Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image zulfa febriana salsabila

Kenaikan Harga Beras Jadi Penyumbang Utama Inflasi

Edukasi | Friday, 03 Mar 2023, 17:19 WIB
ilustrasi gambar terkait inflasi: https://pixabay.com/images/id-5896895/

Masyarakat dibuat resah dengan harga beras yang terus merangkak naik di berbagai wilayah di Indonesia. Harga komoditas beras terus mengalami kenaikan pada awal tahun ini. Kenaikan harga beras yang tidak diikuti dengan kenaikan pendapatan masyarakat menyebabkan mereka mengurangi permintaan terhadap kuantitas beras dan membeli beras dengan kualitas yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya.

Hal tersebut terjadi lantaran jumlah konsumsi masyarakat menjadi lebih meningkat. Meskipun demikian, permintaan terhadap beras tidak akan mengalami penurunan yang signifikan karena beras merupakan barang kebutuhan pokok sehingga saat harga beras naik, masyarakat enggan untuk mencari barang pengganti (substitusi).

Sebagai komoditas bahan pangan pokok, kenaikan harga beras dapat berpengaruh tehadap stabilitas harga pangan dan inflasi. Oleh karena itu, beras harus tersedia dalam jumlah yang memadai serta berada pada tingkat harga yang wajar supaya mampu menjaga keterjangkauan pangan bagi masyarakat.

Dengan demikian, pemerintah harus selalu berupaya dalam menjaga stabilitas harga beras sebagai barang kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.

Berapa kenaikan harga beras?

Harga beras di berbagai wilayah di Indonesia terus melonjak naik sampai jauh di atas harga eceran tertinggi HET. Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik), pada bulan januari 2023 rata-rata harga beras kualitas premium di penggilingan sebesar Rp.11.345,00/kg, naik mencapai 3,57%, dibandingkan bulan desember 2022.

Sedangkan beras kualitas medium pada penggilingan sebesar Rp.10.802,00/kg atau naik sebesar 4,14%, dibandingkan desember 2022. Padahal, harga eceran tertinggi untuk beras medium berdasarkan ketetapan kementerian perdagangan sebesar Rp.9.450/kg. Sementara itu, rata-rata harga beras luar kualitas (beras kualitas rendah) di penggilingan sebesar Rp.10.228,00/kg, naik sebesar 4,29%, daripada bulan sebelumnya.

Hal ini menunjukkan bahwa harga beras masih belum stabil dan terus mengalami kenaikan. Apabila permasalahan tersebut terus berlanjut maka dapat mengganggu kesejahteraan masyarakat. Sebab, naiknya harga beras dapat berpengaruh pada berbagai sektor khususnya terhadap daya beli masyarakat dan para pedagang terutama bidang kuliner.

Mengapa kenaikan harga beras dapat mempengaruhi inflasi?

Beras merupakan salah satu komoditas utama penyumbang inflasi pada januari 2023. Menurut data dari Bank Indonesia (BI) dalam survey pemantauan harga pada minggu keempat bulan januari 2023, perkembangan harga diperkirakan mengalami inflasi sebesar 0,39% secara bulanan (mtm). Adapun komoditas beras diperkirakan menyumbang inflasi sebesar 0,05% mtm.

Sementara itu, BPS mencatat tingkat inflasi (mtm) pada januari 2023 sebesar 0,34%. Beras mengalami inflasi sebesar 2,34% secara bulanan dan menyumbang sebesar 0,07% terhadap inflasi januari 2023. Inflasi beras ini jauh lebih tinggi dibandingkan inflasi bulan januari 2022 yang hanya mencapai 0,94% dan desember 2022 yang sebesar 2,30%.

Sehingga apabila dilihat dari pergerakan waktunya, inflasi beras pada bulan desember 2022 mengalami peningkatan dibandingkan bulan januari 2022, dan puncaknya terjadi pada januari 2023.

Lalu, bagaimana pengaruh harga beras terhadap inflasi? Beras merupakan salah satu instrumen penting dalam mengendalikan inflasi karena beras merupakan bahan pangan pokok masyarakat Indonesia. Sehingga, apabila harga beras terus mengalami kenaikan dapat berpengaruh terhadap tingkat inflasi dan mendorong kenaikan pada harga-harga barang lain. Apabila inflasi tersebut terus berlanjut, dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Mengapa inflasi beras dapat terjadi?

Menurut data dari bank Indonesia (BI), inflasi terhadap komoditas pangan khususnya beras terjadi beriringan dengan kenaikan permintaan pada awal tahun dan penurunan pasokan karena cuaca yang kurang kondusif.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa, kenaikan harga beras terjadi akibat jumlah permintaan dan penawaran yang tidak seimbang. Dimana jumlah permintaan terhadap komoditas beras lebih besar daripada jumlah yang ditawarkan karena dipengaruhi oleh penurunan pasokan. Sehingga menyebabkan harga beras tersebut menjadi mahal.

Apa yang harus dilakukan oleh pemerintah?

Saat ini, pemerintah harus melakukan sesuatu untuk mengendalikan harga beras yang terus mengalami kenaikan. Pemerintah harus melakukan strategi pengendalian terhadap inflasi beras yang terjadi dengan menjaga ketersediaan pasokan beras, menjaga keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, serta komunikasi yang efektif. Strategi pengendalian tersebut dapat diwujudkan melalui operasi pasar bahan pokok.

Sebenarnya, pemerintah telah melakukan operasi pasar sejak beberapa waktu lalu. Akan tetapi, terpantau harga beras masih mengalami fluktuasi bahkan melonjak sepanjang februari 2023. Bisa jadi, instrumen pengendalian yang telah dilakukan oleh pemerintah tersebut belum terlaksana secara menyeluruh di berbagai wilayah di Indonesia. Maka, tidak heran jika harga beras masih belum stabil.

Berdasarkan laporan harian dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS Nasional), rata-rata harga beras untuk semua jenis di semua pasar Indonesia mencapai Rp.13,200/kg per 23 februari 2023. Angka tersebut naik dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp.12.850/kg per 23 januari 2023.

Adapun rincian harganya meliputi, beras kualitas bawah I sebesar Rp.12.050/kg sedangkan untuk beras kualitas bawah II sebesar Rp.11.650/kg. sementara itu, untuk beras kualitas medium I mencapai Rp.13.250/kg dan beras medium II sebesar Rp.13.050/kg. Selanjutnya, untuk beras kualitas super I melonjak hingga Rp.14.600/kg sedangkan untuk beras super II mencapai Rp.14.100/kg.

Sehingga, upaya paling efektif yang dapat dilakukan pemerintah saat ini dalam mengendalikan harga beras yaitu dengan mengoptimalkan operasi pasar, hal tersebut berguna untuk meringankan beban harga beras dan menjaga harga beras agar dapat dijangkau oleh masyarakat. Selain itu, pemerintah juga harus menetapkan dengan bijak terkait HPP atau harga pokok penjualan untuk menjaga stabilitas harga beras.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image