Hobi Gowes untuk Sarana Kebaikan
Gaya Hidup | 2021-12-17 07:34:39YOGYAKARTA - Sabtu itu, (11/12/2021) terik matahari mulai membakar sejuk pagi di Malioboro. Tempat wisata tersebut mulai ramai seperti sediakala sebelum pandemi melanda. Terlihat para wisatawan lalu-lalang menyusuri tiap sudut tempat perbelanjaan dan pinggiran jalan. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa menikmati akhir pekan di tempat yang katanya menjadi destinasi utama wisata di Jogja itu.
Tak terkecuali Yudi Kurnain (51), yang pagi itu melewati Jalan Malioboro menaiki sepeda lipatnya. Ia berhenti sejenak untuk beristirahat dan membeli risol di tepi jalan. Sambil menyicipi risol yang masih panas, ia tak lupa untuk mengabadikan momen di Malioboro dan meminta seorang mahasiswa yang sedang lewat untuk memfoto dirinya di bawah penunjuk jalan. Tak lupa Yudi menjajani mahasiswa risol sebagai tanda terimakasih karena telah bersedia memotret dirinya.
Dari perawakanya, tidak ada yang menyangka pria berambut gondrong tersebut merupakan anggota DPRD Provinsi Kepri (Kepulauan Riau) yang berasal dari fraksi PAN (Partai Amanat Nasional). Sekilas dari perawakanya, ‘Pak Kur’ ini seperti seorang seniman atau kolektor barang antik asli Jogja yang sedang hobi bersepeda. Penampilanya jauh dari elitis yang biasanya di tonjolkan oleh kebanyakan anggota dewan. Sikapnya yang ramah terlihat saat ia berbicara dengan orang di Malioboro.
Sepeda tidak bisa lepas dari pria kelahiran Palembang ini. Tak terhitung lagi jarak dan waktu sudah ia tempuh untuk ber gowes ria. Yudi memang sejak lama dikenal sebagai penggemar kendaraan kayuh tersebut. Dia menjadikan sepeda sebagai hobi sejak tahun 2000an dan masih aktif hingga sekarang. Sejak mulai menjadi anggota dewan pada tahun 2004, Yudi selalu aktif mengkampanyekan gerakan bersepeda melalui event sepeda sehat yang ia buat dan berbagi sepeda kepada warga masyrakat.
Setiap berangkat bekerja, Yudi juga selalu menggunakan sepedanya. Ia lebih memilih untuk tidak menggunakan mobil atau motor yang ia miliki. Dia menggunakan sepeda karena menurutnya hal tersebut bisa menghemat pengeluaranya untuk membeli bensin, “dengan bersepeda kita bisa menghemat energi, tidak ada polusi, badan sehat, kita juga transparan dan tulus karena tidak takut diapa-apain di tengah jalan” ucap Yudi yang dimuat dalam sebuah blog berjudul ‘Kurnain dan Sepeda’.
Di setiap kunjunganya ke berbagai wilayah, tak lupa Yudi selalu memabawa sepeda lipatnya dan tak lupa juga meluangkan waktu untuk bersepeda. Hal itu beralasan karena sepeda lipat lebih fleksibel dan bisa dibawa kemana-mana. Dalam postingan di Facebook tampak fotonya menaiki sepeda di berbagai tempat di Indonesia. Diluar negeri pun, Yudi masih sempat-sempatnya membawa kendaraan yang ia sukai itu, “hampir di setiap kota besar dan kota kecil pernah saya kunjungi, maka disitu juga saya bersepeda,” tambahnya.
Sebagai anggota dewan, Yudi mencoba memberikan terobosan baru kepada masyarakat untuk membiasakan hidup sehat dengan berolahraga menggunakan sepeda. Selain itu, dia juga mengkampanyekan sikap peduli terhadap lingkungan. Lewat gerakan bersepeda, ia juga menuturkan bahwa hal tersebut bisa dijadikan sarana untuk menjaga lingkungan dengan mengurangi polusi udara dari kendaraan berbahan bakar.
Jika kebanyakan orang menganggap hobi bersepeda hanya sebagai cara untuk mencari kesenangan di saat senggang, bagi Yudi, sepeda sudah menjadi pilihan hidupnya, selain itu sebagai sarana untuk berbuat kebaikan kepada masyarakat. Ia mengaku salama ia menjadi anggota dewan, sudah banyak warga yang ia bagikan sepeda. Pada periode ketiga ia menjabat sebagai anggota dewan tahun 2019 lalu, Yudi tidak tangung-tangung mencanagkan untuk membagikan 5 ribu sepeda ke seluruh wilayah di Batam, bukan hanya berasal dari dapil (daerah pemilih) konstituen-nya saja tapi juga dibagikan secara merata. Saat ini, sudah 3 ribu sepeda yang telah ia bagikan. “kalau yang tercatat sudah tiga ribu sepeda, kalau tidak tercatat bisa lebih dari itu,”pungkasnya. “saya juga punya kegiatan untuk menjaga lingkungan, pekerjaan saya ya gini kampanye menggunakan sepeda, Kalau yang lain kampanye pasang muka, saya kampanye pasang sepeda hehehe,” celoteh Yudi saat di wawancarai di Malioboro.
