Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Harliantara

Perlu Sinergi antara Radio dan Command Center Pemda

Info Terkini | Friday, 17 Feb 2023, 15:08 WIB
Aktivitas di Command Center Kota Surabaya ( foto istimewa )

Oleh : Harliantara *)

Pemerintahan kota, kabupaten dan provinsi kini telah memiliki fasilitas command center, namun fungsinya perlu dioptimalkan dan kontennya perlu diperluas. Pada prinsipnya CC merupakan sistem terpadu pemantau kondisi wilayah untuk pengambilan tindakan yang cepat dan tepat dalam mengelola kota. Eksistensi infrastruktur tersebut jangan mengawang-awang tetapi harus bisa bersentuhan langsung dengan persoalan aktual warga kota.Untuk itu perlu bersinergi dengan entitas penyiaran, khususnya radio.

Tata kelola CC sebaiknya disertai dengan agregasi konten yang berkarakter detail dan memakai prinsip relasi korporasi terkini yang dikenal dengan istilah Customer Relationship Management dalam konteks pemerintahan daerah. Operasional CC sehari-hari sebaiknya melibatkan ahli komunikasi massa yang memiliki gaya dan kiat-kiat ilmu komunikasi untuk menampung aspirasi publik secara ramah dan memikat.

Pengembangan CC memerlukan perangkat monitoring dan visualisasi yang canggih. Perangkat itu juga harus mampu melakukan pemetaan infrastruktur yang terintegrasi dalam sebuah sistem yang mudah dipantau. Dibutuhkan Integrated Infrastructure Map dan Management Information System yang mampu memantau infrastruktur baik yang sudah ada maupun yang sedang dalam pembangunan. Integrasi tersebut penting karena kebutuhan pembangunan infrastruktur masih terkesan tumpang tindih.

Perangkat pemantau di atas juga untuk mengatasi titik-titik kritis infrastruktur kota seperti ruas jalan yang rusak, genangan banjir di kawasan tertentu, Kemacetan lalu-lintas, moda angkutan yang sudah tua, dan lain-lain, semuanya harus terpantau secara cepat dan akurat lalu diberikan solusi yang tepat.

Tuntutan bahwa pemerintah daerah harus selalu hadir dalam berbagai persoalan rakyat pada era sekarang ini menemukan solusinya dengan prinsip telepresensi dan telecommuting yang bersinergi dengan radio. Hal itu sekaligus merupakan transformasi budaya kerja yang konvensional menjadi budaya kerja virtual atau virtual workspace bagi birokrasi kota.

Berbagai aktivitas birokrasi pemda dan pelayanan publik akan lebih efektif jika menggunakan sistem telecommuting. Begitu pula rapat walikota dengan SKPD dan rapat-rapat bagi lembaga lain yang bersifat mendesak dan perlu penjelasan teknis bisa memakai sistem telepresensi. Yakni presentasi jarak jauh dengan menggunakan perangkat TIK. Sehingga tidak terjadi hilir mudik birokrasi yang berlebihan.

Definisi telepresence secara sederhana bisa diartikan sistem teknologi yang memungkinkan pejabat atau profesional setiap saat bisa hadir dan memberikan pengarahan teknis pada lokasi yang berbeda. Telepresensi dipacu oleh konvergensi teknologi yang memungkinkan semua kegiatan pemerintahan bisa berjalan simultan atau serempak.

Aktivitas penyiar radio melayani warga kota ( dok pribadi )

Sinergi antara CC pemda dengan radio kini menemukan momentumnya. Karena industri radio tengah melakukan transformasi. Eksistensi radio mesti mengarah kepada radio digital terestrial sebagai perbaikan lahan teknologi penyiaran radio.Lahan digital radio sebenarnya bukan di internet melalui streaming yang menggunakan data/pulsa yang berbayar. Masyarakat harus menerima free air dengan cara pemerintah memberlakukan siaran radio digital dengan sistem DAB + ( plus ) untuk kota besar dan DRM untuk kota sedang dan kecil.

Eksistensi radio harus selalu berdampingan dengan televisi, frekuensi digital yang dipergunakan televisi saat diberlakukan analog switch off (ASO ), sebaiknya juga melibatkan radio untuk trial on air yang hanya suara di frekuensi digital tersebut. Pemerintah saat ini tengah mengkaji peraturan bagi lembaga penyiaran radio siaran simulcast yaitu sebuah proses penayangan di radio/televisi/internet di beberapa media sekaligus dalam waktu yang relatif sama. Artinya pengguna (end user) bisa menikmati tayangan yang disiarkan oleh seorang pemilik acara dalam waktu yang relatif sama dengan saat acara tersebut pertama kali tayang.

