Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rema Sulistyorini

Pandai membentuk Hablum Minallah Hablum Minannas Pada Kaum Urban

Pendidikan dan Literasi | Wednesday, 01 Mar 2023, 10:46 WIB
Rektor Unair, Prof Muhammad Nasih bersama mahasiswa di ajang konser 1001 Malam, Dalam Rangka Syiar 1 Abad NU di Airlangga Convention Center. (Sumber : Duta/ist)

Oleh : Rema Sulistyorini Mahasiswa Alih Jenjang Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga

Modernitas sudah merambah ke seluruh sendi kehidupan manusia. Segala sistem yang ada di muka bumi yang sifatnya tradisional mulai dilepaskan perlahan-lahan. Tak terkecuali agama, yang seharusnya menjadi dasar pedoman kehidupan manusia untuk mencapai kebahagiaan yang hakiki. Tak bisa dipungkiri, bahwa keseharian kita berjalan serta di giring pada momentum yang rutin. Dimana setiap pagi kita berangkat kerja atau menuntut ilmu yang didalamnya penuh dengan deretan tugas yang memiliki deadline untuk diselesaikan. Pulang sudah sore bahkan bisa larut malam. Sampai dirumah istirahat dan pagi berangkat lagi begitu seterusnya. Hingga bertemu diakhir pekan sibuk mencari kesenangan untuk mengapresiasi diri yang sudah lelah setiap harinya. Berjalan mengalir begitu saja dianggap sudah biasa dan datar tanpa makna. Hanya cita-cita yang tinggi yang selalu terlintas pada zaman modernisasi ini, khususnya pada kaum urban.

Momentum rutin ini tidak memiliki ruang yang longgar untuk kita umat beragama menjejalkan sedikit waktu untuk berbenah diri dan mengingat pada sang pencipta. Padahal agama adalah suatu sistem nilai yang mampu menuntun manusia mendapatkan jalan kebaikan, ketentraman serta kebahagiaan dimana sistem ini menjaga manusia dari keinginan dan cita yang buruk yang nantinya hanya mengantarkan manusia pada sebuah titik kesengsaraan.

Berbeda dengan pandangan seorang Profesor Muhammad Nasih yang merupakan Rektor Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Sosok religius yang dikagumi banyak kalangan ini, tak henti untuk memasukkan agenda bertajuk islami di sela-sela kesibukan anak didik, para pendidik dan masyarakat di sekitarnya yang notabene merupakan kaum urban. Belum seminggu ini Prof Nasih berkolaborasi dengan Nahdlatul Ulama untuk memperingati 1 abad lahirnya NU dengan menggelar Konser 1001 Malam yang dilaksanakan pada hari Kamis (23/02/2022) di Airlangga Convention Center. Konser yang digelar ini salah satunya merupakan wujud syukur bahwa peradaban islam masih tetap berkembang hingga saat ini terutama pada kaum urban.

Penulis sangat sependapat dengan Ilmuan sekaligus seorang hafidh yang selalu mengusung tema religius dan bertajuk islami dalam setiap agenda yang dilaksanakan di Kampus Universitas Airlangga. Gebrakan-gebrakan untuk mengajak kaum urban ikut terlibat dalam acara keagamaan ini memang patut untuk diacungi jempol. Prof Nasih berkeyakinan bahwa dunia kampus bisa menjadi penerus perjuangan Islam.

Model konser yang diusung untuk menarik kaum urban ini menjadi trik bagaimana umat beragama turut andil dan mempertahankan eksistensinya di kalangan mereka para generasi Z dan kaum urban yang notabene sudah mulai bergeser meninggalkan peradaban keagamaan. Kaum urban yang kehidupannya cenderung lebih sekuler dan didominasi dengan teknologi, lebih tertarik dengan musik dan jenis hiburan berupa konser yang merupakan kesenangan mereka. Sehingga Prof Nasih merangkul band Letto untuk turut mengisi dalam acara dakwah yang dilaksanakan bersama Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sosial kemasyarakatan, seperti yang diungkapkan oleh Prof Nasih, “Karena mengurusi orang plural beda dengan mengurusi orang urban, perlu ada reformasi juga”.

