Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Heni Nuraeni

Ramadhan Momen Memupuk Kesabaran

Agama | Thursday, 28 Mar 2024, 06:24 WIB
oleh : Heni Nuraini

Bulan Ramadhan disebut juga dengan syahrus shabr, bulan kesabaran. Dikatakan demikian karena pada bulan ini umat Islam dilatih untuk bersabar melalui ibadah puasa. Menahan lapar adalah latihan sabar. Menahan dahaga adalah latihan sabar. Menahan untuk tidak berhubungan suami istri di siang hari bulan Ramadhan adalah latihan sabar. Menahan agar tidak marah adalah latihan sabar. Menahan untuk tidak mengumpat adalah latihan sabar. Rasul SAW bersabda :

وَالصَّوْمُ نِصْفُ الصَّبْرِ
Puasa itu setengah sabar (HR. Tirmidzi)
Sabar berasal Bahan Arab ,dari kata “sobaro-yasbiru” yang artinya menahan.Menurut istilah, sabar adalah :Menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari berbuat dosa lainnya.

Rasulullah saw. bersabda, “Jika Allah mencintai seorang hamba, Dia akan mengujinya dengan cobaan yang tidak ada obatnya. Jika ia sabar, Allah memilihnya dan jika ia rida, Allah menjadikannya pilihan.” Sabda Rasulullah yang lain, “Barang siapa yang menempa diri untuk sabar, Allah akan jadikan ia penyabar. Tidaklah seorang diberikan suatu karunia yang lebih baik dan lebih luas daripada kesabaran.” (HR Bukhari dan Muslim).

Berdasarkan hadis ini jelaslah bahwa sabar adalah sikap yang diperintahkan oleh Allah Taala. Bukan hanya karena adanya pahala yang diberikan, akan tetapi memang dijelaskan dalam beberapa ayat dan hadis bahwa Allah Swt. mencintai orang-orang yang sabar. Terlebih saat Ramadan, pahala yang Allah berikan berlipat ganda. Oleh karenanya, Ramadan menjadi momen yang tepat untuk melatih dan menguatkan kesabaran kita agar bisa mendapat pahala berlimpah dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Ramadhan merupakan ajang untuk melatih kesabaran. Betapa tidak, pada hari-hari di luar Ramadan, kita bebas makan dan minum pada siang hari. Akan tetapi saat Ramadan, kita diharamkan makan dan minum karena diwajibkan berpuasa. Tentu saja kita membutuhkan kesabaran menjalaninya. Kita dilatih menahan hawa nafsu sehingga dapat merasakan penderitaan jika tidak memiliki makanan. Dengan demikian, kita akan menjadi orang yang pandai bersyukur. Kita pun diperintahkan menjaga nilai-nilai puasa selama Ramadan.

Orang yang melakukan puasa dengan benar, pasti akan sabar menahan hawa nafsu dan emosinya. Dengan demikian, ia terhindar dari perkara yang dapatmembatalkan puasa atau mengurangi pahala puasanya. Rasulullah saw. telah menuntun kita bersabar ketika sedang menjalani puasa. Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda, “Puasa bukanlah menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, ‘Aku sedang puasa, aku sedang puasa.”” (HR Ibnu Majah dan Hakim).

Jadi, seorang muslim harus sabar menjalankan perintah Allah Swt. meskipun perintah itu berat untuk dijalankan. Seorang muslim harus taat pada hal-hal yang telah diwajibkan-Nya, meskipun banyak hal yang merintangi. Sabar bukan berarti bersikap pasrah saat mendapatkan kesulitan tanpa berusaha menghilangkan kesulitan itu. Namun, sabar dalam Islam didahului atau bersamaan dengan ikhtiar maksimal untuk senantiasa mencari solusi atas ujian yang sedang dihadapi. Saat semua upaya telah dilakukan, saat ikhtiar mencapai batas maksimal, saat itulah sabar bertemu dengan tawakal, berserah diri kepada Allah Taala. Dengan demikian, Allah Swt. akan mengampuni dosa-dosanya. Luar biasa pahala dan berbagai kebaikan yang Allah berikan kepada orang-orang yang sabar. Oleh karenanya, sudah seharusnya sabar selalu menghiasi akhlak keluarga muslim. Bersama keluarga, kita harus berupaya memupuk kesabaran. Dengan demikian, Ramadan lebih bermakna dan berpengaruh pada bulan-bulan selanjutnya.

Islam telah menuntun setiap muslim agar menghiasi dirinya dengan berbagai akhlak mulia, termasuk sabar. Tidak mudah, terutama bagi anak-anak untuk menjalaninya. Akan selalu ada ujiannya. Namun, keluarga muslim harus memahami bahwa sabar adalah salah satu sifat mulia yang dicintai-Nya. Allah Swt. menjanjikan berkah dan pahala yang banyak kepada hamba-Nya yang sabar dalam menjalani kehidupan. Dengan demikian, siapa pun akan termotivasi untuk menjalankannya.

Dalam sebuah hadis dijelaskan, “Wahai manusia, barang siapa memperbaiki akhlaknya pada bulan ini, ia akan dapat melintas Shirat (jembatan akhirat) ketika semua kaki pada saat itu terpeleset. Barang siapa meringankan beban hamba sahayanya pada bulan ini, Allah akan meringankan perhitungan (amal)-nya.“

Semoga hadis ini menjadi motivasi bagi setiap keluarga muslim agar selalu menghiasi diri dan keluarganya dengan akhlak mulia. Terlebih pada Ramadan mulia ini. Tentu saja harus terus dilakukan dan makin diperkuat pada bulan-bulan selanjutnya.

wallahu 'alam

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image