiap tahun sang istri melahirkan anak kembar, sehingga Allah SWT menganugerahkan kepada Nabi Ayyub 24 orang anak laki-laki. Tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT. Jika Alloh berkehendak hanya perlu keimanan, yakin kepada Allah SWT, dan sabar sesuatu hal yang harus kita upayakan.
“Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Q.S Az-Zumar: 10).
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.