Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Trimanto B. Ngaderi

7 Kontribusi NU Dalam Membangun Peradaban Islam

Khazanah | Sunday, 05 Feb 2023, 11:48 WIB

7 KONTRIBUSI NU DALAM MEMBANGUN PERADABAN ISLAM

Mendigdayakan Nahdlatul Ulama

Menjemput Abad Kedua

Menuju Kebangkitan Baru

(16 Rajab 1344 – 16 Rajab 1444 H)

Pada 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926 M, sebuah pertemuan besar diselenggarakan di Surabaya. Dihadiri para ulama dari Jawa dan Madura. Pertemuan ini menghasilkan dua keputusan besar, yaitu pembentukan Komite Hijaz dan membentuk suatu organisasi sebagai wadah persatuan ulama dalam tugasnya memimpin umat menuju tercapainya cita-cita izzul Islam wal Muslimin yang diberi nama Nahdlatul Ulama (NU).

Berbicara mengenai kiprah NU yang akan memasuki abad kedua, tentu tidak dapat dipisahkan dari kiprah yang telah ditorehkan oleh para pendahulu di masa sebelumnya. Organisasi ini telah memberikan kontribusi yang sangat penting, bukan hanya bagi organisasinya sendiri melainkan juga kepada negara Indonesia dan dunia internasional. Bola dunia yang dipilih sebagai lambang NU merupakan wujud keinginan untuk ikut memikul tanggung jawab yang mulia terhadap jagad raya ini.

sumber gambar: https://okenu.id

Berikut 7 kiprah terbaik NU terutama dalam membangun peradaban Islam yang rahmatal lil ‘alamin, yaitu:

1. Mendirikan Lembaga Pendidikan

Salah satu ciri kemajuan sebuah peradaban adalah dibangunnya lembaga-lembaga pendidikan. Oleh karena itu, NU membangun pondok pesantren di seluruh pelosok Nusantara. Pondok pesantren merupakan sumbangsih terbesar NU untuk negeri. Selain pondok pesantren, NU juga mendirikan lembaga pendidikan umum mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.

2. Mendirikan LESBUMI

Lesbumi (Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia) merupakan organisasi kebudayaan Nahdhatul Ulama yang didirikan pada 1962. Usmar Ismail dan Asrul Sani pernah menjabat sebagai ketuanya. Keberadaan Lesbumi merupakan implikasi adanya kekuatan Lekra, organisasi kebudayaan Partai Komunis Indonesia (PKI), yang pada zamannya cukup berpengaruh di bidang kebudayaan.

Lesbumi menghimpun berbagai macam artis: pelukis, bintang film, pemain pentas, dan sastrawan. Lembaga ini juga beranggotakan ulama yang memiliki latar belakang seni cukup baik. Lahirnya Lesbumi di kalangan NU memperlihatkan momen budaya, yang bertujuan sebuah lembaga kebudayaan yang dapat melestarikan dan memoles seni budaya yang dihidupi warga NU. Ada dua hal penting berupa faktor intern. Pertama, kebutuhan akan pedampingan terhadap kelompok-kelompok seni budaya di lingkungan NU. Kedua, kebutuhan akan modernisasi seni budaya.

3. Melahirkan Kader Terbaik Bangsa

Kontribusi NU yang tak kalah penting adalah lahirnya beberapa tokoh yang memiliki kiprah penting dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk kiprahnya dalam mengembangkan dan memajukan peradaban Islam yang rahmatal lil ‘alamin. Beberapa di antaranya: KH Hasyim Asy’ari, KH Abdul Wahab Chasbullah, KH Hasyim Muzadi, dll. Juga tokoh yang cukup fenomenal yaitu KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang sangat konsen terhadap budaya dan peradaban, kerukunan antarumat beragama, demokrasi, dan moderasi beragama.

4. Komite Hijaz

Pada 1346 H (1928 M), NU mengutus KH Abdul Wahab Chasbullah dan Syeikh Ghanaim al Misri menemui Raja Hijaz dan Nejd Abdul Aziz bin Abdurrahman as Saud. Mereka meminta Raja Saudi untuk membatalkan rencana membongkar makam para sahabat dan para wali hingga pemindahan makam Rasulullah SAW. Juga membicarakan terkait kebebasan bermadzhab di Hijaz dan perbaikan pelaksanaan ibadah haji.

NU sebagai organisasi yang baru sudah merintis upaya perdamaian dunia, persatuan antarumat beragama dan antarmadzhab, serta menjaga warisan peradaban Islam berupa makam nabi dan para sahabat.

5. Bersama Merumuskan Arah Perjalanan Bangsa

Pada masa presiden pertama hingga Orde Baru, NU turut serta merumuskan arah perjalanan bangsa dengan pondasi yang begitu kokoh. Menyadari adanya berbagai perbedaan yang melingkupi bangsa, namun memiliki formula bersama agar keragaman tersebut menjadi sarana untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini bertujuan untuk membangun bangsa Indonesia yang memiliki karakter unggul, berkeadaban, dan menjunjung tinggi moralitas.

6. Membangun Jaringan Internasional

Salah satunya adalah yang dilakukan oleh KH Hasyim Muzadi selama menjadi Ketua Umum PBNU yaitu memastikan jaringan internasional dapat terjalin dengan baik. Bagaimana mengenalkan Islam di dunia internasional, Islam yang memiliki kontribusi besar terhadap peradaban, Islam memiliki nilai-nilai universal peradaban, Islam yang selaras dengan HAM dan demokrasi.

7. Merawat Indonesia, Merawat NKRI

NU memiliki peran besar dalam merawat negeri ini baik secara sosial, ekonomi, politik, maupun budaya. Termasuk secara internal, merawat jamaah di kalangan akar rumput.

Satu Abad Nahdlatul Ulama. Sebuah perjalanan panjang yang sarat makna. Semasa khidmatnya, NU telah menahbiskan kiprah terbaiknya bagi jagat raya. Ketika membicarakan sumbangsih NU yang akan memasuki abad kedua, hal mendesak yang harus dilakukan adalah refleksi diri akan khidmat para pendahulu.

Selamat Harlah 1 Abad Nahdlatul Ulama.

Referensi:

Abdul Mun’im DZ, Fragmen Sejarah NU, Menyambung Akar Budaya Nusantara, Pustaka Compass, 2017.

Majalah AULA edisi Februari 2023;

https://nu.or.id/

https://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image