Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Masyita Crystallin

Inflasi November 2024: Tantangan Pemulihan Ekonomi di Tengah Tantangan Global

Kebijakan | 2024-12-21 23:07:16
Sumber: Freepik.com/ freepik

Pada November 2024, inflasi tahunan tercatat sebesar 1,55% lebih rendah dibandingkan November tahun sebelumnya sebesar 1,71%. Meski demikian, secara bulanan (month-on-month), inflasi naik 0,3% lebih tinggi dibandingkan bulan Oktober di 0,08%.

Inflasi kali ini disebabkan oleh tiga komponen utama yakni inflasi inti, harga yang diatur pemerintah, dan harga barang yang fluktuatif. Inflasi inti yang mencerminkan harga barang dan jasa seperti jasa pendidikan dan perawatan kesehatan, meningkat 2,26% secara tahunan dan 0,17% secara bulanan.

Harga yang diatur pemerintah, seperti tarif listrik dan bahan bakar, naik 0,82% secara tahunan dan 0,12% secara bulanan. Sementara itu, harga barang yang fluktuatif, seperti bahan makanan mengalami penurunan -0,32% secara tahunan, tetapi mengalami kenaikan tajam 1,07% secara bulanan, didorong oleh kenaikan signifikan harga bawang merah, minyak goreng, dan daging ayam.

Faktor Pemicu Kenaikan Harga

Kenaikan harga di bulan November disinyalir karena tingginya permintaan menjelang libur natal dan tahun baru serta berakhirnya musim panen. Kategori barang yang mengalami kenaikan paling besar secara tahunan meliputi perawatan pribadi dan jasa lainnya (7,26%), penyediaan makanan dan minuman restoran (2,40%), dan biaya pendidikan (1,89%).

Sedangkan kenaikan paling besar secara bulanan meliputi komponen makanan, minuman, dan tembakau (0,78%), perawatan pribadi dan jasa lainnya (0,65%), dan penyediaan makan dan minuman/Restoran (0,17%). Namun tidak semua barang mengalami kenaikan harga seperti beras, cabai merah, dan cabai rawit justru mencatat penurunan, membantu meredam tekanan inflasi secara keseluruhan.

Pemulihan Ekonomi dan Tantangan Global

Pemulihan yang bertahap membutuhkan stabilitas kebijakan dan dukungan pemerintah untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6% sebagai langkah menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global. Harapan besar juga tertuju pada pemerintahan baru akan janji ekspansi ekonomi untuk mendorong pertumbuhan lebih signifikan.

Namun, ketegangan global antara Amerika Serikat dan China menjadi ancaman serius. Potensi perang dagang jilid dua yang dapat mengganggu rantai pasok global dan stabilitas ekonomi domestik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image