Hal-hal demikian yang menjadi inspirasi bagaimana kita sebagai umat beragama secara pelan-pelan masuk kembali atau bahkan mempertahankan jiwa keagamaan yang masih ada dalam diri kaum urban termasuk bagaimana menjadikan kaum urban menjadi millenial muslim yang masih memiliki role model yang tepat yaitu Nabi Muhammad SAW seperti yang tersurat dalam Al-Qalam:4 yang menjelaskan role model terbaik bagi umat islam. Karena sesungguhnya semua keteladanan Rasulullah, ucapan, dan perilaku Nabi masih tetap bisa dijadikan panutan hingga jaman modern ini bahkan sampai akhir jaman.

Kaum urban jika dibentuk dengan baik, maka akan menjadi generasi emas yang sangat mampu membangkitkan Islam. Namun dalam proses membentuk karakter kaum urban untuk menjadikan umat yang selalu tumbuh, beribadah, menyembah dan tunduk kepada Allah (syaabun nasya-a fi ‘ibadatillah) membutuhkan perjuangan besar dan menantang yang tidak mudah serta tidak sederhana. Karena hal ini dibenturkan dengan kerasnya pengaruh zaman millenial ini.

Para pemuda muslim dari kaum urban dituntut untuk kuat dan mempersiapkan diri serta berpacu dengan pemikiran-pemikiran sekuler, pluralis dan liberalisme agama. Mereka membutuhkan dorongan dari majelis ilmu untuk memperkuat agama serta tauhid. Jika mereka lemah dalam mencari sumber-sumber keagamaan, maka umat beragama yang harus pandai serta memahami karakteristik kaum urban serta menariknya dengan trik secara perlahan.

Rasulullah pernah berpesan: “Bertakwalah kepada Allah di manapun berada, dan ikutkanlah kesalahan dengan kebaikan niscaya dosa akan terhapus, dan berakhlaklah kepada manusia dengan akhlak yang baik”. Hal ini menunjukkan bahwa manusia yang merupakan insan yang tak pernah luput dari khilaf dan dosa senantiasa beristighfar, melakukan kegiatan yang positif dan bertaubat serta kembali ke jalan Allah.

Keseimbangan dalam hablum minallah yang istimewa yaitu dengan mewujudkan ketakwaan pada Alllah SWT melalui amalan sholat, dzikir, mengaji, puasa dan lain-lain. Sedangkan amalan hablum minannas berupa amalan yang menyangkut hubungan manusia dengan manusia lain serta alam semesta. Hal ini dapat dicontohkan berupa suatu ilmu berbagi kebaikan termasuk manusia membangun pola interaksi dengan manusia yang lain.

Maka perlu suatu trik serta kepandaian dalam mengajak, membentuk serta menuntun kaum urban yang hendak menjauh dari akhlakul karimah menjadi generasi emas yang mampu membangkitkan Islam. Karena manusia yang sukses adalah manusia yang mampu memanfaatkan peluang di masa mudanya untuk selalu mengingat sang pencipta Allah SWT, memanfaatkan masa muda sebelum masa tua, memanfaatkan masa sehat sebelum sakit dan rasa lapang sebelum sempit serta masa hidup sebelum mati. Sebagaimana islam yang merupakan agama yang memberikan solusi, dan Rasulullah adalah figure yang membawa solusi, sehingga sepatutnya umat Islam membawa pencerahan dan rahmat bagi semesta alam, sumber yang menginspirasi, berkontribusi yang positif tentang kemanusiaan serta membimbing manusia dalam mewujudkan kebagaiaan dunia dan akhirat.

Salam

Mahasiswa Fkp Unair

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image