Selamatkan Generasi dari Perzinaan
Agama | 2023-01-31 22:03:14Selamatkan Generasi Dari Perzinaan
Rochma Ummu Arifah
Pada suatu hari, Rasulullah Saw. sedang berada di dalam majelis bersama para sahabat. Kemudian, datanglah seorang pemuda dan ia pun bertanya kepada Nabi Saw. "Wahai Rasulullah izinkan aku untuk berzina", ujar pemuda tersebut. Seketika, para sahabat pun terkejut mendengar perkataan pemuda tersebut dan sebagian dari mereka merasa geram serta ingin memarahi anak muda itu. Namun Rasulullah Saw. dengan tenang meminta pemuda itu untuk mendekat pada beliau.
Beliau pun berkata, "Wahai anak muda, apakah engkau suka jika perzinaan itu terjadi pada ibumu?". Pemuda itu pun seketika terkejut dengan pertanyaan Rasulullah dan ia pun menjawab, "Tentu tidak wahai Rasulullah," tegasnya. Seketika Rasulullah pun juga menimpali jawaban si pemuda, "Demikianlah perasaan orang lain, ia pun tak akan suka jika hal itu menimpa pada ibunya."
Rasullullah pun melanjutkan dengan menanyakan hal yang sama yaitu bagaimana jika hal perzinaan itu menimpa anak perempuannya, saudara perempuannya dan juga bibinya. Jawaban si pemuda tetap tidak rela dan ditimpali lagi oleh Rasulullah bahwa demikianlah perasaan orang lain yang tak suka dan rela jika ada yang berzina dengan anak perempuan, saudara perempuannya atau pun bibinya.
Kemudian Rasulullah Saw. mendekati pemuda tersebut dan meletakan tangan beliau di atas dada pemuda tersebut seraya membacakan doa, "Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya, dan peliharalah kemaluannya (jauhkan dari zina)." Sejak peristiwa itu, terjagalah diri si pemuda dari godaan untuk melakukan perzinaan. (Hadis riwayat Ahmad).
Perzinaan di Zaman Modern
Inilah kisah yang banyak kita jumpai di zaman modern saat ini. Justru perzinaan seakan semakin marak dan banyak dilakukan oleh manusia. Sebagai bukti dari hal ini adalah viralnya kasus permintaan dispensasi nikah yang mencuat baru-baru ini. Beberapa wilayah di Indonesia, khususnya di pulau Jawa dan lebih khususnya provinsi Jawa Timur digemparkan dengan banyaknya kasus pengajuan dispensasi nikah yang dilakukan oleh masyarakat. Mirisnya, sebagian besar pengaju ini dikarenakan si wanita sudah hamil duluan. Tentu hal ini membuka mata kita bahwa generasi muda kita saat ini terpapar dengan bahaya zina yang nyata di depan mata.
Tak dapat dipungikiri bahwa gaya hidup bebas ala kehidupan liberal saat ini membuka peluang yang amat besar untuk perzinaan. Masyarakat mulai meninggalkan nilai-nilai agama dan mengadopsi nilai kebebasan ini. Sehingga, seakan tak ada batasan dalam bertingkah laku di masyarakat. Kebahagiaan yang dikejar pun hanya sebatas kebahagiaan ragawi yang sering kali berujung pada penderitaan dan nestapa, contoh nyata adalah perzinaan yang berakhir dengan kehamilan tak diinginkan.
Ditambah lagi dengan semakin jauhnya umat Islam dari ajaran agamanya. Hal ini semakin memperparah keadaan keimanan mereka. Akidah menjadi setipis benang. Kesadaran untuk selalu diawasi oleh Sang Pembuat Kehidupan pun tak ada. Mudah sekali melakukan kemaksiatan dan dosa, terlebih selalu ada kesempatan yang tak ingin untuk dilewatkan.
