Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Rina Mariana

Sekolah dan Harapan

Lomba | Wednesday, 08 Feb 2023, 11:01 WIB

NAMA                                    : RINA MARIANA

JUDUL ESSAY : SEKOLAH DAN HARAPAN

ALUMNI ANGKATAN        : 2005 - 2006

Setiap insan manusia memiliki harapan dan cita-cita yang sama, yaitu kenginan untuk meraih kesuksesan. Mereka yang memiliki cita – cita untuk sukses tentunya memiliki harapan yang besar untuk cita – cita yang gemilang. Akan tetapi untuk meraih kesuksesan tersebut tidaklah semudah kita membolak balikkan telapak tangan, melainkan penuh dengan usaha, perjuangan dan pengorbanan. Seperti pepatah bilang “ Raihlah Cita – Cita Mu Setinggi Bintang Di Langit”. Secara logika ketinggian langit tidak akan pernah bisa kita ukur, mimpi itu tidaklah mudah untuk di raih , kecuali dengan usaha yang sungguh – sungguh. Itulah sebuah perumpamaan bahwa bermimpi pun tidak akan cukup untuk mewujudakan cita –cita melainkan kita harus memiliki tempat untuk mencari ilmu yang bisa membawa kita menuju ke arah kesuksesan yaitu dengan sekolah.

Sekolah adalah sarana untuk menemukan sesuatu yang baru dalam hidup kita, baik secara formal ataupun non formal. Sekolah merupakan wadah untuk mengasah dan menggali informasi apa saja yang kita inginkan. Sekolah membentuk karakter dan kepribadian siapapun yang terlibat di dalam nya, bisa secara langsung ataupun tidak langsung . Sekolah juga merupakan wadah untuk membimbing generasi – generasi muda yang memiliki harapan, cita – cita dan keinginan untuk sukses. Sekolah adalah tempat yang akan mengantarkan siswa

– siswi menuju masa depannya. Dari sekolah kita akan belajar banyak hal, kita memperoleh ilmu. Sekolah bukanlah sesuatu yang bisa kita sepelekan begitu saja tanpa sekolah kita tidak akan pernah bisa menjadi siapa – siapa.

Dan itu semua tidak terlepas dari komponen – komponen yang terlibat di dalamnya. Salah satu komponen terpenting adalah Guru. Peranan guru menjadi sangat penting dalam pembentukan karakter siswa karena semakin tinggi kemampuan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, semakin tinggi pula keberhasilan guru dalam menanamkan nilai karakter siswa tersebut. Salah satu nya dengan cara menanamkan rasa optimisme dan harapan sejak dini kepada siswa sehingga dalam hati mereka akan berusaha dengan sunguh – sungguh untuk meraih apa yang di cita – citakan.

Peran utama seorang guru adalah sebagai Pengajar(Teacher), sebagai Pendidik(Educator), dan sebagai Pelatih(Trainer) bagi anak didiknya. Fungsi guru sebagai Pengajar adalah mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didiknya dari yang tidak tahu menjadi tahu. Jadi saya berharap guru yang disediakan benar – benar dapat memahami suatu mata pelajaran dengan maksimal. Kedua, fungsi guru sebagai Pendidik adalah sebagai panutan perilaku yang patut dicontoh dalam mendidik nilai – nilai moral dan keteladanan kepada anak didiknya. Saya sangat menghargai guru yang disiplin dan jujur. Disiplin terhadap diri sendiri misal disiplin waktu, dan disiplin terhadap penilaian kepada muridnya.

Seorang guru juga memerlukan IQ(Intelligence Quotient), EQ(Emotional Quotient) dan SQ(Spiritual Quotient) untuk menerapkan tingkat intelejensi yang baik dan saling terkait. Terakhir fungsi guru sebagai Pelatih adalah bukan hanya sekedar tahu teori saja, namun melatih para murid agar mengerti dan dapat melakukan ilmu – ilmu yang diterapkan sekaligus mampu menerapkannya.

Kualitas sekolah juga dilihat dari bagaimana upaya guru – guru untuk dapat memberikan yang terbaik kepada anak didiknya. Salah satu caranya adalah dengan cara memberikan stimulasi dan keyakinan bahwa kesuksesan itu impian semua orang dan tidak ada yang tidak mungkin, semua kita mampu meraihnya. Rasa optimisme yang kita tanamkan sejak dini kepada mereka bisa jadi itu akan membakar semangat mereka untuk rajin belajar dan meraih apa yang mereka cita – citakan.

