Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dr. Abu Fayadh Muhammad Faisal, M.Pd

Generasi Tangguh Terlahir dari Masjid

Agama | Tuesday, 21 Feb 2023, 21:23 WIB
Ayo Makmurkan Masjid/Musholah

*Renungan/Muhasabah: Generasi Tangguh Terlahir dari Masjid*

*بسم الله الرحمن الرحيم*

*السلام عليكم ورحمه الله وبركاته*

Cimanggis, RetizenRepublika, Depok-Jawa Barat, membaca Tulisan dari Sohib tentang *Anjuran Meluruskan & Merapatkan Shaf* Tulisan *Ustadz Abu Arfah Ahmad Syahroni Priatna* di https://penanews.net/kuliah-subuh-anjuran-meluruskan-merapatkan-shaf/ juga Tulisan Penulis sendiri Yakni *Bolehnya Membawa Anak-anak ke Masjid* di http://www.remajaperubahan.com/2021/02/bolehnya-membawa-anak-anak-ke-masjid.html?m=1 intinya yuk Kita bersama Makmurkan Rumah ALLOH ﷻ Yakni Masjid/Musholah. Jauh sebelum Islam berkembang menjadi agama yang menguasai peradaban pada zaman Rasululloh Muhammad _Shallallohu ‘alaihi wa sallam,_ telah lahir para nabi dan rasul yang mendahuluinya. Pada periode ini pula telah dibangun sebuah masjid pertama kali di dunia, yaitu _"Masjidil Haram"_ pada zaman _Nabi Ibrahim ‘alaihis salam._

_"Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.”_ *(QS. Ali Imran : 96).*

Pada perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah, Rasululloh _Shallallohu ‘alaihi wa sallam_ membangun _"Masjid Quba."_ Sejak pertama kali tiba di Madinah, Rasulullah _Shallallohu ‘alaihi wa sallam_ membangun _"Masjid Nabawi"._

Fungsi masjid di masa Rasululloh _Shallallohu ‘alaih wasallam_ dan para sahabatnya:

*1.* _Masjid merupakan markaz perjuangan._

Dari masjidlah Nabi _Shallallohu ‘alaihi wa sallam_ mentarbiyah para mujahid. Di sanalah beliau mendidik para sahabat untuk menyebarluaskan dakwah. Mengajarkan Ad-Dien dan segala sesuatu, tempat dan markaznya adalah masjid.

*2.* _Masjid dijadikan sebagai tempat latihan perang_

Imam al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasululloh _Shallallohu ‘alaihi wa sallam_ mengizinkan orang-orang Habasyah bermain dengan tombak-tombak mereka. Dalam hadits Aisyah _Radhiyallohu ‘anha_ yang diriwayatkan oleh dua Imam di atas, dia berkata, _“Rasululloh shalallohu ‘alaihi wa sallam menutupiku dengan kainnya sementara aku melihat orang-orang Habasyah bermain di masjid.”_

Ibnu Hajar (Fathul Bari, 1/549) berkata, _“Bermain dengan tombak bukan sekadar bermain, akan tetapi ia melatih para pemberani menghadapi titik-titik peperangan dan bersiap siaga menghadapi musuh.”_

*3.* _Masjid sebagai balai pengobatan tentara muslim yang terluka_

Dari Aisyah _radhiyallohu ‘anha_ berkata, _"Saad bin Muadz terkena anak panah pada urat lengannya, Nabi shalallohu ‘alaihi wa sallam membuatkan sebuah tenda untuknya di masjid agar bisa menjenguknya dalam waktu dekat, di masjid juga terdapat tenda milik Bani Ghifar, mereka terkejut ketika darah mengalir kepada mereka, mereka berkata, “Wahai penghuni tenda, apa yang datang kepada kami dari kalian ini?”_

_Ternyata luka Saad mengalirkan darah dan dia gugur karenanya.”_ *(HR. Al-Bukhari).*

*4.* _Masjid sebagai pusat kepentingan sosial kemasyarakatan_

Rasululloh _Shallallohu ‘alaihi wa sallam_ mengizinkan masjid digunakan sebagai tempat berlindung orang-orang miskin yang tidak mempunyai tempat tinggal. Di masjid Rasululloh _shallallohu ‘alaihi wa sallam_ tinggal orang-orang miskin yang dikenal dengan _‘ahli shuffah’._

*5.* _Masjid sebagai pusat pendidikan_

Dari Abu Hurairah _radhiyallohu ‘anhu_ berkata, Rasululloh _Shallallohu ‘alaihi wa sallam_ bersabda, _“Tidak ada suatu kaum yang berkumpul di salah satu rumah Alloh, mereka membaca kitabulloh dan mempelajarinya di antara mereka kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka dan para malaikat mengelilingi mereka, serta Allah menyebut mereka kepada para malaikat yang berada di sisi–Nya.”_. *(HR. Muslim).*

