Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image jok

NU sebagai Benteng Peradaban

Lomba | Wednesday, 08 Feb 2023, 19:56 WIB
Nahdlatul Ulama kini telah berusia satu abad. Foto: republika.co.id.

Di samping menjadi salah satu garda depan dalam ikut menjaga keutuhan negara, Nahdlatul Ulama [NU], yang kini telah berusia satu abad ini, diharapkan terus mampu menjadi wahana bagi lahirnya generasi-generasi islami nan gemilang dengan moral cemerlang yang akan berkontribusi bagi kemajuan peradaban Islam.

Seperti kita ketahui, NU menjadi salah satu ormas Islam yang memiliki kontribusi sangat besar dalam memperjuangkan kemerdekaan negara ini dan sekaligus mempertahankannya hingga negara ini tetap merdeka hingga saat ini. Sejarah mencatat banyak pejuang dan tokoh pergerakan Republik ini berasal dari kalangan NU.

Sebagai salah satu institusi berbasis Islam sudah barang tentu NU memikul tanggung jawab dalam ikut memastikan perjalanan nasib bangsa dan negara ini ke depan.

Kita perlu berterima kasih kepada NU yang selama ini telah banyak berkontribusi dalam melahirkan generasi-generasi Islami lewat sektor pendidikan yang dikelola NU, mulai dari pendidikan level dasar hingg level pendidikan tinggi.

Bagaimanapun, pendidikan menjadi salah satu aspek sangat krusial dalam membuat individu mampu mengerti, memahami dan mencari solusi-solusi yang mungkin atas pelbagai fenomena serta persoalan di sekelilingnya -- serumit apa pun. Pada titik inilah institusi-institusi pendidikan yang berafiliasi dengan NU memainkan peran sentral dan krusial. Mereka ini bisa dikatakan sebagai benteng peradaban.

Sistem pendidikan yang baik dan andal bakal menelurkan generasi-generasi gemilang yang bakal menjadi pelopor dan motor penggerak kemajuan di pelbagai bidang, yang pada gilirannya akan menyumbang pada peradaban Islam yang menjadi rahmat bagi semesta alam.

Dalam konteks berbangsa dan bernegara, menghadapi pelbagai tantangan saat ini, institusi-institusi pendidikan di bawah naungan NU tentu saja diharapkan mampu berkontribusi lebih besar lagi bagi kemajuan bangsa dan negara ini, sehingga bangsa dan negara ini berada setidaknya sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya.

Bagaimanapun, persaingan antarbangsa ke depan bakal kian sengit. Sementara itu, di depan kita saat ini terbentang tantangan global yang tidak kecil. Perubahan iklim, kedaulatan energi, perang dangang, ancaman krisis pangan, ledakan penduduk, kelangkaan air serta epidemi penyakit merupakan beberapa contoh tantangan global yang perlu mendapatkan perhatian serius. Hanya bangsa yang memiliki ilmu serta pengetahuan dan karakter yang prima saja yang akan melenggang melewati tantangan-tantangan itu.

Umat Islam sebagai mayoritas di negeri ini sama sekali tidak boleh tinggal diam dan akhirnya hanya menjadi penonton kemajuan-kemajuan yang diraih bangsa lain. Sudah barang tentu, NU harus menjadi bagian dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peradaban masa depan.

Di sisi lain, NU juga diharapkan menjadi benteng moral bagi bangsa ini. Moral adalah hal yang membuat peradaban sebuah bangsa tetap ada dan bertahan. Jika moral sebuah bangsa hancur, maka peradabannya akan hancur pula.

Sejarah dengan jelas mencatat bagaimana kekaisaran Romawi yang besar dan kuat itu akhirnya luluh lantak gara-gara para penyelenggaranya tidak mampu lagi menjaga moral mereka. Romawi kemudian musnah dan yang tersisa hanya sebuah kisah sejarah dan kenangan pahit masa silam.

Menilik asal usulnya, kata ‘moral’ berasal dari bahasa Latin yaitu ‘moralis’. Kata ini kemudian diserap ke dalam bahasa Prancis dan Inggris menjadi ‘moral’. Kamu Merriam-Webster Dictionary mendefinisikan ‘moral’ antara lain sebagai "segala sesuatu yang terkait dengan prinsip-prinsip benar dan salah dalam berperilaku".

Sebagai organisasi yang memiliki peran sentral dalam ikut melahirkan calon-calon pemimpin bangsa, NU harus mampu pula berkontribusi dalam mendorong terjadinya kemajuan moral dengan jalan mencetak individu-individu yang memberi teladan nyata dalam menjunjung dan menegakkan prinsip-prinsip benar dan salah.

Kita berharap, di usianya yang telah mencapai satu abad ini, NU mampu menjadi wahana bagi lahirnya generasi-generasi islami penerus bangsa dengan moral cemerlang, yang akan berkontribusi signifikan bagi terwujudnya peradaban bangsa dan peradaban Islam yang gemilang dan menjadi rahmat bagi semesta.***

--

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image