Macam-Macam Kenikmatan yang Patut Disyukuri
Agama | 2023-02-13 17:07:31Banyak hal yang sepatutnya disyukuri oleh seorang hamba, baik dari mulai hal-hal kecil sampai hal besar. Sebagai seorang muslim maka alangkah baiknya kita senantiasa mengenal macam-macam kenikmatan yang harus disyukuri. Bukan sebatas pengakuan, tapi juga sebagai kebutuhan.
Berikut macam-macam kenikmatan, yaitu:
1. Nikmat Islam dan Iman. Nikmat jenis ini merupakan kenikmatan paling agung yang Allah berikan kepada kita. Allah SWT. berfirman, Dan Dia menyempurnakan nikmat-Nya lahir dan batin (QS Luqmân [31]: 20). Yang dimaksud dengan nikmat lahir adalah Islam, sedangkan maksud nikmat batin adalah ketika Allah menutup aib kemaksiatan yang seorang hamba lakukan. Imam Mujahid berpendapat bahwa maksud ayat tersebut adalah ucapan lâ ilâha illâ Allah (tidak ada tuhan kecuali Allah).
2. Nikmat penutupan aib dan penangguhan dosa. Nikmat jenis ini juga merupakan bentuk kenikmatan paling agung. Sebab kalaulah Allah menyegerakan siksaan-Nya kepada kita di dunia, niscaya kita akan binasa. Karena itu, siapa saja yang menangguhkan siksaan, maka Dia Mahalembut kepada kita dan Maha Mengetahui segala sesuatu. Seseorang bertanya kepada Ibn Taimiyyah, "Bagaimana Anda menghabiskan waktu pagimu?" Ibnu Taimiyah menjawab, "Aku berada di antara dua kenikmatan yang aku tidak tahu mana kenikmatan yang lebih baik? Dosa-dosa yang Allah tutupi, maka tidak ada seorang pun yang bisa merendahkanku dengannya? Dan kasih sayang yang ditanamkan Allah di dalam hati hamba-hamba-Nya yang tidak bisa dicapai ilmuku?"
Seorang ulama pernah menulis surat untuk saudaranya yang berisi, "Betapa banyak nikmat Allah yang tak terhitung di pagi ini, sedangkan apa yang kita ingkari begitu banyak. Kita tidak tahu di mana yang harus kita syukuri: kebaikan yang ditutup atau kejelekan yang ditutupi?"
3. Nikmat teguran. Ibn Al-Qayyim berkata, “Di antara nikmat Allah kepada hamba-Nya yang hampir tidak terlewatkan adalah ketika orang selalu menutup pintu rumahnya. Kemudian Allah mengirimkan kepadanya seseorang yang akan mengetuk pintunya untuk meminta sedikit dari hartanya agar dia bisa mengetahui nikmat Allah kepada dirinya sendiri.”
4. Nikmat tobat. Di antara nikmat Allah kepada hamba-Nya adalah bahwa Dia tidak pernah menutup pintu tobat untuk mereka, meskipun dosa dan kemaksiatan mereka banyak.
5. Nikmat pemilihan. Inilah kenikmatan yang dirasakan oleh orang-orang yang selalu istiqamah, memiliki sikap wara', dan hanya selalu menghadap kepada Allah. Karena itu, Allah menetapkan orang-orang ini untuk memegang teguh agama-Nya pada zaman penuh musibah. Allah memalingkan mereka untuk selalu menaati-Nya, ketika hampir kebanyakan orang berpaling dari-Nya. Allah menanamkan kecintaan mereka kepada keimanan dan menghiasinya dalam hati mereka. Allah menumbuhkan kebencian mereka pada kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan. Inilah kenikmatan paling besar yang menuntut ungkapan syukur yang paling agung kepada-Nya.
6. Nikmat sehat. Salman Al-Farisi r.a. bercerita, “Ada seorang laki-laki yang diluaskan rezeki dunianya, tetapi kemudian dia melepaskan diri dari kesenangan duniawi itu sehingga tidak ada yang dia miliki kecuali alas tikar yang basah. “Orang ini telah memberikan keluasan dalam rezeki, lalu untuk apa lagi dia memuji kepada Allah?” Dia pun berkata, “Aku memuji Allah dengan sesuatu yang jika aku tidak memberikan sesuatu tersebut, sebagaimana orang lain diberi, maka aku tidak akan pernah bisa memberikan sesuatu tersebut kepada mereka." Orang itu bertanya, "Apa yang demikian itu?" Dia menjawab, "Apa pendapatmu tentang penglihatanmu, lisanmu, tanganmu, dan kedua kakimu?"
7. Nikmat harta. Yakni makanan, minuman, dan pakaian. Bakr Al-Mazini berkata, "Demi Allah, aku tidak tahu di antara dua kenikmatan, manakah yang lebih baik bagiku dan bagi kalian? Apakah kenikmatan tempat berjalan?Ataukah kenikmatan tempat keluar?" Lalu Al-Hasan berkata, "Sesungguhnya yang lebih baik adalah kenikmatan berupa makanan."
Aisyah r.a. berkata, "Tidaklah dari seorang hamba yang meminum air bening, maka air itu pun masuk ke dalam perutnya dan keluar dengan tanpa menimbulkan rasa sakit, kecuali wajib bagi dirinya untuk bersyukur kepada Allah."
MasyaAllah, betapa besarnya nikmat dan semua karunia Allah untuk para hambaNya. Karenanya, yuk jangan lupa untuk mensyukuri hal-hal mulai dari yang terkecil sampai terbesar. Mudah-mudahan kita menjadi orang-orang yang pandai bersyukur dan dijadikan golongan yang beruntung!
Ingin buktikan rasa syukur? Yuk, tanamkan semangat berbagi untuk bantu sesama dan meringankan beban mereka.
Referensi: ‘Iwadh, Ahmad ‘Abduh, 2008, Mutiara Hadis Qudsi Jalan Menuju Kemuliaan dan Kesucian Hati, Bandung: PT Mizan Pustaka
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.