Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image siti suryani

Selingkuh Subur Dalam Sistem Sekuler

Agama | Thursday, 23 Feb 2023, 20:37 WIB

Selingkuh Subur Dalam Sistem Sekuler

Perselingkuhan akhir-akhir ini menjadi bahan perbincangan yang menarik untuk diulik, sebab perselingkuhan itu sendiri tidak hanya didominasi oleh para kaum pria, tetapi juga wanita di segala lapisan masyarakat dan golongan, bahkan usia tidak lagi menjadi ukuran. Pada dasarnya fenomena ini tidak hanya terjadi di kota-kota besar saja, seperti halnya Jakarta sebagai pusat ibu kota, tetapi juga di sudut kota-kota kecil atau pun di daerah.

Berita-berita mengenai kasus perselingkuhan lebih banyak disorot di kota besar, sebab di kota besar seperti halnya Jakarta segala sesuatu lebih transparan termasuk dalam hal batasan norma-norma masyarakat. Jakarta sebagai kota besar dimana segala hal bisa bersifat relatif; dalam arti bahwa segala sesuatu tidak bisa dinilai dari satu sudut pandang saja.

PIKIRAN RAKYAT, berbicara masalah perselingkuhan maka Indonesia menjadi negara peringkat keempat di dunia dengan kasus perselingkuhan terbanyak. Hal ini berdasarkan survei yang dilakukan tentang perselingkuhan di Amerika Serikat, setengah dari orang yang sudah menikah berselingkuh setidaknya satu kali selama pernikahan. Sebagian besar perselingkuhan diawali dari teman dekat atau rekan kerja. Begitu perselingkuhan dimulai, hubungan tersebut berlangsung rata-rata dua tahun lamanya.

Menurut laporan World Population Review, ada beberapa negara dengan kasus perselingkuhan yang sangat umum terjadi. Di wilayah Eropa, mereka memperlakukan orang-orang diperbolehkan tidur dengan orang lain di luar pernikahan. Banyak alasan kenapa seseorang memutuskan untuk berselingkuh, meskipun alasan-alasan tersebut tidak selalu beralasan atau benar. Berikut ada beberapa alasan umum mengapa orang berselingkuh yaitu ketidakpuasan hubungan, kesenangan, masalah dengan diri sendiri dan kurangnya komitmen.

Maraknya perselingkuhan dalam sebuah bangunan rumah tangga menunjukkan rapuhnya pondasi yang dibangun. Rumah tangga merupakan lembaga moral terbesar dalam masyarakat, sebab didalamnya setiap individu memperoleh pendidikan mendasar. Suami atau istri memerankan tugas mulianya sebagai pasangan. Mulai dari cara mendidik anak-anaknya, tata krama, komunikasi, cara dan bagaimana menata rumah tangga, semuanya digambarkan begitu gamblang di rumah tangga. Ketika seseorang tidak lagi menyadari fungsi rumah tangga maka ia sudah merusak dari hakekat moralnya. Wajar jika semua agama menghukum berat pelaku selingkuh.

Selingkuh, kata dan perbuatan yang familiar lagi di telinga dan mata kita. Dahulu kita banyak temukan perselingkuhan dalam kehidupan nyata, sekarang hal itu pun sudah menerpa dan menggejala di dunia maya. Ditambah lagi berbagai fasilitas teknologi (telepon seluler, media jejaring sosial terutama Twitter, Facebook, dan beragam aplikasi chatting semakin memudahkan jalan bagi tindakan asusila ini bagi para pelakunya.

Kasus perselingkuhan tidak serta merta terjadi, tentunya ada pemicu dan sebab kenapa kasus perselingkuhan ini terjadi. Tidak dipungkiri faktor ketertarikan secara fisik dan kesenangan menjadi penyebab yang dominan munculnya perselingkuhan. Karena fitrah manusia selalu menyukai hal yang indah yang akan mendatangkan kesenangan dalam dirinya.

Dalam kondisi dan sistem sekuler kapitalis saat ini selingkuh menjadi hal yang wajar terjadi, bahkan Indonesia menjadi peringkat ke empat dunia. Wajar, sebab sekulerisme menihilkan agama, dimana agama tidak memiliki peran dalam ranah interaksi antar manusia. Aturan dan standar perbuatan diberikan pada penilain manusia. Aturan dan penilaian yang tidak memiliki dasar dan kebenaran mutlak, kecuali akan melahirkan perbedaan, perselisihan dan kerusakan.

Sekuler kapitalis selain menghilangkan peran agama dalam kehidupan, tujuan hidup pun hanya mengejar kepuasan dan kesenangan jasmani semata. akibat rendahnya keimanan individu. Selingkuh dianggap sebagai solusi dan pilihan atas permasalahan yang dihadapi, tanpa dikaitkan dengan pandangan agama.

Sistem pergaulan juga menjadi faktor pemicu perselingkuhan, bebasnya pergaulan antara laki-laki dan wanita tanpa aturan yang membatasinya. Adanya ikhtilath atau campur baur antara lelaki dan wanita, di manapun semakin membuka peluang dan ruang gerak perselingkuhan. Betapa banyak percikan perselingkuhan yang tercipta dari obrolan ringan antara rekan sejawat laki - laki dan wanita, dilanjut dengan saling curhat tentang masalah rumah tangga, tidak terasa timbul perasaan simpatik yang Alloh larang.

Tidak beda halnya dengan pelaku perselingkuhan di dunia maya, yang biasanya memulai perselingkuhannya dengan saling sapa, lempar canda di komentar, atau saling like status, berlanjut mojok asyik masyuk di inbox Facebook; BBM; Whatsapp atau media lainnya.

Islam sebagai pandangan hidup yang datang dari sang khaliq yang menciptakan manusia. Islam memiliki seperangkat aturan menyeluruh. Islam juga akan melakukan proteksi terhadap kaumnya dari berbagai pemikiran dan perbuatan yang merusak, termasuk dalam mengatur pergaulan antara laki- laki dan perempuan. Mengatur pakaian sebagai penutup aurat. Dan juga mengatur hubungan antara laki-laki dan perempuan dalam hubungan pernikahan.

Pernikahan dalam Islam merupakan ibadah terpanjang yang harus diniatkan karena Alloh, dan menjadi perjanjian kuat dihadapan Alloh SWT. Pernikahan bukan hanya mencari kesenangan semata tetapi ada tujuan mulia didalamnya. Pernikahan salah satu dari bagian syariat Islam yang memiliki aturan dalam menjalin hubungan antara laki-laki dengan perempuan yang bukan mahram. Pernikahan bukan hanya sekedar ucapan ijab qabul untuk meresmikan hubungan sepasang manusia menjadi suami istri.

Keutuhan rumahtangga bukan saja harus dijaga oleh pasangan suami istri, dalam menjalankan hak dan kewajiban masing-masing, namun peran negara sangat penting dalam menjaga hubungan rumahtangga masyarakatnya, baik dalam bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan juga pergaulan. Peran ini hanya bisa dilakukan sebuah negara yang menerapkan Islam kaffah, sehingga syariat Islam dapat diaplikasikan dalam seluruh aspek kehidupan yang akan menjauhkan umat manusia dati kerusakan dan kehancuran ikatan pernikahan akibat perselingkuhan.

Wallohua'lam

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image