*6.* _Masjid sebagai tempat penyelesaian sengketa_

Rasululloh _Shallallohu ‘alaihi wa sallam_ menyelesaikan masalah Ka’ab bin Malik radhiyallohu ‘anhu yang menagih hutang kepada Ibnu Abu Hadrad di masjid. Imam al-Bukhari rahimahullah menulis sebuah bab di dalam shahihnya, beliau berkata, _“Bab man Qadha wa La’ana fi al-Masjid.”_ Beliau juga menulis bab, _“Bab man Hakama fi al-Masjid.”_

*7.* _Masjid sebagai tempat menerima tamu_

Ketika utusan _kaum Tsaqif_ datang kepada Nabi _Shallallohu ‘alaihi wa sallam,_ beliau menyuruh sahabatnya untuk membuat kemah sebagai tempat penjamuan mereka di sudut masjid.

*Kondisi Masjid Saat Ini*

Hari ini, sebagian besar masjid hanya difungsikan sebagai tempat pelaksanakan salat lima kali sehari semalam. Bahkan, ada sebagian masjid yang muadzinnya adzan sebelum membuka masjid. Jadi masjid baru dibuka ketika menjelang adzan dan ditutup setelah itu. Tak boleh berlama-lama di masjid.

Ada masjid yang dibangun sedemikian megah, salat lima kali sehari semalam ditegakkan di dalamnya, namun jamaahnya hanya segelintir. Bahkan, ada muadzin merangkap imam sekaligus makmum.

Lebih memilukan lagi, ada masjid yang dibangun tapi di dalamnya tak ditegakkan salat lima waktu sama sekali. _Allohul Musta’an._

Ini di antara hal yang menyebabkan kelemahan ummat Islam.

Di antara realitas umat saat ini adalah _sulitnya ditemukan pemuda yang hatinya tertaut pada masjid._ Kebanyakan generasi muda hari ini terbius dengan _artis._

Diskotik, konser musik, dan apa pun tempat kemaksiatan yang lain hanya akan melahirkan generasi pecundang yang cengeng. Pejuang tidak akan lahir dari sana. _Dari masjidlah pejuang itu akan lahir._ Ya, _"Pemuda yang mencintai masjid"._

Di masjid itulah lahir _*rijaal* (lelaki yang sabar dan tangguh),_ Alloh _Subhanahu wa Ta’ala_ berfirman, _“Bertasbih kepada Alloh di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang.”_ *(QS. An-Nur: 36).*

_Siapakah mereka yang bertasbih yang disebutkan dalam ayat di atas?_

Merekalah para rijaal, sebagaimana disebutkan dalam ayat selanjutnya, _“Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Alloh, dan (dari) mendirikan salat, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang.”_

Di situlah ada rijaal, kader-kader Rasululloh _Shallallohu ‘alaihi wa sallam_ yang memperjuangkan agama Alloh _'Azza wa Jalla._

_"Di dalam masjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Alloh ﷻ menyukai orang-orang yang bersih.”_ *(QS. At-Taubah: 108).*

Alloh Subhanahu wa Ta’ala sering menyebut orang-orang yang ada di masjid itu sebagai rijaal. Rijaal yang memang tangguh, yang diharapkan _untuk memperjuangkan agama Alloh Subhanahu wa Ta’ala ._ Tidak akan mungkin rijaal/para pejuang lahir jika mereka bukan orang yang cinta kepada masjid.

Jadi, di masjid inilah kita ditempa untuk memiliki mental sebagai seorang pejuang. Maka ketika masjid fungsinya tidak dimaksimalkan, inilah di antara penyebab utama yang menjadikan lemahnya umat Islam.

*✍???? Catetan:*

Jadi Mesjid dapat berfungsi seperti Negara ya, Yuk Makmurkan Rumah ALLOH ﷻ Masjid/Musholah.

_Wallohu a'lam bish-Shawab_

Hasbunalloh Wani'mal Wakil Ni'mal Maula Wani'man Natsir

_Semoga bermanfaat_

*_Baarakallohu fiykum_*

Salam Ahadun Ahad ☝️ Allohu Akbar ✊ Isy Kariman Aw Mut Syahidan

*Masjid SMA IHBS/Ibnu Hajar Boarding School, Cimanggis Depok-Jawa Barat, 18 Februari 2023*,

Al-Faqir Ilalloh Azza wa Jalla,

*Dr. Abu Fayadh Muhammad Faisal Al Jawy al-Bantani, S.Pd, M.MPd, M.Pd, I* حفظه اللّٰه تعالى

(Ketua ICMI/Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia ORSAT Bekasi Timur Kota Bekasi, Aktivis Pendidikan dan Kemanusiaan, Praktisi dan Pengamat PAUDNI/Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal, Aktivis Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat, S3 Doktor PAUD UPI/Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung-Jawa Barat)

@MakmurkanMasjid/Musholah

@ICMIBekasiTimurKotaBekasi

@ICMIOrdaKotaBekasi

*Raih Amal Sholeh...!!!, Sebarkan informasi ini sebanyak mungkin, SYUKRON*

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image