Cita – cita tidak ada batasnya. Setiap manusia berhak memiliki mimpi setinggi apapun tanpa memandang ras, agama, gender, usia, status sosial, maupun fisiknya. Ada kutipan yang menarik dan positif dari seorang tokoh yang bernama Charles Hummel yang mengatakan . “masa lalu tidak dapat diraih kembali, kendati kita dapat belajar darinya; masa depan belum kita miliki tapi kita harus merencanakanya. Saatnya adalah sekarang. Yang kita miliki hanya hari ini”. Melalui kutipan tersebut rasanya tidak mungkin bila ada orang yang tidak memiliki mimpi atau cita – cita. Jangan meremehkan bahwa sebenarnya peran mimpi dan cita

– cita lah yang akan menentukan masa depan kita kelak.

Sejak kecil kita semua pasti sering ditanya mau jadi apa kalau sudah besar nanti, ingin bekerja apa dan sebagainya. Pertanyaan itu sering kita dengar ketika sekolah di Taman Kanak

– Kanak dan Sekolah Dasar. Saat kecil kebanyakan anak akan menjawab mau jadi dokter, polisi, guru atau pilot. Dan saya adalah salah satu anak yang dulu ketika ditanya saya ingin sekali menjadi seorang dokter, dan jawaban itu sangat lumrah karena pada dasarnya kita

belum tahu arti dari sebuah cita – cita. Pada akhirnya ketika kita beranjak dewasa kita tahu dan mengerti arti sebuah cita – cita dan tujuan hidup ke depan, maka sejak itulah kita harus berfikir realistis tentang cita – cita di masa depan.

Cita – cita sendiri bagi saya mempunyai arti suatu harapan yang dari dulu saya impikan, suatu impian yang selalu saya genggam dan saya doakan bahwa suatu saat nanti saya akan meraihnya. Cita – cita mempunyai arti yang berbeda bagi setiap orang, banyak yang beranggapan cita – cita adalah sebuah mimpi yang sangat sulit di raih, sebetulnya itu kesalahan besar. Karena cita – cita pasti bisa diraih apabila kita berusaha dengan bersungguh

– sungguh dan jangan lupa untuk berdoa dan menyerahkan sepenuhnya pada yang diatas. Definisi yang sebenarnya dari cita – cita adalah sebuah impian yang dapat membakar semangat untuk terus melangkah maju dengan langkah yang jelas dan mantap dalam kehidupan ini sehingga ia menjadi sebuah akselarator untuk pengembangan diri namun bagi yang mengganggap cita – cita sebagai mimpi maka ia adalah sebuah angan belaka tanpa api yang dapat membakar motivasi untuk melangkah maju dan selalu berpikir pesimis.

Masa depan kita adalah tujuan hidup kita sekarang, bukan lagi sebuah angan – angan atau sebuah bunga tidur saja, akan tetapi adalah sebuah tujuan nyata yang akan kita raih. Tentunya semua itu di perlukan kerja keras, doa, pengorbanan, restu orangtua, dan selalu berfikir optimis. Tujuan sebenarnya adalah sebuah hasil dari yang kita lakukan sekarang bukan apa yang kita mimpikan sekarang. Karena apa yang kita inginkan belum tentu terjadi sesuai dengan keinginan kita. Masa depan kita adalah harapan kita. kita sendiri yang menentukan tidak ada campur tangan orang lain. Apa yang kita tabur itulah yang akan kita tuai. Maka lihatlah apa yang kita lakukan sekarang. Kita hanya memiliki dua pilihan, pilihan untuk menjadi rajin atau pilihan untuk menjadi pemalas.

Jadi sekolah dan harapan adalah dua hal yang berkaitan sangat erat. Tidak mungkin orang yang tidak pernah bersekolah bisa memiliki harapan untuk menjadi orang sukses. Karena sesungguhnya sekolah itu sendiri tidak hanya kita peroleh dari sebuah lembaga resmi. Ada juga yang sekolah hanya mengandalkan tempat seadanya dengan fasilitas seadanya, tanpa memiliki kurikulum yang jelas tapi dengan kesungguhan hati yang kuat dan niat yang tulus untuk memperoleh ilmu, justru itu yang bisa memperoleh kesuksesan.

Satu hal yang harus kita ketahui bersama, sekolah itu tidak hanya yang memiliki gedung bertingkat, fasilitas yang mewah, dan siswanya terdiri dari anak orang – orang kaya yang akan menjamin kesuksesan alumninya. Mereka yang sukses adalah mereka yang

memiliki semangat belajar yang tinggi, memiliki kesungguhan hati, memiliki harapan dan cita –cita tanpa batas. Maka dari sinilah kita bisa mengambil kesimpulan bahwa sesungguhnya harapan itu kita yang ukir melalui ketekunan kita di sekolah.

Mudah – mudahan dengan harapan yang kita miliki sekarang, kita tidak akan cepat puas dengan apa yang sudah kita raih. Teruslah berusaha menggapai semua harapan kita, karena harapan kita masih panjang.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image