Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image IBNI FIKRI LUMAELA 2021

Apakah Kamu Mengalami Anxiety Disorder? Yuk Kenali Gejalanya

Eduaksi | Saturday, 18 Dec 2021, 19:13 WIB
Source : Gallery

Anxiety Disorder kata yang belakangan ini sering muncul dari mulut masyarakat, tapi sebenarnya apakah Anxiety Disorder itu? Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) mendefinisikan gangguan kecemasan (anxiety) sebagai perasaan takut berlebihan yang terjadi pada seseorang yang berdampak pada terganggunya kegiatan sehari-hari.  Apalagi kita sedang di dalam masa pandemi dimana hoax tersebar di mana mana, berita TV tentang kasus kematian covid-19, ditambah masuknya virus mutasi covid-19 yang baru.

Penyebab Anxiety Disorder itu variatif menurut (American Psychiatric Association, 2013). Gangguan kecemasan dapat dialami oleh banyak individu tanpa melihat usia maupun jenis kelamin. Penyebab dari gangguan kecemasan ini cukup variatif, sehingga di dalam DSM-5, gangguan kecemasan inipun dibagi menjadi beberapa macam, yakni phobia, social anxiety disorder, separation anxiety disorder, panic disorder, dan generalized anxiety disorder (American Psychiatric Association, 2013).

Penderita GAD atau Generalized Anxiety Disorder kadang tidak tahu mereka sedang mengalami gangguan mental oleh karena itu menjaga kesehatan mental dan mengisi hari hari dengan hal positive menjadi hal yang sangat penting di masa pandemi ini, rasa ketakutan yang berlebihan tidak hanya disebabkan oleh pandemi juga karena kondisi badan yang lelah dan otot yang tegang membuat orang lebih rentan untuk terkena GAD ini. Anxiety juga memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan takut dan kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dan tidak menyenangkan. Gejala-gejala kecemasan yang muncul dapat berbeda pada masing-masing orang (Kaplan, Sadock, & Grebb, 1998)

Generalized Anxiety Disorder atau GAD ini terkadang disalah kaprahkan dengan disamakan dengan Panic Attack menurut Cathy Frank M. D direktur Outpatient Behavioral Health Services di Henry Ford Hospital mengemukakan pendapatnya bahwa Panic Attack atau serangan panik merupakan suatu reaksi dari sebuah situasi dengan penuh tekanan yang terjadi secara spontan. Panic Attack atau serangan panik tidak dapat diprediksi oleh seseorang dengan atau tanpa alasan.

Berbeda dengan Anxiety Disorder, Panic Attack adalah reaksi spontan yang menyebabkan sesak nafas, otot tegang, dan jantung berdebar kencang, hal ini terjadi tanpa adanya sebab dan tak bisa diperediksi berbeda dengan Anxiety Disorder yang terkadang mencemaskan hal kecil yang terkadang tidak terlalu penting.

Berikut adalah gejala gejala Anxiety Disorder secara fisik dan mental :

Fiksik :

1. jari tangan dingin

2. detak jantung makin cepat

3. berkeringat dingin

4. kepala pusing

5. nafsu makan berkurang

6. tidur tidak nyenyak

7. dada sesak

Mental

1. ketakutan merasa akan ditimpa bahaya

2. tidak dapat memusatkan perhatian,

3. tidak tenteram

4. ingin lari dari kenyataan

(Sundari, 2005)

Dari sini kita tahu betapa bahayanya Anxiety disorder ini karena tidak hanya biswa menyerang orang tertentu tetapi bisa menyerang semua oraang tanpa terkecuali tua, muda, pria, wanita semua bisa terkena. Jadi mulai dari sini kita harus mengenal gejala penyakit mental yang bisa menyerang kita saat pandemic seperti ini, karena dampak yang disebabkan oleh Anxiety ini tak hanya menyerang fisik juga menyerang mental.

Semua orang memiliki kecemasan dan rasa takut akan suatu hal, tetapi rasa ketakutan yang berlebihan bisa menjadi tanda seseorang mengidap gejala Anxiety disorder, karena pengidapnya secara umum cenderung merasakan takut yang berlebihan dan cemas yang tak bisa dijelaskan mengapa ia mencemaskan hal tersebut dan juga overthinking yang menyebabkan satu ketakutan kecil menjadi ketakutan besar.

Nah jadi kawan kawan, jika mengalami gejala di atas atau mengalami cemas sampai menurunkan nafsu makan dan kualitas tidur, kita harus waspada, jika gejalanya berlanjut dan makin parah maka mintalah bantuan dari orang lain yang mengerti, ataupun pergi ke psikolog agar bisa ditangani secara profesional.

Ingat! “Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati.”

Sumber :

Fitria, L., & Karneli, Y. (2020). Cognitive behavior therapy counseling untuk mengatasi anxiety dalam masa pandemi covid-19. AL-IRSYAD, 10(1), 23-29.

Volume 26 Nomor 1, Januari 2021: 85-100 DOI:10.20885/psikologika.vol26.iss1.art5

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image