Pemuda saat ini pun juga sangat jauh dari kualitas yang diharapkan sebagai pemimpin. Dari kasus maraknya dispensasi nikah ini pun dapat dilihat bagaimana gambaran generasi yang diharapkan mampu memimpin bangsa ini. Generasi yang jauh dari nilai Islam adalah sangat rapuh. Untuk memimpin diri mereka sendiri tak mampu, apalagi untuk memimpin peradaban Islam.
Adakah Solusi Selain Islam?!
Jika pada kisah di awal tulisan ini disebutkan bahwa pada akhirnya si pemuda tersebut didoakan oleh Rasulullah Saw. untuk terhindar dari zina, sudah semestinya doa tersebut menjadi doa wajib yang diucapkan oleh setiap orang tua. Demi menjaga anak keturunan mereka dari bahaya zina yang semakin menebarkan jebakan berbahayanya.
Namun, apakah semua orang tua menyadari tugas mereka membentengi keluarga dari segala bentuk kemaksiatan yang mendatangkan murkanya Allah? Tentu tidak. Tak sedikit orang tua yang sama-sama jauh dari nilai ajaran Islam. Mereka pun juga menjadi korban paham liberalis-sekuler yang ada di kehidupan mereka saat ini. Hidup bebas dan jauh dari pemahaman agama menjadi hal yang biasa. Menjadikan orang tua tak menjalankan peran mereka dengan baik sebagai orang tua.
Lantas, kepada siapa harapan ini ditujukan jika orang tua tak berhasil menjadi sandaran kuat? Masyarakatkah? Negarakah? Atau siapa? Masyarakat saat ini juga cerminan dari individu orang tua yang minim pemahaman agama. Masyarakat juga menjadi kumpulan manusia yang terikat oleh aturan selain Islam dalam kehidupannya yaitu sekuler-liberal. Sebelas dua belas dengan keadaan orang tua.
Berharap pada negara? Kita tentu tahu betapa negara saat ini tidak memainkan perannya di banyak lini, salah satunya adalah dalam penjagaan generasi ini. Sistem pendidikan tak banyak mendukung mereka untuk mencetak menjadi generasi unggul yang memaksimalkan potensi berpikir. Kemudahan digital tanpa ambang batas juga semakin menjerumuskan mereka pada jurang kemaksiatan. Tak aneh, inilah gambaran negara yang tak memegang teguh ajaran Islam dalam kehidupan bermasyarakatnya.
Sejatinya, hanya dengan Islam-lah segala bentuk bahaya akibat perzinaan ini dapat dihindarkan. Layaknya, Rasulullah yang mendoakan pemuda tersebut, Nabi saw. juga menerapkan mekanisme praktis untuk membentuk pemuda dengan kualitas unggul yang mampu melawan godaan zina. Mulai dari pembangunan akidah dan kesadaran bahwa setiap manusia adalah makhluk Allah yang selalu diawasi. Kesadaran bahwa ada dosa dan balasan neraka terhadap segala kemaksiatan yang dilakukan. Sebagaimana apa yang disebutkan di salah satu ayat di dalam Al-Qur’an yaitu di Surat Al-Isra’ ayat 32 yang berbunyi, “Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” Ayat ini tentu menjadi penyemangat sendiri untuk menjauhi zina karena sudah disebutkan sebagai larangan di dalam ayat ini.
Rasulullah Saw. juga mencontohkan bagaimana membentuk masyarakat Islam yang dilandaskan pada ajaran Islam. Masyarakat ini mampu menaati seluruh ajaran Islam tanpa terkecuali sehingga ajaran ini tertanam dalam diri mereka membentuk satu ciri khas kehidupan. Negara pun memainkan perannya untuk mengawal pembentukan masyarakat dengan ciri keimanan dan kepatuhan pada ajaran Islam ini. Inilah negara yang didasarkan pada aturan Islam yang telah terbukti mampu menjaga generasi dari perzinaan. Tentu inilah yang amat dibutuhkan masyarakat dan generasi saat ini. Wallahu ‘alam bishowab.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.