Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sri Maryati

Eksotisme Ekowisata Kiara Payung Sumedang

Wisata | Saturday, 25 Feb 2023, 12:18 WIB
Salah satu koleksi pohon langka di Destinasi Ekowisata Kiara Payung Sumedang ( dok pribadi )

Destinasi ekowisata Kiara Payung yang juga menjadi tempat perkemahan terletak di Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang, Jawa Bara. Bumi Perkemahan Kiara Payung merupakan kawasan wisata alam atau ekowisata yang juga digunakan sebagai pusat perkemahan dengan udara yang sangat sejuk,pemandangan yang indah, vegetasi yang beragam.

Kiara Payung merupakan kawasan hutan yang memiliki fungsi konservasi sekaligus fungsi wisata. Lokasinya tidak jauh dengan kampus beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Padjadjaran (Unpad), IPDN, Ikopin dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Sebelum menjadi bumi perkemahan, awalnya Kiara Payung adalah perkebunan karet yang dikelola oleh pemerintah daerah, kemudian oleh H. Mashudi ditransformasikan sebagai kawasan perkemahan.

Batu Prasasti Pramuka di Kiara Payung ( dok pribadi )

Konon, nama Kiara Payung berasal dari bahasa Sunda, yaitu kiara (pohon) dan payung (bernaung). Bumi Perkemahan Kiara Payung dikelola Kwartir Daerah Pramuka Jawa Barat. Menjadi tempat perkemahan untuk Pramuka dengan berbagai kategori. Bumi Perkemahan Kiara Payung ini juga pernah dipakai sebagai kegiatan pramuka baik tingkat internasional maupun tingkat nasional. Seperti contohnya kegiatan yang bersifat nasional yaitu penyelenggaraan Jambore Nasional pada tahun 2006 yang dihadiri oleh sekira 50 ribu peserta dari berbagai daerah di Indonesia.

Pemerintah juga menjadikan Kiara Payung sebagai Taman Kehati. Merupakan kawasan pencadangan sumber daya alam hayati lokal di luar kawasan hutan yang mempunyai fungsi konservasi in-situ dan/atau ex-situ. Program Taman Kehati adalah program Kementerian Lingkungan Hidup yang diselenggarakan untuk menyelamatkan berbagai spesies tumbuhan asli/lokal yang memiliki tingkat ancaman sangat tinggi terhadap kelestariannya atau ancaman yang mengakibatkan kepunahannya. Keanekaragaman hayati (kehati) lebih dari sekedar menggambarkan jumlah jenis makhluk hidup, akan tetapi keanekaragaman hayati juga mengandung makna keragaman, keberbedaan dan kekhasan makhluk hidup. Keanekaragaman hayati memiliki peran serta kontribusi yang nyata dan menjadi aset bagi pembangunan daerah sebagai penyediaan pangan,sandang, papan, obat-obatan dan bahan baku industri.

Secara geografis Taman Kehati Kiara Payung terletak di Kampung Cikeuyeup Desa Sindangsari Kec.Sukasari Kab. Sumedang dengan Koordinat : 6°53'21.4"S 107°45'41.1"E -6.889275, 107.761407. Eksistensi taman dibentuk dengan Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor : 593/Kep.821-BPLHD/2011.

Taman Kehati Kiara Payung harus dikelola dengan baiuk demi kepentingan generasi mendatang. Sayang sekali beberapa infrastruktur pendukungnya sudah banyak yang rusak sehingga perlu direnovasi atau dibangun lagi sesuai dengan kondisi kekinian. Taman Kehati memiliki luas 15 Hektare dengan pembagian kawasan dalam 8 blok. Memiliki Jenis koleksi tanaman langka berjumlah 137 jenis. Beberapa jenis tanaman langka itu kini ada yang tumbuh raksasa. Fauna yang dijumpai dari kelas serangga (insekta), reptil, mamalia, dan aves. Koleksi tanaman langka itu antara lain Damar Agathis dammara Araucariaceae, Gandaria Bouea gandaria BI. Anacardiaceae, Gempol, Nauclea orientalis L. Rubiaceae, Gmelina Gmelina philippensis Cham. Verbenaceae, Hantap gede Sterculia macrophylla Vent . Sterculiaceae, Huni Antidesma bunius (L.) Spreng. Euphorbiaceae, Huru Batu Litsea cassiifolia Bl. Lauraceae, Huru gede Litsea robusta Lauraceae. Huru kacang Litsea amara Lauraceae, Huru Leueur Persea rimosa (Bl.)Kosterman Lauraceae, Huru manuk Litsea mappacea (Bl.) Boerl. Lauraceae, Huru minyak Litsea resinosa Bl. Lauraceae, Huru sintok Cinnamomun sintok BI. Lauraceae

Kawasan ekowisata Kiara Payung perlu dikembangkan dalam kegiatan pariwisata yang bermanfaat untuk pengembangan kualitas hidup secara berkelanjutan dan dibutuhkan konsep pembangunan yang berkelanjutan. Perlu dibenahi infrastruktur atau fasilitas piknik, sarana penginapan untuk wisatawan, guide dari masyarakat lokal, wisata tanam pohon, papan informasi, pos kesehatan, tempat sampah, jalan khusus walktrack, sistem pengenalan flora dan fauna, serta peenyegaran toko souvernir.

Konsep dasar dalam mengembangkan Bumi Perkemahan Kiara Payung ini adalah kawasan wisata alam yang memperhatikan kelangsungan lingkungan dan ekosistem sekitar serta pemberdayaan masyarakat lokal. Konsep pengembangan tersebut dapat dilakukan dengan prinsip ekowisata yang merupakan perjalanan wisata alam yang bertanggung jawab. Seorang wisatawan dalam ekowisata harus menyadari pentingnya pelestarian lingkungan, mematuhi peraturan, dan menjaga lingkungan sekitar kawasan agar kawasan tersebut tetap asri, bersih, dan sejuk. Selain itu, wisatawan juga harus menyesuaikan diri terhadap lingkungannya yaitu dengan budaya dan situasi setempat. Dalam ekowisata terdapat 5 prinsip dasar ekowisata yang meliputi pelestarian, pendidikan, pariwisata, ekonomi, dan partisipasi masyarakat setempat. Kelima prinsip tersebut harus diterapkan dengan baik dan disesuaikan dengan potensi dan kondisi dari Kiara Payung.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image