Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Arif Minardi

Buruh Migran Banyak Jadi Korban dan Urgensi Desmigratif

Info Terkini | Saturday, 28 Jan 2023, 09:46 WIB

Kasus sebelas tenaga kerja wanita (TKW) atau buruh migran yang menjadi korban penipuan penggandaan kekayaan atau pesugihan sebaiknya diusut hingga tuntas. Dua dari 11 buruh migran itu juga menjadi korban pembunuhan berantai dengan tiga tersangka Wowon alias Aki, Solihin, dan Solehudin. Kedua korban tersebut bernama Farida dan Siti Fatimah. Kasus ini menjadi indikasi masih rendahnya pengetahuan dan tingkat literasi para pahlawan devisa sehingga mereka mudah ditipu dan diperdaya.

Hasil penelusuran terhadap para buruh migran yang menjadi korban aksi kejahatan Wowon Cs dengan modus penggandaan uang. Mereka telah mengirimkan uang hingga ratusan juta rupiah melalui rekening maupun melalui western union sejenis wesel yang bisa diambil di kantor pos dan di kantor pegadaian kepada pelaku kejahatan.

Kasus ini menunjukkan bahwa para buruh migran yang memiliki sejumlah dana hasil memeras keringatnya masih bingung bagaimana cara mengelola dana tersebut, Mereka tidak memiliki pengetahuan yang cukup untuk mengelola uangnya dengan cara yang benar dan aman.

Kondisi buruh migran juga sangat rentan dijerumuskan sebagai pelaku tindak kejahatan. Ironisnya pemerintah belum menemukan jalan untuk mengatasi masalah itu. Kita tidak boleh menutup mata bahwa semakin banyak pekerja migran yang terjerat kasus hukum. Menurut catatan Direktur Perlindungan WNI dan buruh migran Indonesia Kementerian Luar Negeri dalam tempo enam bulan saja terjadi ribuan kasus yang menjerat TKI di luar negeri. Selama ini pihak Kemlu mengakui banyak kesulitan dalam menangani kasus yang melibatkan buruh migran seperti kasus pembunuhan, perzinahan, pelacuran, pencurian, pengedaran narkoba dan lain-lain.

Untuk meningkatkan daya saing dan mengurangi jumlah buruh migran yang terjerat kasus perlu program meningkatkan literasi bagi buruh dan keluarganya. Tak bisa dimungkiri indeks literasi buruh kini masih terpuruk. Menurut UNESCO, definisi Literasi adalah kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, keluarga dan masyarakat.

Dengan tingkatan literasi yang bertambah buruh bisa meningkatkan kompetensi lebih cepat dan mampu memproteksi diri sendiri terhadap modus kejahatan.

Saatnya mendayagunakan remitansi serta menyelenggarakan program capacity building atau pengembangan kapasitas buruh migran beserta keluarganya di kampung halaman lewat pelatihan wirausaha. Program capacity building atau pengembangan kapasitas bertujuan memberikan ketrampilan praktis untuk berusaha.

Bank Indonesia mendorong pengembangan Program Desa Migran Produktif (Desmigratif) yang dicanangkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan. Program Desmigratif sangat strategis mengingat besarnya kontribusi penghasilan TKI terhadap devisa Indonesia.

Program Desmigratif merupakan program lintas kementerian bersama Bank Indonesia. Yaitu Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, serta Badan Ekonomi Kreatif.

Sasaran Program Desmigratif adalah kantong TKI dan memiliki tujuan utama berupa solusi praktis sosial dan ekononi seperti menjaga keutuhan keluarga TKI. Dalam pelaksanaannya, terdapat 4 pilar kegiatan utama, yaitu layanan migrasi, usaha produktif, community parenting, dan pembentukan Koperasi Desmigratif.

Bank Indonesia mendukung Desmigratif dengan langkah nyata, antara lain memudahkan remitansi bagi TKI. Mekanisme pengiriman uang dari TKI kepada keluarganya saat ini masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti masih banyak dilakukannya remitansi melalui perantara serta proses remitansi yang kurang efisien dan efektif.

Untuk itu, BI mendorong dikembangkannya model bisnis remitansi yang lebih efisien, efektif, mudah, dan terjangkau. Model bisnis tersebut terdiri dari kerja sama dengan pihak penyedia jasa untuk memfasilitasi remitansi, yaitu berupa transfer melalui telepon genggam ke telepon genggam, secara host to host, dari agen ke agen, transfer menggunakan Cash Deposit Machine, serta transfer dari kantor pos ke kantor pos.

Program lain yang didorong Bank Indonesia dalam pengembangan Desmigratif adalah melaksanakan pengembangan UMKM Desmigratif, dengan mengambil peran sebagai narasumber pendidikan dan pengembangan UMKM, pelatihan kewirausahaan dan pendampingan klaster ketahanan pangan.

Setiap tahun para buruh migran mengalirkan uang ratusan triliun ke negerinya. Jumlah tersebut bisa dianalogikan transfusi darah segar dari luar negeri terhadap perekonomian bangsa, khususnya ekononi pedesaan. Sayangnya, aliran remitansi itu sebagian besar belum digunakan untuk kegiatan yang produktif dan kurang terpola untuk pembangunan desa. Diperlukan program untuk menimbulkan kesadaran semua pihak terkait dengan pengelolaan aliran remitansi dari buruh migran lewat pelatihan.

Hingga kini pemanfaatan remitansi secara efektif bagi pengembangan usaha-usaha produktif di desa belum terwujud dengan baik. Aliran remitansi yang dikirim oleh buruh migran kurang terkelola dengan baik, justru oleh keluarganya digunakan untuk hal-hal yang tidak produktif bahkan untuk berfoya-foya. (AM)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image