Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ely Widayati

Menghalau Anggapan Sulit Bahasa Inggris di Kalangan Peserta Didik

Guru Menulis | Saturday, 28 Jan 2023, 10:05 WIB

Pembelajaran bahasa Inggris merupakan salah satu pembelajaran yang sulit bagi para siswa. Persoalan klasik ini sebenarnya telah ada dari zaman ke zaman. Permasalahan sulit berbicara, sulit memahami dan seabrek kata tidak bisa melingkupi pembelajaran bahasa asing itu.

Bagaimana bisa mencapai sebuah impian yang merupakan amanat dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 1 ditegaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya bisa terwujud?

Adalah sebuah peluang dan sekaligus tantangan bahwa dalam pembelajaran bahasa asing terutama bahasa Inggris para siswa mengalami hambatan. Yang jelas bahasa asing itu bahasa yang melawan bahasa ibu maka pikiran siswa sehingga kesan pertama yang diterima adalah sebuah keruwetan, ripuh dan endingnya adalah sebuah kata ‘pelik atau sukar’.

Sebagai guru tentunya tidak akan tinggal diam apabila peserta didik mengalami kesulitan dalam pembelajaran. Hal yang perlu dilakukan dalam mengatasi permasalahan tersebut antara lain memberikan wacana berpikir (mind set) bahwa bahasa Inggris itu mempunyai tata aturan yang hampir sama dengan bahasa Indonesia misalnya dalam hal pola kalimat yakni terdiri dari subyek, predikat, obyek dan keterangan.

Selanjutnya memberikan slogan bahwa bahasa Inggris itu mudah. Hal ini penting untuk menghalau virus belajar dan juga anggapan yang mengatakan bahwa bahasa Inggris itu sulit. Karena persoalan ini telah begitu mengakar dalam hati dan pikiran siswa.

dokumentasi katabijakbahasainggris.com

Menghilangkan dan meminimalisir kata “aku tidak bisa” dengan kata “aku bisa”. Kalimat ini juga sampai saat ini masih menjadi momok diantara peserta didik. Maka pendidik sebaiknya melakukan sebuah kesepakatan pada awal semester misalnya untuk tidak melakukan perbuatan itu dengan mengatakan kalimat tabu tersebut. Dalam kesepakatan yang dibuat Bersama-sama dalam kelas antara guru dengan peserta didik.

Sama halnya dengan belajar bahasa asing yang lain, dalam proses penguasaan kosa kata misalnya peserta didik diharapkan dapat melibatkan panca indra mereka sesering mungkin. Tindakan yang melibatkan panca indra sangat penting dalam proses pemerolehan bahasa asing. Peserta didik bisa diajak melihat berita dalam bahasa inggris yang terdapat subtitlenya. Hal ini penting karena antara yang ditulis dengan yang di ucapkan akan berbeda dalam banyak kasus.

Mendengarkan bunyi kosa kata sesering mungkin agar terbiasa mendengarkan bunyi unik dari huruf-huruf dalam kosa kata misal huruf ‘W’ kok bisa dibaca double u, huruf ‘Y’ dibaca way dan lain sebaginya. Melatih mereka dengan mendengarkan lagu berbahasa asing juga tidak salah.

Hanya dalam melatih dengan menggunakan lagu, guru terlebih dahulu melakukan seleksi terhadap lagu-lagu yang sifatnya edukasi tidak melulu bertemakan roman picisan. Sesekali mengajak mereka berkaraoke di kelas dengan menggunakan media interaktif yang tersedia. Ajak mereka melihat, mengamati, mendengarkan, dan mengucapkan sesuai dengan kaidah bahasa Inggris.

Proses pembelajaran bahasa asing akan efektif dengan menggunakan berbagai media yang dapat membantu proses belajar mengajar bahasa asing menjadi lebih baik dan bermakna. Guru sebagai pendamping dan fasilitator di kelas mempunyai kuasa penuh untuk mengatur peserta didik, mengkondisikan mereka untuk tetap focus dan berjalan pada jalurnya. Penguasaan materi, penguasaan kelas yang baik, pemanfaatan media pembelajaran yang tepat, menjadi prasyarat mutlak dalam pembelajaran bahasa asing terutama bahasa Inggris.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image