Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image dea agita permatasari

Kesetaraan Gender di Indonesia masih rendah?Apa Penyebabnya?

Eduaksi | 2023-02-14 18:09:29

Isu gender ternyata penting dalam memajukan suatu negara, karena untuk memajukan suatu negara, perlu melibatkan dan berhubungan langsung dengan manusia. Di Indonesia masih menjadi negara berkembang dengan kesetaraan gender yang rendah, sangat miris bukan? Kesetaraan gender ini menjadi permasalahan yang terus ada di Indonesia sampai saat ini. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai hal tersebut, apakah kalian sudah paham mengenai kesteraan gender?lalu apakah Indonesia sudah memberlakukan kesetaraan gender untuk masyaraktanya? Daripada penasaran mari kita langsung simak pembahasannya!

Gender tidak hanya berbicara mengenai jenis kelamin atau seks antara laki-laki dan perempuan. Gender memiliki arti yang lebih dari itu. Kesetaraan gender merupakan kondisi dimana laki-laki maupun perempuan memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi, pendidikan, sosial budaya, keamanan, serta memiliki kesempatan yang sama dalam menikmati hasil pembangunan (Riant Nugroho 2011:29). Perempuan ataupun laki-laki berhak mendapatkan kehidupan yang layak tanpa harus dibedakan dengan kata aku ‘laki-laki’ dan kamu ‘perempuan’, laki-laki bekerja perempuan mengurus rumah, tidak seperti itu konsepnya. Padahal laki-laki juga seharusnya dapat mengerjakan pekerjaan rumah, dan sebaliknya, perempuan pun bisa bekerja.

Kesetaraan gender ini lebih sering membicarakan mengenai kaum perempuan yang kurang mendapat keadilan. Hal tersebut disebabkan karena adanya budaya patriarki yang masih terjadi di kebudayaan Indonesia. Kebudayaan Patriarki ini menjadikan perempuan dan laki-laki tidak memiliki kebebasan yang sama di kehidupan masyarakat. Laki-laki menjadi dominan, dan posisi perempuan menjadi berada di bawah laki-laki.

Pada khasus ini jika ditelusuri lebih dalam, pihak perempuan lah yang sering kali merasa dirugikan dan mendapatkan perlakuan tidak adil. Perempuan merasakan bahwa kaumnya tidak mendapat kebebasan dalam hal ini. Memang benar, masih ada yang menganggap bahwa perempuan itu rendah. Contohnya perempuan tidak mempunyai kesempatan yang sama dengan laki-laki dalam hal mengambil keputusan atau hal pendidikan, terutama pada perempuan pedesaan yang masih rentan mengalami putus sekolah. Alasan utama nya adalah pandangan masyarakat pedesaan yang menganggap bahwa perempuan tidak dapat dipisahkan dari tugas dan fungsinya sebagai seorang ibu rumah tangga. Namun saat ini, pandangan seperti itu tidak dapat dibenarkan.

Saat ini sudah banyak perempuan yang merasakan bahwa keadilan itu sudah nyata. Contohnya perempuan sudah diberikan kesempatan untuk menjadi pemimpin negara yaitu Ibu Megawati Sukarnoputri yang menjabat sebagai presiden ke-5 di Indonesia. Selain itu ibu Sri Mulyani telah mewakilkan Indonesia sebagai direktur pelaksana Bank Dunia di Amerika Serikat. Spekulasi tentang ‘perempuan tidak bisa memimpin’ sudah dipatahkan oleh prestasi-prestasi dari para perempuan tersebut. Bukan hanya itu, dalam hal pendidikan, pengambilan keputusan suara, perempuan juga sudah didengarkan.

Namun kembali lagi, kesetaraan gender bukan hanya membahas tentang perempuan saja, tetapi dari pihak laki-laki pun juga merasakan bahwa mereka kurang mendapatkan keadilan. Laki-laki dianggap sosok yang kuat sehingga dituntut untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berat seperti kuli bangunan, tukang angkat berat, dan pekerjaan berat lainnya. Selain itu banyak yang mengatakan bahwa laki-laki itu tidak boleh menangis, laki-laki masa nangis sih??padahal laki-laki juga berhak untuk meluapkan emosinya dengan cara menangis, sehingga banyak laki-laki yang memilih untuk meluapkan emosinya dengan marah.

Lalu apakah benar kesetaraan gender sudah tercapai? Faktanya, kesetaraan gender memang hingga saat ini belum tercapai khususnya di Indonesia. Namun tidak perlu khawatir, ada kabar baik yaitu pada tahun 2022 lalu, kesetaraan gender di Indonesia telah membaik. Hal tersebut terlihat dari skors Indeks Kesenjangan Gender Global (GGI) Indonesia sebesarr 0,697. Indeks tersebut naik 0,009 dari tahun sebelumnya. Kenaikan indeks tersebut membuat Indonesia naik pada peringkat 92 secara global.

Pada dasarnya sebab kesetaraan gender sulit tercapai yaitu adanya pola pikir yang masih salah mengenai kesteraaan gender. Laki-laki ataupun perempuan merasa bahwa dirinya tidak mendapatkan keadilan, padahal nyatanya saat ini keadilan itu sudah mulai terlihat. Itulah beberapa contoh bukti mengenai ketidaksetaraan yang ada di Indonesia, sebaiknya kita perlu menghilangkan hal tersebut agar Indonesia tidak lagi disebut negara berkembang. Jadi yuk sebagai masyarakat yang bijak, marilah kita mengurangi hal-hal yang dapat membuat kesetaraan gender di Indonesia menjadi rendah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image