Simulcast dan streaming memiliki perbedaan. Jika streaming adalah sebuah proses pengiriman data lewat sebuah medium, sedangkan simulcast adalah sebuah metode penayangan yang menekankan waktu penayangan yang relatif bersamaan dengan penayangan perdananya.Keniscayaan pengelola CC mesti bersinergi dengan entitas penyiaran untuk membantu ekonomi kerakyatan yang antara lain membantu usaha pengendalian harga kebutuhan pokok.

Saatnya memetik manfaat era integrasi berbagai perangkat dan layanan elektronik untuk memperbaiki pasar komoditas usaha pertanian dan menata kembali media komunikasi usaha pertanian dan kelautan. Pemerintah tidak cukup hanya menyediakan perangkat elektronik saja dengan sistem untuk memperluas manfaat dari konektivitas internet. Tetapi faktor sosiologi komunikasi dan konten kerakyatan perlu dibuat dan sesuai dengan dinamika sosial yang berkembang. Ilmu komunikasi terapan dan efektivitas media penyiaran juga harus ditata lagi. Sehingga menjadi media rakyat yang terintegrasi.

Sinergi CC dan entitas penyiaran untuk berkreasi dan berinovasi membuat konten yang segar dan menarik terkait dengan potensi lokal, perkembangan pasar, harga komoditas dan aspek penyuluhan. Radio siaran perlu menyiarkan lagi harga-harga komoditas di pasar-pasar tradisional dengan konten yang lebih segar sehingga digemari petani dan pedagang pasar. Pada era orde baru kita pernah mengenal pola komunikasi Kelompencapir, yang merupakan singkatan dari Kelompok Pendengar, Pembaca, dan Pemirsa. Adalah kegiatan pertemuan komunitas petani dan nelayan di Indonesia yang dicetuskan oleh Kementerian Penerangan (Kominfo) pada masa pemerintahan Presiden Soeharto.

Kegiatan ini melibatkan secara aktif para petani berprestasi dari berbagai daerah. Mereka di adu kepintaran dan pengetahuannya seputar pertanian, antara lain soal cara bertanam yang baik dan pengetahuan tentang pupuk dengan model mirip cerdas cermat yang dipandu oleh penyiar media massa dan tenaga yang berkompetensi. Program Kelompencapir memberikan andil besar dalam swasembada pangan yang ditandai dengan penghargaan dari FAO pada tahun 1984.

Pada saat ini eksistensi pasar tradisional dan pasar induk diharapkan mampu memberikan data atau informasi kebutuhan konsumen. Apabila jaringan dan sistem informasi pasar sudah memadai, maka data kebutuhan dari pasar akan bisa digunakan sebagai masukan berharga di daerah produsen untuk merencanakan pola tanam. Juga mensinkronkan jumlah dan mutu yang dibutuhkan pasar.

Dengan sistem informasi pasar yang baik, maka distribusi komoditas pertanian akan berlangsung dengan baik. Disparitas harga antar wilayah bisa diperkecil dan bisa membantu daerah produsen pada saat over supply agar dapat menyalurkan ke daerah lain dengan mekanisme perdagangan yang cepat. Dengan demikian tidak ada komoditas yang jatuh harga atau terbuang percuma karena hasil panen yang tinggi.Integrasi antara TIK dengan pasar komoditas juga bisa membantu Kepala Daerah mengendalikan tingkat inflasi di level yang aman. Selama ini kendala pasokan pangan menyebabkan inflasi yang berarti.

Dengan media penyiaran yang baik bisa dibangun kesadaran untuk membendung produk impor yang menyerbu pasar domestik. Saatnya praktisi penyiaran ikut membenahi pasar komoditas yang merupakan sistem jaringan pasar induk. Sistem diatas bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dengan mengembangkan jalur distribusi yang lancar. Guna membuat akses yang lebih baik dalam pendistribusian produk agribisnis ke konsumen di pasar regional/nasional. Perlu sistem terintegrasi antar pasar tradisional dan induk tersebut dilengkapi dengan sistem informasi online untuk memperlancar pemasaran dan perencanaan produksi di lapangan. Sistem informasi itu terus di update dan bisa dimonitor dengan mudah oleh petugas penyuluh pertanian dan kelautan dengan bantuan command center dan lembaga penyiaran.

*) Harliantara, Tenaga Ahli Komunikasi Penyiaran Kominfo, Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Dr. Soetomo Surabaya, Presiden FDR (Forum Diskusi Radio) Indonesia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image