Kegiatanya bagi-bagi sepeda itu ia ungkapkan dari mana sumber dananya berasal. Menurutnya, ribuan sepeda yang ia bagikan itu keluar dari gaji dan tunjanganya pribadi, “itu saya bagikan dari uang yang saya dapat, ada yang dari slip gaji dewan, tunjangan komunikasi dewan setiap bulan dan pendapatan halal dewan, Selain itu masih ada bantuan dari CSR yang memiliki kepedulian yang sama dengan saya”. berbagai pendapatan yang harusnya bisa ia nikmati justru ia pakai untuk berbagi sepeda.
“Setelah kita dipilih kita juga harus sadar dan punya malu. Gaji, tunjangan, dan kewenangan yang kita punya itu dari orang yang milih kita, ya kita harus balikin ke mereka,” tegas Yudi. Dirinya amat sadar bahwa status yang dia miliki sekerang tidak datang begitu saja, ada amanat dari rakyat yang harus ia tunaikan terlebih dahulu.
Karena kebiasaanya bersepada itu, ia jadi lebih sering dikenal masyrakat. Hal itu tentunya menjadi stimuli (rangsangan) bagi orang-orang untuk lebih dekat kepada Yudi sebagai anggota dewan. Ia ingin tetap memperlihatkan kerendahan dirinya bahwa sebagai anggota dewan yang memiliki kedudukan lebih tinggi secara sosial namun harus tetap membumi supaya dikenal masyarakat sekaligus bentuk terimakasih kepada masyarakat yang telah memberikan kepercayaan kepadanya.
Bagi Yudi, sepeda merupakan bentuk dari komunikasi kepada masyarakat sekaligus tanggung jawab moril yang ia jalankan. Dia menjelaskan dalam menjalankan komunikasi melalui sepeda, dia selalu netral dan tidak berbau politis.
Yudi tak mau ketinggalan memanfaatkan media sosial untuk berbagi keseruan nya dalam menjalankan aktifitas sehari-hari terutama saat bersepeda. Ia kerap juga membagikan kegiatanya bersepeda di media sosial. Disamping itu ia juga membuat grub di Facebook sebagai sarana komunikasi kepada masyarakat. “cari saja di grub di Facebook namanya Yudi Kurnian, ada banyak grub yang sepeda yang saya buat disana,” ujarnya. Sebagai tokoh publik penggunaan media sosial memang dibutuhkan di tengah derasnya arus informasi yang ada.
Di grub tersebut banyak kegiatan Yudi yang diunggah, mulai dari aktivitas dirinya sebagai anggota dewan hingga kefiatan bersama keluarga. Seperti di grub fanpage yang ia buat di Facebooknya yang bernama ‘Yudi Kurnain DPRD’ yang memposting programnya ‘GOLI’ (Gowes Lingkungan). Dalam gambar tersebut nampak Yudi menaiki sepeda lipatnya dengan narasi yang cukup menarik. Dalam postingan berupa poster tersebut memperlihakan dua tahun sudah masa baktinya menjadi anggota DPRD Kepri semenjak terpilih kembali pada 2019, “Dua Tahun Sudah DPRD Kepri Ku Jalani Sebagai Wakil Rakyat.” Bakti yang memasuki hampir setegah perjalanan sejak menjabat, mengingat masa jabatan seorang DPRD adalah 5 tahun.
Bukan hanya itu, narasi tersebut ternyata masih bersambung, “Kusapa Dengan Tunjuangan Komunikasi, ASPIRASI Memang Hak Mereka.” Narasi tersebut memperlihatkan Yudi selalu mengutamakan komunikasi ketika bertemu dengan rakyat yang dia wakili dan juga dirinya yang selalu memberi ruang bagi siapapun untuk menyalurkan aspirasi dan siap menjadi penyambung lidah masyarakat.
Di periode ketiganya menjadi anggota dewan ini, Yudi masih akan tetap konsen dengan programnya yaitu berbagi manfaat kepada masyarakat melalui sepeda. Sebagai wakil rakyat, ia sadar bahwa mengedepankan kebutuhan rakyat menjadi prioritas. Kepercayaan dari banyak orang merupakan tanggung jawab yang harus dijalankan. Sepeda memang terlihat sederhana, ya. Akan terlihat sepele jika dilihat dari segi materialistiknya. Namun dibalik itu semua ada nilai manfaat yang besar bagi setiap orang. Bagi Yudi, hidup sehat harus bisa menjadi sebuah kebiasaan yang wajib ditularkan.
“selagi saya diberikan kesehatan dan bisa bersosial di masyarakat, InsyAllah bakalan sepedahan terus,” terangnya
(Tugas mata kuliah Jurnalistik II Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Respati Yogyakarta)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.