Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Prof. Dr. Budiharjo, M.Si

Fatwa Jihad NU dan Perjuangan Prof. Dr. Moestopo

Info Terkini | Tuesday, 07 Feb 2023, 17:20 WIB

Pendiri Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) memiliki keterkaitan erat dengan perang 10 November berkat adanya Resolusi (Fatwa) Jihad yang dikumandangkan pendiri NU KH. Hasyim Asy'ari. Resolusi itu menjadi bahan bakar perlawanan bangsa Indonesia hingga pecah pertempuran 10 November 1945. Prof. Dr. Mayjen (Purn) Moestopo yang saat itu masih menjadi tentara BKR mengatur siasat agar kemerdekaan Indonesia yang telah diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 dipertahankan.

Jepang menyerah kepada sekutu karena bom atom AS di Hiroshima dan Nagasaki. Moestopo yang saat itu menjabat sebagai Komandan BKR Jawa Timur mengambil inisiatif untuk melucuti tentara Jepang sebelum sekutu datang ke Indonesia. Dengan Bung Tomo, perang Surabaya menjadi sangat heroik. Bung Tomo sendiri meminta restu KH. Hasyim Asy'ari untuk memulai perlawanan rakyat terhadap penjajah.

Tentara Sabilillah bergerak untuk memulai perlawanan. Pasukan Inggris di Surabaya dipimpin oleh Jenderal Aubertin Walter Southern (AWS) Mallaby. Belakangan, Jenderal tersebut berhasil dibunuh oleh arek-arek Suroboyo dan membuat marah pasukan Inggris.

Pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dikumandangkan, Jepang menolak untuk mengakui kemerdekaan tersebut. Namun, penolakan itu melahirkan perang “Kempetai” di Surabaya. Arek-arek Suroboyo yang bersenjatakan bambu runcing mampu mengalahkan tentara Jepang dan merebut senjata mereka. Moestopo didaulat menjadi Menteri Pertahanan Ad interim dan menginstruksikan agar arek-arek Suroboyo bersiap menghadapi kedatangan tentara Sekutu. Pasukan saat itu sudah mendapatkan restu dari para kiai untuk berjihad sampai titik darah penghabisan.

Lobi Moestopo terhadap pasukan Jepang yang sudah kalah mental, membuahkan hasil. Dengan cerdik, Moestopo mengingatkan pada Panglima Jepang bahwa Jepang bukan hanya telah menjanjikan kemerdekaan kepada Indonesia, namun juga telah melatih bangsa Indonesia untuk melawan musuh bersama.

Oleh sebab itu, Moestopo meminta Panglima Jepang untuk menghormati janjinya agar Indonesia dapat mempersenjatai diri menghadapi pasukan Inggris dan sekutu. Tergerak oleh permintaan itu, akhirnya Panglima Jepang menyerahkan senjata pasukannya. Hasilnya, Moestopo mampu mempersenjatai sebuah divisi secara lengkap, termasuk tank. Dia menjadi Daidancho/Komandan Batalion yang berkedudukan di Gresik/Surabaya.

Moestopo memimpin pasukan selama pertempuran di Surabaya melawan tentara Inggris pada November 1945. Pasukan yang dipimpinnya dijuluki “Pasukan Setan” karena bergerak secara siluman. Selain itu, banyak anggotanya terdiri atas pencopet, residivis dan orang-orang yang dianggap "sampah". Meski begitu, prestasi pasukannya itu patut diacungi jempol. Salah satunya, mereka dipercaya Panglima Sudirman untuk menghambat gerakan Jenderal Spoor ke Jogjakarta.

Upaya secret war yang mereka lakukan antara lain menyerang Kebumen, Karanganyar dan meledakkan jembatan di antara Kebumen dan Gombong sehingga tank-tank kavaleri Belanda tidak dapat jalan. Barisan ini menjadi mata-mata, memasang pamflet-pamflet propaganda di pohon-pohon, serta mengungsikan rakyat yang lemah ke wilayah lain, salah satunya Jogjakarta.

Atas perjungannya itu, Prof. Dr. Moestopo lalu dianugerahi Pahlawan Nasional dengan pangkat terakhir adalam Mayor Jenderal. UPDM pun dikenal sebagai Kampus Merah Putih karena memang pendirinya adalah penjaga Dwiwarna. (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image